Senang sekali rasanya waktu membaca ada event kontes blog yang temanya tentang Writer Wannabe. Secara, ini saya banget. Hehe... Hemm... Siapa gerangan yang mengadakan event itu? Yups, Mozaik Indie Publisher sedang mengadakan Event Mozaik Blog Competition sponsored by beon.co.id. Oke, langsung saja kali yaa.... Ini dia sekelumit cerita saya mengenai dunia tulis-menulis :)
Pada Awalnya....
Semenjak memiliki PC (Personal Computer) sekitar 3 tahun yang lalu, jari-jemari saya rasanya gatel banget. Saya ingin sesering mungkin menekan huruf-huruf dan angka-angka yang berderet di keyboardnya. Saya tak ingin membiarkan komputer itu ngganggur tak tersentuh terlalu lama.
Sebenarnya, suami membelikan PC itu untuk memperlancar pekerjaan saya sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan kecil kala itu. Kadang memang pekerjaan saya terlampau banyak, jadi saya bisa mengerjakannya di rumah. Lebih tenang, lebih enjoy. Tetapi, tidak setiap hari, kan, pekerjaan saya banyak. Nah, di saat-saat luang, saya ingin menggunakan komputer itu untuk sekadar mencoret-coret kotak putih di MS Word.
Mengapa? Yah, karena kesenangan masa lalu mendapatkan peluangnya! Iya, saya memang senang menulis sejak lama. Sejak kelas 5 SD, saya mulai terbiasa menulis diary. Dan kebiasaan itu berlanjut hingga SMEA. Bahkan ketika sudah bekerja kadang saya pun masih menyempatkan diri menulis diary. Kemudian waktu kuliah saya kadang menulis untuk majalah dinding kampus.
Dan, bagaimana ketika ada komputer di depan mata? Bagaimana rasanya? Mungkin bagi teman-teman yang sudah mempunyai komputer atau laptop sejak masa sekolah, hal itu bukan hal yang istimewa. Tetapi bagi saya yang sudah lama ingin memiliki barang itu untuk menyalurkan hobi saya, subhanallah... rasanya seneng banget. Jadi wajar banget dong saya geregetan pengin nulis, hehe.... Masalahnya ketika itu waktu saya terbatas, karena saya bekerja dan anak saya baru berusia 1 tahun.
Kurang lebih setahun setelahnya, saya memutuskan untuk berhenti bekerja karena beberapa hal, terutama karena saya ingin mengasuh dan mendidik sendiri anak saya. Dengan sehari penuh di rumah, otomatis waktu saya bisa lebih banyak untuk menulis. Alhamdulillah... hobi saya dapat tersalurkan. Saya senang sekali.
Mereka yang Menginspirasi Saya
Dorongan untuk menulis itu semakin kuat manakala saya melihat deretan buku karya Andrea Hirata di rak buku saya. Ya, pak cik Andrea menjadi salah satu orang yang menginspirasi hidup saya, juga keinginan saya untuk menulis kembali. Skripsi saya sukses karena di sela kejenuhan proses pembuatannya, novel-novel Tetralogi Laskar Pelangi hadir menyuntikkan semangat dan harapan. Bukan saja tentang bagaimana kita mesti menghargai hidup, bersyukur, dan tetap semangat yang saya dapatkan dari buku-bukunya, tetapi saya juga ingin menulis seperti si curly ini! Hehe....
Beberapa buku karya Andrea Hirata |
Selain itu, saya juga ingin menulis seperti Asma Nadia. Berbagi kisah melalui tulisan, mengambil hikmah dari berbagai peristiwa hidup, dan selalu menyelaraskan dengan Al-Qur’an dan hadits. Saya ingin menulis. Seperti mereka. Yang memberikan manfaat bagi diri saya sendiri, dan bagi orang lain. Saya ingin menulis untuk kepuasan pribadi dan jika bisa, menebar manfaat bagi yang membacanya.
Lalu saya mulai menulis. Saya mendapatkan info lomba menulis dari seorang teman dan mengikutinya. Dari lomba menulis itu lalu ke lomba menulis yang lain. Selain ikut lomba menulis saya juga iseng menulis tentang keseharian saya (atau lebih tepatnya curhat, hehe..) yang saya simpan di file komputer.
Kemudian saya bergabung dengan grup kepenulisan di facebook. Pertama hanya di satu komunitas, lalu lama-kelamaan saya bergabung di beberapa komunitas menulis. Bergabungnya saya di komunitas-komunitas itu membuat wawasan saya tentang menulis semakin bertambah dari hari ke hari. Saya mulai berani mengirimkan tulisan ke media massa, semakin sering ikut lomba menulis, dan yang paling membuat saya senang adalah: saya bisa memiliki blog pribadi dan bisa menulis di sana sesukanya! Semua itu saya lakukan untuk mengasah kemampuan saya dalam menulis.
