credit |
Blog ini memang serupa buku diary. Jadi biarkan saya menuliskan apapun buah pikiran ataupun uneg-uneg di sini. Sekali-dua kali-atau berkali-kali, ya, biarlah. Toh, menulis -khususnya di blog ini- bagi saya salah satunya adalah sebagai sarana self healing. Seperti yang terjadi saat ini, adalah masa penyembuhan saya dari sakit (yang sebenarnya sakit biasa saja, sih). Cuma sekawanan flu dan rekan-rekannya yang kemarin sempat mampir ke tubuh saya. Tapi, mereka telah merampas kebahagiaan saya. (eh, kok jadi menyalahkan pihak/hal lain? Bukankah bahagia itu kita sendiri yang menciptakan? Haha.). Dan hari ini, kondisi saya sudah membaik. Alhamdulillah.
Sedih sekali ketika bulan yang diagung-agungkan umat Islam, termasuk saya, telah hadir di depan mata, lalu saya tak dapat menyambutnya dengan suka cita. Maksud hati bergembira, tapi apa daya fisik tak mendukung. Ramadhan yang mubarak, hadir melambai-lambai pada saya yang tergeletak tak berdaya di sudut kamar. Rasanya badan terasa berat sekali untuk sekadar duduk membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. Atau berlama-lama bermunajat pada Rabb pemilik semesta untuk melantunkan ribuan dzikir dan doa.
Saya ingin sekali memperbanyak ibadah di bulan suci dengan apapun yang saya bisa. Ingin memasakkan suami dan anak-anak menu sahur dan berbuka puasa, menemani anak-anak bermain di kala siang, menemani si kakak mengaji dan menghafal surat-surat pendek seusai shalat tarawih, membersihkan rumah, mencuci, dan sebagainya... Tapi saya tak dapat melakukannya pada awal-awal bulan Ramadhan ini.
Sedih. Pada saat panas menghantam tubuh, hanya bisa memohon pada Allah, semoga demam yang tinggi itu bisa sebagai salah satu cara menggugurkan dosa-dosa. Meski saya tahu, dosa-dosa saya terlalu banyak untuk digugurkan hanya lewat rasa sakit yang mungkin bagi orang lain rasanya tak seberapa itu.
Kadang terlintas di pikiran, apakah diri ini terlalu hina, hingga tak pantas menyambut Ramadhan nan suci? Sehingga Allah menghukum saya dengan menghadirkan penyakit di tubuh ini?? Namun saya mencoba untuk positive thinking, ber-husnudzan pada Allah subhanahu wa ta'ala, bahwa dengan dihadirkannya rasa sakit di awal Ramadhan, mungkin saya akan lebih menghargai detik demi detik yang tersisa di bulan ini. Mungkin Dia terlalu sayang sama saya, sehingga Dia ingin agar saya bisa mengisi sisa Ramadhan dengan sebaik-baik amalan.
Ya Allah... semoga saya bisa mengisi waktu yang tersisa ini dengan sebaik-baiknya.
Tak dipungkiri, semangat saya hadir terlambat di bulan penuh berkah ini. Tapi baiklah, lebih baik terlambat daripada tidak ada semangat sama sekali. Yang pertama niat, kemudian semangat, lalu lakukan!
Bismillahirrahmanirrahim... Saya bersemangat mengisi hari-harimu, Ramadhan! Semoga semangat ini terus menyala hingga akhir bulan, hingga bulan-bulan yang akan datang setelahmu, hingga aku dapat bertemu denganmu lagi di tahun mendatang! Aamiin.
#catatanhati
Bener mba saya setuju kata-kata mba walaupun terlambat tapi tak apa lah aripada tak ada semangat sama sekali :) Aminn.. semoga aja semangat nya terus menyala sampai hari raya nanti :)
ReplyDeleteAku jadi sedih kak. Aku pun tak ada waktu sama sekali untuk tilawah atau bermunajat lama-lama. Tapi baca postingannya jadi semangat lagi. Semangat terus ya kak, semoga kita bisa mencapai kemenangan dihari fitri nanti! :)
ReplyDeletesemangat mbak, semoga bsia menjalani ibadah puasa dengan baik
ReplyDeleteSyafakillah Mba...
ReplyDeleteSemoga dimudahlancarkan ibadahnya di bulan Ramadhan Ini.. :)
Semangat mbak, Allah maha mengerti :))
ReplyDeleteSemangat, mbak. Di balik ujian sakit, pasti ada hikmahnya kok. Sekarang sudah sembuh kan? Hihihi...
ReplyDeleteSaya pas awal puasa juga agak lemah. Ya, mungkin karena lagi nyusuin, masa adaptasi. Tapi sekarang alhamdulillah sudah biasa. :)
semangattt mba Dekaaa, semoga lancar kita puasanya sampe akhir bulan Ramadhan yaa..
ReplyDeletebtw, kalo lagi gitu, terasa banget nikmat sehat yaa, aku juga seminggu lalu gak enak badan dan baru mendingan...
Semoga cepet sembuh mb...jaga kondisi badan dan pola makan. Klo capek istirahat...semoga msh bsa dipertemukan dengan Ramadhan selanjutnya,,, amin :D
ReplyDeleteAssalamualaikum..mba, syafakillah ya mba..saya juga sedih kalau pas puasa badan ngedrop.ngga bisa ngga sepakat Bahagia memang kita sendiri yang menciptakan.
ReplyDeleteSemangat mba, ramadhan mubarok buat mba dan keluarga. Salam kenal :)
ReplyDeleteayo semangat Mba Diah :)
ReplyDelete