Faiq usia 5 tahun. |
“Dari si sulung, saya belajar banyak hal untuk perbaikan anak saya yang kedua. Dari si sulung, saya bertambah pintar sebagai seorang ibu.”
Saat ini anak pertama saya atau si sulung Faiq berusia 5,5 tahun. Sedangkan adiknya, Fahima, berusia 18,5 bulan (1,5 tahun). Setiap anak memang berbeda-beda perkembangannya, begitu juga antara Faiq dan Fahima. Tetapi seringkali bila saya memandangi wajah si sulung, saya merasa banyak berbuat salah padanya. Saya banyak berhutang padanya. Dan saya harus menebus itu semua!
Mungkin teman-teman bertanya: mengapa?
Inilah beberapa episode yang dilalui si sulung Faiq sejak lahir hingga saat ini.
- Saat mengandungnya, saya masih bekerja di sebuah perusahaan kecil milik swasta. Mengandung anak pertama tentu bahagia sekali rasanya. Apalagi saya jarang mengalami morning sickness atau muntah-muntah. Saya selalu aktif bekerja baik di perusahaan ataupun di rumah. Masa-masa kehamilan anak pertama yang menyenangkan dan membahagiakan :).
- Saat persalinan, saya dan suami yang belum berpengalaman dan kurangnya pengetahuan akan hal itu (persalinan dan seputarnya), langsung menyetujui anjuran bidan agar saya menjalani operasi caesar (SC). Katanya, saya mengalami placenta previa. Dan semasa hamil saya tak pernah tahu akan hal itu. Akhirnya kami pun langsung menurut, saya menjalani operasi SC. Masa-masa setelah operasi, rasanya sakit sekali bekas jahitan. Tapi yang lebih membuat saya menangis, anak saya harus minum susu formula (sufor) sejak lahir, karena saya belum diperbolehkan menyusui setelah operasi (kata dokter, kondisi fisik saya belum memungkinkan).
- Setelah kondisi saya kuat (hari ketiga) saya diperbolehkan menyusui si kecil. Entah karena sudah terbiasa dengan sufor atau ASI saya yang masih sedikit, si kecil susah sekali menyusu pada saya. Sampai di rumah pun demikian. Dia susah meminum ASI. Akhirnya susu yang saya berikan adalah ASI dan sufor, berselang-seling.
- Faiq lepas ASI sejak kira-kira usianya 3 bulan. Hiks… ASI saya tidak banyak. Akibatnya, sekitar usia 2 tahun gigi Faiq sudah mulai gupis/gigis karena mungkin kebanyakan minum sufor.
- Mungkin juga karena tidak mendapatkan ASI eksklusif, bonding Faiq terhadap saya kurang bagus. Saya ingat waktu itu sedang shalat Idul Fitri. Faiq menangis menjerit-jerit. Dia sulit sekali ditenangkan. Saya dekap dia di dada saya pun tak mau. Rasanya pengin ikut nangis juga saat itu :(. Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa seperti tantrum dan sejenisnya yang dialami Faiq. Mungkin, bonding di antara kami memang kurang karena tidak tercukupinya ASI untuk Faiq. Atau mungkin, karena hingga usia 1 tahun dia selalu saya tinggal bekerja di luar, sehingga pertemuan kami kurang setiap harinya.
- Emosi Faiq sering meledak-ledak. Sampai saat ini pun dia masih sering marah-marah atau bahkan teriak-teriak dan menangis jika keinginannya tidak dituruti atau ada sesuatu yang tidak disukainya/melukai hatinya. Mungkin, saya kurang mengasah emosinya sejak dini. Atau mungkin pengaruh kurangnya ASI juga. Bahkan ada yang mengaitkan karena dia lahir secara caesar maka banyak tingkah (kata sebagian tetangga saya, anak-anak yang terlahir melalui operasi SC biasanya begitu: banyak tingkah).
- Faiq termasuk anak yang picky eater. Sukanya hanya makan makanan tertentu saja. Dia sukanya telur, sate ayam, nugget, dan sejenisnya. Dia enggak suka makan sayur. Kalau terpaksa, dia maunya hanya sayur bayam dan wortel. Mungkin saya kurang telaten membiasakannya makan semua jenis makanan sejak dia kenal MPASI. Sehingga dia suka pilih-pilih makanan.
