"Andai dulu aku tak bersekolah di jurusan itu, mungkin tak akan sesulit ini bagiku untuk mencari pekerjaan."
"Ah, kenapa aku dulu tak jadi menikah dengannya? Kalau itu terjadi, mungkin sekarang aku akan lebih bahagia."
Ups! Sebagian orang terkadang menyesalkan masa lalu, mencari obyek kesalahan sebagai kambing hitam dari 'ketidakbahagiaan'nya saat ini. Memahami bahwa bahagia atau tak bahagia di masa sekarang adalah buah dari masa lalu.
Banyak orang meyakini bahagia itu selalu bersyarat hanya karena seolah demikianlah yang banyak terjadi. Orang menganggap bahwa bahagia itu bisa diraih jika tidak terjadi sesuatu yang buruk di masa lalu. Misalnya, saat kehilangan kekasih, orang cenderung mengatakan alangkah bahagianya jika kekasihnya tidak pergi. Saat dalam keadaan bangkrut, orang mengatakan alangkah bahagianya jika rekan bisnis mereka tidak menipu. Pendek kata, setiap kejadian buruk adalah sumber dari rasa kecewa serta ketidakbahagiaan seseorang.
Namun
berbeda dengan yang diyakini banyak orang, Adjie Silarus justru melihat bahwa
kebahagiaan seharusnya tidak ditentukan oleh masa lalu. Orang muda yang telah
beberapa tahun menekuni dunia meditasi ini mengatakan, bahwa kebahagiaan hanya
akan hadir jika orang MEMILIH UNTUK BAHAGIA! “Jika masa lalu kita suram,
bukan berarti masa depan kita akan berakhir kelam. Masa depan gemilang bukan
ditentukan oleh masa lalu yang cemerlang, namun lebih ditentukan oleh seberapa
kuat Anda dapat mengampuni masa lalu,” ujarnya.
dari sini |
Pria
berpenampilan tenang dan kalem ini mengatakan, bahwa bahagia sebenarnya
bukanlah sesuatu yang bersyarat, seperti yang diyakini banyak orang. Sebab,
kebahagiaan akan hadir dengan sendirinya ketika seseorang memilih untuk ikhlas
dan mengampuni masa lalu, serta menanamkan rasa bahagia itu dalam hati serta
pikiran mereka. Adjie mengibaratkan keikhlasan dan pengampunan masa lalu,
seperti halnya bumi yang selalu memaafkan manusia pada setiap kesalahan yang
mereka perbuat. “Manusia perlu belajar memaafkan. Jadilah orang yang pemaaf,
bukan pendendam. Masa lalu bukan sesuatu yang harus dibawa dalam setiap
perjalanan. Masa lalu justru adalah jalan pembuka masa depan,” kata Adjie
Silarus.
Lulusan
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini selanjutnya menuturkan,
bahwa tidak sulit untuk memulai mengampuni masa lalu yang meninggalkan trauma
dalam diri. Cukup dengan memulai bermeditasi secara teratur, memejamkan mata,
sadari sepenuhnya seluruh rasa dalam diri kita dan kita terima segala kebencian
apa adanya. Kemudian perlahan menghirup udara, dan menghembuskan napas dengan
membayangkan seolah-olah segala racun dalam hati kita peluk dengan penuh kasih
sayang bersama hembusan napas itu.
Adjie Silarus mengatakan, bahwa trauma ibarat sumber karat yang memenuhi
jantung, hati, dan diri seseorang, yang kemudian akan merongrong kesehatan
fisik mereka sendiri. Rasa sakit dan trauma yang tidak diatasi, akan membuat
seseorang merasa kecil dan sempit di tengah kehidupan yang sebenarnya
besar dan luas. “Karenanya, bangkitlah. Anda harus mencari bahagia dengan cara
ternyaman yang Anda bisa. Sembuhkan diri Anda, dan hiduplah dengan tenang di
masa kini. Ampunilah trauma dan masa lalu itu,” dorong Adjie, dengan nada suara
yang memotivasi sekaligus meneduhkan.
Kunci
bahagia adalah dengan belajar memadukan masa lalu, masa kini, dan masa depan,
menjadi sebuah kekuatan yang utuh. Adjie Silarus menyarankan untuk belajar
melupakan setiap hal buruk di masa lalu, membuang trauma, dan mengikis dendam
dengan cara menenangkan diri dan memasuki keheningan. “Meditasi membantu Anda
membebaskan diri dari beban jiwa. Meditasi juga dapat membantu Anda mengampuni
masa lalu dan menyembuhkan trauma,” ujarnya.
Demikianlah Adjie Silarus mencoba memberikan solusi. Sebagai seorang yang dibranding oleh Indscript Creative dalam Personal Branding Agency-nya, rasanya solusi ini sangat bagus untuk menciptakan rasa bahagia dan nyaman bagi kita. Untuk menikmati masa lalu, masa kini, dan nanti.
Semoga, kita bukan termasuk orang-orang yang menyesalkan kesalahan masa lalu. Bila iya, mari kita ubah persepsi itu. Mungkin dengan meditasi? Silakan dicoba :)
ikutan ini yuk bun :)
ReplyDeletehttp://vanisadesfriani.blogspot.com/p/blog-page_19.html