Salah satu contoh ilustrasi dalam cerita lucu di "Ah Tenane" Solopos (sumber gambar dari sini) |
SOLOPOS adalah sebuah koran lokal tepatnya yang terbit di kota Solo. Bisa dibilang inilah korannya orang Solo. Dulu ketika saya masih tinggal di sana (tempat kelahiran saya), saya sempat langganan koran ini beberapa waktu, dan otomatis sering sekali membaca harian ini. Nah, salah satu rubrik yang saya sukai dari koran ini adalah rubrik "Ah Tenane".
Kenapa saya suka? Soalnya rubrik ini berisi cerita lucu yang diambil dari kisah nyata. Tulisannya tak panjang-panjang, jadi sekali melahap cemilan juga sudah selesai bacanya :D. Dan asyiknya, tokoh-tokoh dalam cerita disamarkan (dibentuk) dengan nama-nama "nyeleneh" seperti Jon Koplo, Tom Gembus, Lady Cempluk, dan Gendhuk Nicole. Intinya, rubrik ini adalah rubrik ringan nan menghibur, bisa bikin ketawa atau sekadar senyum simpul :).
Nah, ketika beberapa saat yang lalu ada teman penulis di Solo yang mengirimkan naskahnya untuk rubrik ini dan dimuat, saya juga tertarik dong untuk mencoba mengirimkan naskah juga. Itung-itung sebagai "tombo kangen" dengan kampung halaman. Karena saya sudah di Surabaya-Sidoarjo sepuluh tahunan dan selama itu pula saya hampir tak pernah menyentuh koran Solopos :). Dan alhamdulillah, setelah kirim dan menunggu beberapa hari, akhirnya cerita saya dimuat juga pada tanggal 01 November 2014 kemarin.
Dan inilah naskah asli dari saya (naskah yang tayang di koran saya belum melihatnya). Judul aslinya "Tuku Sayur Bayare Omah", lalu diedit oleh sang editor menjadi "Beli Sayur Bayar Rumah".
Seperti biasa, pagi itu Lady Cempluk tengah sibuk berkutat di dapur ketika tukang sayur langganan, Gendhuk Nicole, lewat di depan rumah. Dengan terburu-buru, dia menuju pintu pagar yang masih terkunci. Kebetulan, Jon Koplo, suaminya, sedang ngalor-ngidul menggendong anak balitanya. Jon Koplo-lah yang biasa membawa kunci pagar dan membukanya di pagi hari.
“Pak, kuncine mbok gowo, to? Endi, tak bukake,” kata Lady Cempluk lalu segera membuka pagar.
Jon Koplo pun menginthil di belakang istrinya, pengin melihat-lihat sayur juga.
Setelah memilih-milih sayur dan lauk yang akan dibeli, Lady Cempluk pun mengangsurkannya ke arah Gendhuk Nicole. Sementara itu tangan kanannya siap mengeluarkan uang untuk membayar belanjaannya. Karena terburu-buru, bukan uang yang diserahkan Lady Cempluk, tapi kunci pagar (yang digandeng dengan kunci rumah dan kunci kontak sepeda motor) yang masih ada dalam genggaman tangan kanannya.
“Lho, piye to, Buk? Kok kuncine sing dikekne?” serta merta Jon Koplo protes.
“Oh iyo, Pak. Lali, je. Soale aku lagi mikir endok goreng neng mburi kae, gosong ora, yo?” timpal Lady Cempluk sambil ngekek.
“Woalah, Buk.. Buk.. Lha wong blonjo rong puluh ewu kok arep mbok bayar karo omah sak isine..,” ujar Jon Koplo.
Gendhuk Nicole pun ikut ngekek-ngekek.
==========
Oiya, adakah temans yang tertarik juga untuk ikut mengirim cerita lucu seperti di atas? Kalau ada, yuk, simak ketentuannya :)
Oiya, adakah temans yang tertarik juga untuk ikut mengirim cerita lucu seperti di atas? Kalau ada, yuk, simak ketentuannya :)
- Cerita lucu ditulis sepanjang 100-200 kata. Berisi pengalaman nyata pribadi atau orang lain.
- Kirim ke alamat email: redaksi@solopos.com atau redaksi@solopos.co.id.
- Sertakan data diri (alamat lengkap, nomer telepon, dan jangan lupa nomor rekening).
Untuk mengecek apakah tulisan kita dimuat, bila tak berlangganan korannya bisa diintip di halaman ini: http://pusdat.solopos.com/indeks. Setiap hari selalu di-up date tentunya. Contoh tampilannya seperti ini:
Tulisan saya yang dimuat. |
Soal honor, memang sedikit, sih. Tapi menurut saya ya sesuai dengan tulisannya yang juga seuprit dan gampang nulisnya :D (kata teman-teman yang sudah pengalaman, tujuh puluh lima ribu rupiah).
Oke, segitu saja, ya.
Oke, segitu saja, ya.
Mari semangat berkarya!
:)
Wkwkwk emang lucu mbak. Selamat ya mbak. Bukan sedikitnya imbalan yang didapat mbak tapi kepuasan dan pengakuan atas tulisan kita itu, lumayan sesuatu ya mbak *kenapa pake kata lumayan* :D
ReplyDeletehihihi.. jadi malu nih *loh*
Deleteiya, Mbak, emang puas kalau dimuat gitu.. tau aja mbak Indah ini ;)
iya juga sih, lumayan atau enggak tergantung perasaan masing-masing orang :)
Belum pernah nyoba. Ntar ngulik lagi ah, cerita-cerita yang bisa ikutan dikirim. makasih mbak sharingnya. :)
ReplyDeleteayo nyoba, Mbak Tatit.. pasti ada deh pengalaman lucunyaaa :)
Deletesama-sama, Mbak.. makasih udah mampir :)
wahahahha,,, emang kalau lagi g konsen suka aneeh lho mak,
ReplyDeleteAwalnya aku masih ngeh sama judulnya, Beli sayur bayar rumah,,, ternyata oh ternyata wkwkwkwk...
Hihihi.. pasti pernah juga ya Mak yang kayak gitu :D
Deletejudulnya emang sengaja agak aneh, biar penasaran, hehe..
hahahaha dikirain judulnya bener itu ehh taunya ada yang aslinya :D
ReplyDeleteItu artinya sama saja kok, Mbak.. cuma yang aslinya pakai bahasa Jawa :)
DeleteCerita2 seperti ini menarik Mbak...karena idenya datang dari keseharian kita...mudah didapat idenya asalkan kita jeli menangkapnya... Tinggal kreatifitas kita utk meramu ide itu menjadi tulisan ringan namun menghibur seperti karya Mbak... Nice post...
ReplyDeleteHihihi.. iya idenya datang dari keseharian, tapi bener, kalau gak jeli ya gak dapet-dapet atau lupa :)
Deleteterima kasih, Mbak Rita :)
O, boleh dikirim via e-mail?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteLumayan, Mbak honornya buat biaya hidup anak kosan. Daripada makan mie instan terus-terusan T.T
ReplyDelete*sambil nyeruput mie :D
langganan via e paper saj abu, lebih murah, bisa pakai HP/gadget. klik saja https://epaper.solopos.com/berlangganan/
ReplyDeleteKapan muncul yng terbaru nya seru kali yach
ReplyDelete