credit: dokumentasi pribadi dari Kartika Kusumastuti |
Aku dan Dean tiba di desa Oymyakon di bulan Desember. Aku bermaksud melanjutkan penelitian untuk tesisku di bidang sains dan teknologi di desa yang terletak 9000 mil sebelah timur Moskow, Rusia ini.
Kami tak perlu mencari penginapan lagi, karena ini merupakan kedatanganku yang kedua di desa ini. Kami pun langsung menuju ke rumah pasangan tuan dan nyonya Lebedev. Pasangan tua itu hanya tinggal berdua di rumahnya, sehingga kami lebih bebas untuk bermalam di sana dalam beberapa hari ke depan.
Sejak keberangkatanku ke desa ini, sebenarnya aku menyimpan prasangka kurang baik di otakku. Aku tak yakin sepenuhnya apakah Dean benar-benar akan membantuku melakukan riset di sini. Karena sejak kedatangan kami pertama kali di sini, Dean sudah menunjukkan tanda-tanda menaruh hati pada gadis di seberang rumah tuan Lebedev. Gadis desa Rusia itu memang cantik. Berkulit putih dan berhidung mancung khas Rusia, dan hampir selalu berkepang dua. Perpaduan unik yang menarik hati Dean.
“Jangan-jangan kau hanya akan sering-sering menyambangi rumah Lyubov, bukan membantuku mewawancarai penduduk di desa itu,” selorohku pada Dean ketika akan berangkat dari kampus kami di Université de Versailles.
“Tenang, Andre. Aku kan telah berhutang padamu, mana mungkin aku tak membayarnya.” Aku memang telah membantu Dean dalam risetnya ke London beberapa waktu yang lalu.
Namun kecurigaanku menguat ketika malam ini Dean meninggalkanku keluar rumah saat aku bercengkerama dengan tuan Lebedev di perapian. Aku segera membuntutinya dengan diam-diam ketika kudengar suara derit pintu yang dibuka. Musim dingin yang membuat desa ini berselimut salju tak kuhiraukan. Dan benar saja, Dean menuju rumah Lyubov! Aku mengendap-endap di samping jendela ketika Dean sudah masuk ke rumah itu.
Kulihat Dean sedang berdiri sendirian di ruang tengah, sambil melihat-lihat foto dan lukisan-lukisan kuno di ruangan itu. Mungkin Lyubov sedang menyiapkan minuman untuk Dean, sehingga tak tampak olehku. Aku terus saja mengamatinya dari luar. Namun tiba-tiba aku ingin berteriak. Tapi tak bisa....
***
Aku menyesal mengapa aku tak meminta izin pada Andre saat aku keluar rumah. Aku mencari-cari bahasa yang mudah dipahami tentang apa yang akan kukatakan pada keluarganya di Indonesia nanti. Dia lupa kalau saat ini suhu di Oymyakon sangat ekstrem, mencapai minus 30 derajat Celcius. Dia terlalu lama di luar rumah demi untuk membuntutiku. Padahal aku ke rumah Lyubov hanya karena disuruh nyonya Lebedev untuk meminta beberapa potong keju, karena persediaan kejunya habis. Aku tahu dia juga menaruh hati pada Lyubov, tapi tak begini caranya! Kini kutemukan jasadnya di samping jendela rumah Lyubov, membeku dengan mulut menganga.
#401 kata
Untuk FF di Monday FlashFiction
Aah, setting Rusianya udah diambil. hihi
ReplyDeleteMantap twistnya, mbak. Cuma maaf, eksekusinya kurang mantap. Terlalu terburu-buru memelintirkan endingnya, jadi ada yang bolong.
Setahu saya, butuh waktu yang lama untuk membeku di suhu yang dingin. Sementara di cerita mbak tampak sebentar saja. Sehingga terkesan janggal. #efek sering baca cerita detektif
Alangkah lebih keren kalau ternyata ada orang yang membunuhnya dengan cara menyiramnya dengan nitrogen cair. Dijamin dia ga sempat berteriak, apalagi pada suhu spt itu :)
Salam.
ee, maksud aku di bagian waktu dia tiba-tiba berteriak itu agak janggal. (baca balik ternyata dijelaskan soal waktu yg lama berada di luar)
ReplyDeletehihihi... maaf yaa, Mas Guru :)
Deletemungkin kurang penjelasan ya.. maksud saya selama membuntuti itu (sampai adegan dia ngintip itu cukup lama) lebih kurang 30 menit lah. jadi cukup untuk membuat dia beku di suhu -30 dercel. jadi waktu mau teriak itu dia mau minta tolong, tapi udah terlambat. gitu, Mas :)
Ah, cerita ini keren. Pemeran utamanya mati.