Itulah beberapa episode yang dilalui Faiq hingga saat ini. Saya selalu merasa bersalah bila mengingat itu semua. Saya yang kurang ilmu telah membesarkan anak hingga 5,5 tahun. Akibatnya banyak kesalahan yang saya buat yang berakibat buruk dan harus ditanggungnya. Seandainya saya mengetahui sejak awal kondisi placenta previa saya, seandainya saya lebih telaten memberi ASI padanya, seandainya dan seandainya…. Mungkin kondisinya akan tak seburuk itu…. Tapi berandai-andai hanya akan membuka pintu amalan setan. Naudzubillahi min dzalik.
“Jika menimpa padamu sesuatu (musibah), maka jangan kamu mengatakan: ‘Seandainya aku melakukan demikian, maka pasti akan terjadi ini dan itu …’, akan tetapi katakanlah: ‘Ini adalah takdir Allah dan jika Allah kehendaki terjadi pasti terjadi’. Karena berandai-andai (ucapan seandainya atau yang semisalnya) itu membuka pintu amalan setan.” (HR. Muslim).
Ingin rasanya memutar kembali sang waktu tapi itu tak mungkin. Yang bisa saya lakukan hanya sering-sering memeluk dan membelai kepalanya agar bonding diantara kami lebih lekat. Berharap dengan begitu emosinya menjadi lebih baik. Sebisa mungkin saya juga memperlakukan Faiq sebaik mungkin, seperti mengerem amarah jika dia membuat ulah. Belajar bersabar menghadapi emosinya yang sering meledak-ledak. Atau melindunginya ketika nenek dan kakeknya tersulut emosi gara-gara tingkahnya :(.
Fahima lagi bersama utinya :) |
Dari si sulung saya sangat berterima kasih. Karena saya telah belajar banyak hal tentang menjadi ibu, menjadi orangtua. Dari pengalaman-pengalaman itulah saya bisa menjadi lebih baik dalam merawat dan mendidik adiknya. Ya, alhamdulillah Fahima lahir dengan jalan normal meski kondisi waktu hamil juga placenta previa. Fahima hingga saat ini masih mendapat ASI eksklusif dari saya. Bonding antara Fahima dengan saya lebih bagus. Fahima tidak pilih-pilih makanan (gampang makannya), dan lain-lain. Saya rasa lebih gampang merawat Fahima daripada Faiq kakaknya. Kondisi Fahima yang lebih baik itu tentu saja saya dapatkan dari pengalaman merawat Faiq dan terus belajar dari kesalahan-kesalahan yang lalu.
Saya berjanji akan lebih baik lagi dalam merawat dan mendidik anak-anak saya. Caranya dengan terus memperbaiki diri dan belajar, entah dari pengalaman yang telah lalu, dari pengalaman orang lain, dari membaca, dan dari mana saja asal itu baik. Doakan ya, temans….
Terima kasih, Faiq. Terima kasih, Kakak. Kau sungguh istimewa. Darimu ibumu ini banyak belajar.
Semoga kelak kau akan tumbuh menjadi pemuda yang shalih. Menjadi teladan bagi adikmu, bermanfaat bagi agama, keluarga, negara, dan orang-orang di sekitarmu. Demikian juga Fahima, semoga kelak kau juga akan menjadi wanita shalihah. Aamiin….
Terharu saya bacanya. Ibu yang besar hati mau mengakui kekurangannya dan bersiap memperbaiki segalanya. Semangat dengan bismillah. Salam to kakak yaaa.. 😊
ReplyDeleteIya, Mbak Fifi.. Harus diakui segala kekurangan diri, untuk introspeksi dan perbaikan ke depannya. Iya insya Allah selalu diawali dengan bismillah... Salamnya saya sampaikan dengan cium hangat, ya ;)
DeleteTerharu saya bacanya. Ibu yang besar hati mau mengakui kekurangannya dan bersiap memperbaiki segalanya. Semangat dengan bismillah. Salam to kakak yaaa.. 😊
ReplyDeleteSetiap ibu adalah yang terbaik buat anaknya. Yang penting kita terus belajar dan perbaiki diri ya mak..
