Resep menjadi jurnalis yang baik itu caranya dengan banyak membaca, dan punya “jam terbang” yang tinggi. Demikian pula kalau menulis di blog, sama saja resepnya.
Demikian salah satu hal yang diungkapkan oleh Bapak Dwi Eko Lokononto, salah satu pemateri dalam Arisan Ilmu Kumpulan Emak2 Blogger (KEB) Surabaya. Acara yang digelar pada hari Sabtu, 14 Januari 2017 di DILo (Digital Innovation Lounge) Telkom Surabaya, Jalan Ketintang No. 156 Surabaya ini merupakan salah satu program dari KEB untuk meng-upgrade pengetahuan membernya tentang blogging.
Mengapa ilmu jurnalistik menjadi materi kali ini? Karena blogging tak jauh berbeda dengan jurnalistik, kan? Bedanya, seorang blogger lebih independen daripada jurnalis, dalam artian karena blogger mengelola situsnya sendiri, bertanggung jawab penuh atas isi situs yang dikelolanya.
Di awal pembicaraan, bapak Dwi yang merupakan Pemred situs berita beritajatim.com ini mengatakan bahwa membaca itu sangat penting sebagai bekal untuk menulis. Seorang jurnalis membutuhkan kosakata yang kaya dan gaya bahasa yang baik untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas. Beliau mencontohkan, cobalah lebih sering membaca novel untuk membuat tulisan kita menjadi lebih enak dinikmati. Novel-novel karya Seno Gumira Ajidarma menjadi salah satu yang beliau rekomendasikan. Nah, kalau beliau sendiri, mengalokasikan dana setiap bulannya untuk membeli minimal satu buah novel :).
Bapak Dwi sedang memberikan materi jurnalistik. |
Tulisan-tulisan dalam novel tentu berbeda dengan tulisan non fiksi. Dalam novel, diksi (pilihan kata) seharusnya sangat diperhatikan. Maka novel yang baik juga kaya akan diksi yang tepat. Begitu juga untuk seorang blogger, pemilihan kata yang baik dan tepat sangat penting, karena hal itu bisa memberikan persepsi yang positif bagi pembaca. Tentunya pembaca akan lebih senang menikmati tulisan yang enak dibaca, menggambarkan suatu objek atau peristiwa dengan baik melalui pilihan kata yang tepat.
Tulisan yang baik dalam jurnalistik dan atau blogging itu bagaimana?
Tulisan yang baik adalah antara pembuka, isi, dan penutup harus saling berkaitan erat. Terutama untuk pembuka dan penutup, harus kuat, harus menarik, bahkan bisa memberikan kesan yang kuat bagi pembaca. Pembaca enggak mudah lupa sama isi tulisan tersebut. Kemudian, konten blog yang panjang, rinci, ditambah gaya menulis yang baik, akan bisa membuat trafik blog menjadi ajeg dan tinggi.
Maka seperti yang saya tulis di atas, "jam terbang" yang tinggi juga sangat penting. Pengalaman menulis sangat diperlukan agar tulisan kita semakin baik dari waktu ke waktu. Tentunya dengan terus belajar, ya :).
Bapak Dwi diantara KEB Surabaya dan sekitarnya. |
Etika Jurnalistik
Awalnya bapak Dwi memang menjelaskan dasar-dasar jurnalistik, yang dalam hal ini juga sebaiknya diterapkan dalam blogging. Beliau cukup singkat membawakan materinya, karena emak-emak blogger yang hadir sudah dianggap paham mengenai teknik menulis dan jurnalistik. Lho? Hihihi...
Jadi kemudian beliau membuka sesi tanya jawab. Maka yang terjadi kemudian adalah acara bincang-bincang santai. Asyiiikkkk :D.
Pembahasan beralih pada etika jurnalistik, karena sebagian besar pertanyaan emak-emak blogger berkaitan dengan hal tersebut. Mengenai etika jurnalistik, bapak Dwi mengatakan bahwa menulis di blog yang penting NO SARA, beretika, jangan terlalu takut pada UU ITE selama kita masih di jalur yang lurus :).
Kemudian mengenai menulis review di blog, entah itu review produk, reportasi event, dan lain-lain. Saat ini, kan, dunia blogging sedang kebanjiran job atau semacamnya untuk tulisan review. Nah, sesuai etika jurnalistik, tulislah review secara jujur, apa adanya, obyektif. Jangan hanya karena kita dibayar, maka kita akan menulis dengan melebih-lebihkan keunggulan produk, misalnya. Hal ini bisa jadi merupakan penipuan, sehingga bisa menjerumuskan pembaca. Duh!
