(ini tulisan yang pernah saya posting di wall IIDN-Interaktif)
“Lho, mereka
ada di rumah kok Bu.”
“Lho, emang
iya? Oh saya kira mereka sudah mudik, kok pintu rumahnya tertutup rapat.”
“Sudah dua
tahun ini mereka selalu begitu. Tiap hari raya Idul Fitri malah pintu rumahnya
ditutup. Gak tau tuh, Bu. Orang aneh!”
Itulah percakapan
saya dengan bu Erwin, tetangga saya yang sedang silaturahim ke rumah saya,
setelah kami melaksanakan sholat Idul Fitri. Tetangga saya itu membicarakan
tetangga kami yang lain, sebut saja namanya bu Anwar, yang menurut beliau agak
berbeda dengan tetangga-tetangga yang lain. Saya yang orang baru di lingkungan
itu hanya manggut-manggut saja mendengarkan kalimat-kalimatnya yang meluncur
deras memenuhi telinga saya dengan info-info tentang tetangga-tetangga kami.
Saya kaget, bu
Anwar yang selama ini saya kenal baik ternyata kok ‘seperti itu’. Rasanya aneh
memang, biasanya, setahu saya, setelah sholat Idul Fitri orang-orang selalu
berkeliling, saling bersalaman, saling mengucapkan selamat hari raya, atau bermaaf-maafan.
Tentu saja pintu rumah juga terbuka lebar untuk menerima para tamu.
“Eh...., mbok
ya ke luar sebentar, ketemu tetangga-tetangga dekat, salam-salaman, gitu kan
bagus to, Bu,” tambahnya lagi.
“Njenengan
tau Bu, kadang anak-anaknya itu main ke rumah, ada makanan apa ya saya kasih. Sepeda
motor saya itu Bu, selalu tersedia buat mereka. Wong sepeda motor mereka
cuma satu, lha bu Anwar itu kalo jemput anak kan bolak-balik, ya pinjem
sepeda motor saya. Sepeda motor mereka ya kadang lagi dipakai sama pak Anwar. Gitu
kok hari raya aja gak mau keluar. Bukannya saya mau dimintai maaf, eh...,
saling mengucapkan minal aizin wal faizin lah...” curhat bu Erwin.
Saya hanya
senyum-senyum mendengar cerita panjang lebarnya, sambil terus berpikir kalau bu
Anwar itu ternyata kok ‘seperti itu’. Tapi diam-diam saya mulai merasa tidak
enak. Bukankah hari ini hari yang suci? Kenapa malah dinodai dengan menggunjing
orang lain? Mau menegur saya tidak berani, saya alihkan pembicaraan, beliau
balik lagi ke topik itu. Akhirnya saya hanya bisa berdoa semoga beliau
kehabisan kata-kata dan setelah itu pulang... Hehehe... (dan semoga segera
disadarkan kalau menggunjing orang lain itu dosa).
Setelah bu
Erwin pulang, saya menemui suami saya yang sedari tadi ada di dalam kamar,
tidak ikut ngobrol bersama kami.
“Bi, ternyata kok
gitu ya bu Anwar.”
“Gitu gimana?”
“Lho abi tadi gak
denger to brolan kami?”
“Ngapain
didengerin. Wong nggosip kok didengerin. Yang nggosip dan yang dengerin
sama-sama dosa lho. Lagi Idul Fitri pula.”
“Astaghfirullah...,
saya dosa ya bi? Lha mau gimana lagi, bu Erwin yang ngajak ngobrol seperti
itu.”
“Kita harus
bisa berpikir jernih, jangan berprasangka buruk dulu sama orang lain. Mungkin
tentangga-tetangga berpikiran negatif tentang bu Anwar. Tapi coba kita berada
di posisi bu Anwar dan keluarganya, apa kita bisa survive dengan keadaan
mereka? Lagi pula, mungkin mereka sedang ada permasalahan yang kita tidak tahu,
hingga mereka mengambil sikap seperti itu?” jelas suami saya, mengagetkan saya
untuk yang kedua kalinya, setelah tadi saya kaget dengan cerita bu Erwin.
Kali ini saya
kaget, sekaligus perlahan-lahan mulai sadar, tak seharusnya saya suudzon
(berprasangka buruk) kepada orang lain hanya karena mendengar cerita-cerita
dari orang lain. Ternyata sedari tadi saya bagai terbius dengan cerita bu
Erwin, hingga tak bisa berpikir melawan arus. Apapun permasalahan bu Anwar dan
keluarga, biar mereka yang simpan. Saya tak perlu tahu, karena itu urusan
pribadi mereka. Apapun sikap mereka, saya tak perlu berburuk sangka, karena
saya tak tahu apa alasan mereka menampilkan sikap seperti itu. Lebih baik positif
thinking, mencari prasangka yang baik yang bisa menenangkan pikiran.
Bu Anwar itu
punya anak lima, yang sulung bersekolah di SMA, yang tiga masih SD, sedang yang
paling kecil masih berusia dua tahun. Dulu, suaminya sukses dalam usahanya,
beliau juga sukses dalam karirnya sebagai wanita karir. Beliau tetap bekerja
meski telah memiliki beberapa anak. Pembantu yang ikut membereskan pekerjaan
rumah tangganya. Tetapi belakangan ini usaha suaminya bangkrut, hingga suaminya
itu kini menjadi pekerja freelance, tak menentu penghasilannya. Sedang
beliau sendiri beberapa bulan yang lalu telah berhenti bekerja karena sudah
tidak mempunyai pembantu lagi. Tapi di rumah beliau tidak tinggal diam, beliau
cukup kreatif membuat bermacam-macam kerajinan tangan untuk menambah
penghasilan keluarganya.
Astaghfirullah, kenapa saya tadi tak bisa berpikir seperti suami saya? Toh tidak
semua yang dikatakan orang lain tentang bu Anwar itu benar. Hidup manusia itu
ada pasang surutnya, kadang manis kadang pahit. Kadang kita harus berjuang
mati-matian agar anak-anak tetap bisa tersenyum bersama teman-teman mereka, tak
ada rasa rendah diri dalam pergaulannya.
Menjadi orang
yang terdiskriminasi itu sulit. Pernahkah kita membayangkan jika kita berada di
posisi mereka? Saya menelan ludah, dan air mata ini mengalir sendiri,
membayangkan betapa berat rasanya jika orang-orang di sekitar memandang sinis
kepada kita, atas keadaan kita. Mungkin ada yang tersenyum sinis di kala kita
terjatuh, berprasangka buruk atas sikap-sikap kita yang tidak wajar. Mereka
tidak tahu betapa ada permasalahan besar dalam diri kita, rumah tangga kita,
dan kita berusaha tetap tersenyum di depan mereka.
Semoga
kita tidak mudah berprasangka buruk kepada orang lain, karena hanya akan
menambah dosa. Dan negatif thinking itu tidak sehat kan? Akan merusak
pikiran dan hati. Toh setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan
kelebihan masing-masing, jadi tak perlu meneliti kekurangan orang lain, lihat saja
dirimu! Hehe... Di sisi lain, semoga Allah SWT selalu menjaga lisan kita agar
tidak tergelincir dalam nikmatnya ghibah/menggunjing/bergosip ria. Sebab kalau
sudah menggunjing orang lain, biasanya, akan lupa waktu dan lupa iman. So,
hati-hati jika mulut kita ini mulai bergosip ria. Stop, sudahi pembicaraan,
ingat Allah SWT :)
No comments
Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.