Blog Pribadi Memberi Keleluasaan dalam Menulis
Dengan memiliki blog pribadi, saya bisa lebih leluasa menulis. Senang sekali rasanya bisa berbagi tulisan lewat media ini. Apalagi bila ada teman-teman yang mampir dan memberikan komentar, rasanya puas banget :) Melalui blog saya juga bisa meningkatkan kemampuan menulis. Dengan mengikuti kontes blog maupun mengikuti GA (giveaway) yang diadakan teman-teman sesama blogger, saya bisa belajar untuk terus memperbaiki tulisan-tulisan saya.
Melalui blog pula, beberapa hadiah sebagai bonus untuk lebih bersemangat menulis saya dapatkan. Hadiah-hadiah itu saya dapatkan dari event GA maupun kontes blog. Belum banyak, sih, tapi saya senang. Seperti beberapa waktu lalu ketika saya menjadi juara 3 sebuah kontes blog. Itu kontes blog pertama yang saya menangi. Rasanya senang sekali. Juga ketika menang lomba review buku yang berhadiah satu paket buku dan beberapa voucher belanja, wah... ternyata nge-blog itu menyenangkan! Selain itu, melalui blog saya dapat membingkai kenangan bersama anak, keluarga, teman-teman, dan segala peristiwa di sekitar kita. Karena blog saya bersifat personal, sehingga isinya pun tak jauh dari cerita keseharian.
Menulis itu Mengasyikkan
Seringnya saya mengikuti lomba menulis dan mengirimkan tulisan ke media massa, bukan berarti tulisan saya sering pula mendapat apresiasi yang menggembirakan. Saya sering ikut lomba, tapi sering juga menelan kekalahan. Saya sering mengirim naskah ke media massa, tetapi sering pula ditolak (tidak dimuat). Mungkin baru 1% persen kemenangan dari lomba menulis yang saya peroleh, dan baru 1% pula naskah saya dimuat di media. Tetapi apakah saya kapok?
Nyatanya, sampai saat ini saya tetap asyik menulis untuk semua hal itu. Saya tidak menyerah, tidak kapok. Saya tidak kecewa dengan semua hasil itu. Sebaliknya, saya puas setiap kali telah selesai menulis satu naskah. Yang membuat saya menyesal adalah tiap kali saya melewatkan sebuah lomba menulis atau menunda-nunda mengirim naskah ke media massa, padahal ide sudah bertebaran di kepala.
Sebenarnya, saya juga sangat ingin menulis naskah buku. Tetapi sampai saat ini saya belum memiliki keberanian yang cukup untuk melakukannya. Atau mungkin lebih tepatnya: malas :( Saya belum terbiasa menulis berlembar-lembar untuk satu ide besar. Selama ini, saya hanya menulis naskah-naskah pendek.
Satu hal yang juga menjadi ganjalan saya, saya tidak begitu kuat fisiknya. Pernah suatu kali saya terserang Hepatitis A gara-gara kecapekan menulis. Atau bila terlalu sering begadang untuk menulis, badan rasanya drop. Karena itulah suami saya menjadi layaknya dokter pribadi bagi saya :) Saya selalu diingatkan agar tidak terlalu capek dalam menulis. Kadang saya marah padanya, tetapi saya juga sadar akan kondisi saya. Sehingga, sampai saat ini saya tak mau memasang target yang muluk-muluk. Saya menjadikan menulis sebagai hobi. Saya menulis untuk kepuasan hati. Saya ingin menulis untuk memberikan manfaat bagi diri saya sendiri, dan bila mungkin, juga memberikan manfaat bagi orang yang membaca tulisan-tulisan saya.
Sekali lagi, bagi saya, menulis itu untuk kepuasan hati. Rasanya puas sekali bila ide-ide di kepala telah dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Apalagi, sewaktu-waktu tulisan itu dapat dibaca kembali, membangkitkan kenangan akan suatu masa, bahkan bisa memberikan spirit di kala kita terpuruk.
Apabila tulisan-tulisan saya kalah dalam kompetisi, tak dimuat di media massa, itu biasa. Bila goal, itu adalah bonus dan rezeki dari Allah. Indah, indah sekali bila kita melakukan sesuatu karena berlandaskan rasa suka, karena keikhlasan. Tak ada beban, yang ada hepi :)
So, writing is my passion!
Setuju, menulis itu mengasyikan....sukses ya Mba contesnya
ReplyDeleteiya mbak... saya tau mbak Astin juga suka nulis.. pasti rasanya asyik aja ya mbak kalau udah kecanduan :)
Deletemakasih Mbak.. sukses juga untukmu :)
saking sukanya menulis saya lebih sering menulis sms atau WA dari pada bicara langsung :D
ReplyDeletehahahha... sampai segitunya ya mak :D
Deletebahasa tulisan ternyata lebih mengasyikkan daripada lisan bagi sebagian orang. Saya juga gitu, Mak. Lebih suka sms daripada telpon *ini mah pengiritan atau apa sih :D
Rasanya puas bgt ya Mak klo sdh bisa menuangkan ide, entah apapun itu nanti yg keluar jadi tulisan hihiiii...
ReplyDeleteBener banget, Mak. Rasanya udah enteng gitu kepala ini :D
Deletemakasih Mak udah mampir :)