ReplyDeleteBetul itu, Mak. Harus terus memperbaiki diri dan belajar :)
Deleteanaknya cakep mak
ReplyDeleteHihihi... mak Susan fokusnya lain. Makasih, Mak :D
DeleteFaiq anak yang baik dari ibu yang hebat. Kuatkan tali kasih sayang keluarga ini ya Allah. :)
ReplyDeleteInsya Allah, Mak. Alhamdulillah, selalu disyukuri gimana pun kondisinya. Makasih banget doanya, Mak Lusi. Terharu ^^
DeleteMbak...cerita faiq mirip Raka...SC, minim bnget ASI...sifat, eatak hmpr sama dulu. Dulu susah makan, krn bnyk sufor. Picky eater krn saya pemilih juga dlm ngatur maemnya. Beda jauh sama adiknya yang asi...mpe 3 tahun br sapih
ReplyDeleteWah ada temannya, nih. Berarti mbak Sulis tau rasanya, ya... Emang anak pertama tuh memberikan pelajaran dan pengalaman yg berharga banget ya, Mbak :)
Deleteamin..
ReplyDeletesehat terus yah nak faiq :*
Makasih doanya, Tante Irawati :)
Deleteaamiin...
alhamdulilllaaah semoga Faiz jadi anak sholeh
ReplyDeleteMakasih doanya, Mak Tanti :)
Deletejd pengen nangis
ReplyDeleteKenapa nangis, Jiah? Sini, kupeluk... *ehh
Deletepasti nanti bondingnya terbangun koq mak, yakin deh, mak diah kn slma ini sdh berusha mmbrikan yg trbaik bwt si sulung, istilah jawanya, 'njawani'.. :)
ReplyDeleteSemoga ya, Mak Inda. Insya Allah... Iya nih usaha banget saya, namanya juga sayang anak. Takut kalo anak "jauh" sama saya. Hiks...
Deletesebagai orangtua, selalu ada rasa bersalah pada anak ya Mak. aku juga begitu pada si sulungku. dia juga termasuk picky eater, dan ASInya campur sufor juga. semoga semakin hari bonding dengan si sulung semakin terjalin ya Mak
ReplyDeleteWah, ternyata sama ya Mak kasus anak pertamanya :)
DeleteAamiin.. Semoga ya, Mak :)
Semoga kita sbg orang tua mampu mendidik anak kita sebagai anak yg rajin, berbakti pada agama, orang tua, dan negara. Jadi anak yg Sholeh sholehah :D
ReplyDeleteAamiin... Iya betul itu :)
DeletePernah suatu ketika kami anak2 mahasiwa (yg tentu saja belum menikah) diksui tentan Asi ekslusif. Nah benar ternyata fungsi pemberian asi eksklusif itu untuk menjalin keterikatan antara ibu dan bayi. Sang bayi bisa merasakan kehangatan ibu dan sang ibu bisa memandang raut muka kenyang sang bayi.
ReplyDeleteterima kasih ini pelajaran untuk seorang (jomblo) yg msh dalam masa pencarian seperti saya ini.
salam kenal :)
Ya, begitulah, Mbak. Memang benar diskusi kalian :)
DeleteSama2, terima kasih juga mau membaca tulisan saya :)
amin... sehat terus yah
ReplyDeleteMakasih.. Aamiin...
DeleteIni kayak gimana ya mbak ._. si sulung ngasih pembelajaran yang berarti banget ke kamu :'
ReplyDeleteIya, begitulah yang telah terjadi :)
DeleteNyimak aja mbak , ni cerita keponakan ya....
ReplyDelete???
DeleteOke makasihhh :)
iya, Mbak. Sebagai orang tua, kita bukan makhluk sempurna. Kadang harus belajar dari anak juga :)
ReplyDeleteBetul banget itu, Mak. Kita banyak belajar dari anak2 :)
DeleteWiiih si jagoan mungil itu gedenya pasti banyak yang naksir nih ahahahh :D
ReplyDeleteIiihhh ini kayak komennya mak Susan di atas :D
DeleteMakasihhh :)
Manteb mbak
ReplyDeleteOke manteb. Mateb apanya, nih? Hehe.. Makasih, yaa :)
DeleteSemoga harapan orang tua Faiq terkabul. Insya Allah, menjadi anak yang sholih :)
ReplyDeleteAamiin.. Makasih doanya, Mak Myra :)
Delete