[FF] Kami Hadir....

Malam itu jeng Lita mendapat inbox di akun facebook-nya. Isinya berupa himbauan agar besok tanggal 24 Mei 2013 menghadiri acara perayaan ulang tahun komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis – Interaktif (IIDN) yang ke-3 di Jakarta. Jeng Lita keringetan, deg-degan, bingung antara ingin hadir dan tanda tanya-tanda tanya di benaknya. Lha wong rumahnya di Kudus kok diundang ke Jakarta. Benarkah ini? Apalagi seumur-umur dia belum pernah ke Jakarta. Bagaimana kalau nanti nyasar di ibu kota? Ngundangnya mendadak lagi. Dua hari sebelum acara!

Dengan hati deg-degan jeng Lita lalu menghubungi ibu-ibu anggota IIDN lainnya. Pertama dia langsung inbox jeng Diah di Sidoarjo, lalu jeng Nunung di Yogyakarta, lalu jeng Nunu el-Fasa di Surabaya, dan lain-lain. Ternyata mereka juga mendapat inbox yang sama dari teh Indari Mastuti, founder grup IIDN. Setelah ber-inbox ria dan berunding beberapa waktu, jeng Lita dan kawan-kawan menemukan sebuah rencana. Dengan mantap dia balas pesan dari teh Indari: “Baik, Teh. Tunggu saya di Jakarta yaa...”.

***

Petang itu jeng Indari Mastuti sudah berada di lobby sebuah hotel di bilangan Jalan Sudirman, Jakarta. Dia sedang bersiap-siap untuk acara puncak HUT IIDN satu jam lagi. Dia tidak sendiri. Beberapa ibu-ibu anggota IIDN di Jakarta dan sekitarnya telah menemani ibu cantik pemilik agensi naskah Indscript Creative itu. Tiba-tiba matanya melihat ke arah pintu masuk hotel. Dia setengah berlari menghampiri seorang ibu cantik nan langsing dengan seorang balita laki-laki di gendongannya.

“Markom geulis, aku dari tadi khawatir menunggumu. Kamu itu bawa Ipank kok ya nggak mau naik taksi,” ujar jeng Indari sambil mengusap-usap kepala Ipank, anak marketing communication IIDN, jeng Lygia Pecanduhujan.

“Kayak nggak tahu aja, Ipank kan udah biasa ngojek, jadi ya tadi dari stasiun pilih ngojek aja ke sini.” Ibu-ibu yang ikut menghampiri pun tertawa dengan keceriaan ibu yang satu ini.

“Ayuk segera ke tempat acara. Bentar lagi dimulai, lho,” ajak teh Indari.

Namun suara kasak-kusuk tak jauh dari mereka menghentikan langkah mereka.

“Subhanallah.... ini kalau nggak salah Jeng Lita, kan? Kemarin kan saya sudah bilang... . Kami nggak ingin merepotkan...,” ujar jeng Lygia tergopoh-gopoh menghampiri serombongan kecil ibu-ibu yang baru masuk di lobby hotel.

“Tenang, Jeng... Ini surpriseeee!!” sambut jeng Lita sedikit berteriak yang diiringi tawa ibu-ibu yang bersamanya.

“Jeng Gia, kita itu kan penulis, masa iya kita dengan mudah dibohongi oleh kabar-kabar palsu macam itu? Insya Allah nggak mungkin....” tutur jeng Nunu El-fasa yang berada si samping jeng Lita.

“Masa sih kita langsung percaya sama undangan lewat fesbuk kalau kita nggak konfirmasi dulu? Emang kemarin saya sengaja bales ke akun itu kalau saya jadi ke Jakarta, biar dia puas ngerjain orang. Hahaha...,” sambung jeng Lita.

“Hahaha... Emang enak ngacak-acak akun teh Indari? Ibu-ibu dikira mudah langsung percaya sama kabar-kabar yang nggak lumrah?” sahut jeng Diah yang juga ikut rombongan.

“Kedatangan kami ke sini bukan karena tertipu oleh inbox itu, teh Gia dan teh Iin. Tapi karena kami ingin berjumpa dengan ibu-ibu hebat di acara spesial ultah IIDN. Dan ini dari kami,” kata jeng Nunung sembari menyerahkan sebuah paket. Paket itu berisi hasta karya dan tulisan-tulisan sebagai kado dari mereka.

#498 kata

~~~ Special dedicated to IIDN di hari jadinya yang ke-3 ~~~

Note: jangan remehkan ibu-ibu apalagi kalau dia seorang penulis. Mereka tak mudah dibohongi. Karena seorang penulis memiliki naluri menyelidik, logis, tak ceroboh, analitis. Semoga di hari jadi IIDN yang ke-3 ini akan semakin banyak menelurkan ibu-ibu cerdas, ibu-ibu penulis yang berkualitas.Yang aktif, kreatif dan produktif.

HAPPY MILAD, IIDN. GO AHEAD! BE A MOTIVATION AND INSPIRATIONS