ReplyDeletehehhe... berarti kalau pemeran utamanya masih hidup ga keren ya, Mas? *justkidding*
Deletemakasih, Mas.. salam kenal...
wegh, ini ketauan riset dulu *bukambahgugellagi :D. suka twistnya. tapi yg komennya mbak isti di fesbuk saya stuju juga :)
ReplyDeleteya iyalah.... Mbak Na.. lha wong ke luar Jawa aja belum pernah kok, apalagi ke luar negeri, hihiihi... *katrok*
Deleteeh tapi ini juga terinspirasi karena dengerin curhatnya kang Abik (Habiburrahman el-Shirazy) pas acara di Sidoarjo Minggu kemarin. Beliau cerita tentang kunjungannya ke Rusia, tentang suhu dingin yang ekstrem gitu.. hehhee...
udah saya edit langsung, Mbak. tapi bagian endingnya aja :)
Ah! Cinta ini (benar-benar) membunuhku. :)
ReplyDeletehahaha... saya malah ga keingetan sama lagu ituuuu :D
Deletemakasih kunjungannya.. salam kenal, Mas..
Oohh... ternyata cemburu ya, ckckck
ReplyDeletehihi... si Andre ga jujur sama diri sendiri :D
DeleteCeritanya keren.. emang sih api cemburu itu bisa membuat orang melakukan hal semaunya. Orang Indo gak tahan sama saljut tuh si nadre, pasti gak pake jaket tebel hihihi
ReplyDeleteMakasih, Mbak.. katanya sih gitu, Mbak.. soalnya belum pernah ngerasain yang sampe segitunya (naudzubillah).
Deleteiya tuh langsung keluar aja :D
memang begitulah cinta, deritanya tiada akhir
ReplyDelete*by jendral tian feng
kenalin dong, Mas, sama jendral tian feng :D
DeleteHmm.. berasa ada di dunia misteri eh maksudnya dunia detektif.. andrenyaaaa,,, twistnya berasa!
ReplyDeletehihihi... begitu ya, Mbak? Andre-nya kenaa atuh?
Deletebtw makasih, Mbak... :)
Aihhh ini keren banget MAk suwer dehhh :)
ReplyDeletewaaaa.... beneran, Mak Hana? ga cuma menghibur, nih? makasiiih...
Delete*kasihcoklattapiboongan*
:D
dinginnya berasa di kaki saya *lho* hehe...
ReplyDeletepenggambaran Rusia dan cuacanya mantab mak ^^
Makasih, Mbak Novia :)
Deleteberarti ga sia-sia nih googling singkat saya, plus dengerin curhatannya orang, hehhee.. mungkin pemilihan nama juga mempengaruhi "rasa" ya :) *sokpinter*
Tiba-tiba saya ikutan menggigil.. :D
ReplyDeletenih, Mbak, saya kasih selimut plus kopi panas :D
DeleteIni cemburu membawa maut namanya ya mbak .. :)
ReplyDeletehehe... bisa begitu, Mbak... tapi nekatnya karena ga begitu sadar dengan apa yang dia lakukan :)
Deleteini sudah diedit ya mbk.. heheh gegara liat komen mak isti :D
ReplyDeleteprompt salju ini, cerita semuanya mantap bgt ya :D
*lanjut BW*
hehhe... iya udah diedit, tapi cuma dua kalimat aja :)
Deletesetuju, Mbak. hampir semuanya keren :)
Kerrnnnnnnn banget
ReplyDeleteTapi apa iya dingin sampai min 30 derajat suhu normal aja 30an derajat. Mati beku semua mereka divdesa itu
salam mbak
menurut cerita orang yang pernah ke sana, malah pernah sampai minus 40 dercel, Mbak. dan kalau di dalam rumah masih kuat, kalau keluar rumah paling cuma tahan 5-15 menitan :)
Deleteoiya, suhu terdingin di desa itu tercatat minus 67 dercel.
makasiiiiihh ya Mbak :)
*malam2 bewe, ikutan menggigil jadinya :D
ReplyDeleteAwalnya kirain yang lagi ngintip itu ngelihat yang di dalam bakal dibunuh gitu. Ternyata yang di luar malah yang mati ya.
Cakep nih, Mbak :)
hehhehe... begitulah... makasih malem-malem nyempetin mampir di rumahku, Kaka Akin :D
DeleteTapi mak, masih ada yg ga logis lg nih. Maap, ketinggalan ngomeninnya. Aku lupa. Biasanya, klo udh masuk winter dan bakalan ada salju, penduduk pd nyetok bahan makanan utk seminggu bahkan sebulan! Nah, klo alasan si Dean cm utk minta keju doang, ga masuk akal banget si penghuni rumahnya nyuruh Dean, sementara mereka aja yg ush biasa dgn suhu ekstrim begitu ga mau keluar kok malah nyuruh Dean yg berasal dr negara tropis utk minta keju doang??? Jd, masih harus diperbaiki lg alasan Dean ke rumah Lyubovnya, ya. :)
ReplyDeletehuwaaaaaa.... kalau mau didaftarkan dalam list best of MFF mesti diedit lagi nih :(
Deletemakasih ya Mak Isti..
pikirku pasangan Lebedev ini kan udah sepuh, jadi suka lupa ga nyimpen persediaan pangan, trus keluar rumah pun nyuruh tamu :D