Maka blogger harus benar-benar independen, tidak boleh terpengaruh atau di bawah bayang-bayang pihak lain. Menulis memang dengan itikad baik, tapi bukan berarti terlalu memuji. Karena kalau kita sering menulis review dengan melebih-lebihkan keunggulan produk, lambat laun pembaca juga akan hafal dengan karakter tulisan kita. Bisa-bisa mereka akan eneg, dan bosan kembali lagi ke blog kita. Akibatnya? Tahu sendiri lah, ya :)
Oiya, satu lagi, kalau blogger pengin "naik kelas", jangan menerima semua job review. Pilih saja yang sesuai dengan niche blog :).
Materi jurnalistik selama kurang lebih satu setengah jam tak terasa menjemukan. Karena model penyampaian materi yang dilakukan bapak Dwi lebih interaktif. Apalagi notabene, bapak Dwi adalah mantan atasan mak Eda Akbar (pemilik blog nyonyabesar.com) yang kemudian menjadi relasi dekat setelah mak Eda resign. Yah, jadi akrab gitu, deh, suasana bincang-bincang kami.
“Huahahahak.” Begitulah tawa keras dari bapak Dwi yang mengagetkan saya.
Kenceng, tapi bentar. Mengangetkan, trus bikin saya bilang:
“Wong iki, Rek… ngguyune ueenakkk!”
Hahaha.
Mungkin 3-4 kali saya dengar tawa beliau yang bikin saya kaget lagi kaget lagi :D.
Terima kasih, ya, Pak. Telah bersedia berbagi sedikit ilmu jurnalistik, dan berbincang-bincang santai dengan para emak blogger Surabaya dan sekitarnya. Maaf jika ternyata gaya tertawa Anda yang bikin saya terkesan :D.
Bapak Dwi bersama salah satu Makmin KEB, Yuniari Nukti. |
Video Blogging by Aya
Materi kedua dalam Arisan Ilmu kali ini disampaikan oleh member KEB sendiri, yaitu Aya Slavina (entahlah, nama aslinya Aya siapa.. :D). Si cantik asli Lamongan yang masih single ini (iya, member KEB memang masih banyak yang single juga :) ) memang jago dalam bidang fotografi dan videografi. Kepiawaiannya dalam bidang tersebut telah mengantarkannya menjuarai banyak lomba fotografi dan videografi.
Materi video blogging atau vlog memang relevan sekali diusung saat ini. Karena dunia blogging sekarang memang semakin berwarna. Vlog mmebuat konten blog lebih menarik selain adanya foto maupun infografis. Senada dengan materi jurnalistik, vlog juga akan mempercantik konten disamping tulisan yang baik.
Materi video blogging atau vlog memang relevan sekali diusung saat ini. Karena dunia blogging sekarang memang semakin berwarna. Vlog mmebuat konten blog lebih menarik selain adanya foto maupun infografis. Senada dengan materi jurnalistik, vlog juga akan mempercantik konten disamping tulisan yang baik.
Dalam materi singkatnya, Aya memaparkan bahwa inti dari vlog adalah konten, pengambilan gambar, dan editing. Kalau ingin membuat vlog, tentukan dulu kontennya seperti apa, bagaimana jalan ceritanya, tujuannya apa, dll. Baru kemudian action dengan kamera, dilanjut editing.
Pemilik blog cewealpukat.com ini merekomendasikan Filmora sebagai aplikasi untuk mengedit video via laptop atau PC. Menurutnya aplikasi ini lengkap untuk edit-edit video. Hasilnya pun keren.
Pemilik blog cewealpukat.com ini merekomendasikan Filmora sebagai aplikasi untuk mengedit video via laptop atau PC. Menurutnya aplikasi ini lengkap untuk edit-edit video. Hasilnya pun keren.
Aya memberikan materi dasar untuk vlog. |
Aya memberikan materi secara singkat. Kemudian kami langsung praktik. Sayangnya, saya enggak bisa ikut praktik. Lha, saya gak bawa laptop, sih. Eh, emang saya punyanya cuma PC sama hape, hehe. Jadi ya sudah, saya ikut menyimak dan mengamati teman-teman saja saat praktik. Padahal, belajar vlog, kan, termasuk resolusi ngeblog saya di tahun 2017 ini. Hiks, cuma gara-gara gak bawa alat tempur, jadi kurang bersemangat belajarnya *tjurhat*.
Eh tapi, saya juga bisa sedikit belajar, kok, dari melihat teman-teman. Yang saya ingat, pakai resolusi yang lebih bagus kalau mau upload video di YouTube. Kalau hanya di Instagram, sih, resolusi biasa-biasa saja enggak masalah.
Nah, mengenai materi lengkap atau tutorial penggunaan Filmora, mohon maaf saya belum bisa menuliskannya. Ya, karena saya belum bisa praktik juga *tutup mata*.
Kalau temen-temen pengen tau, bisa membacanya di blog emak-emak blogger Surabaya yang lain mungkin, ya :)
Hemm... bu guru sibuk nerangin materi pada emak-emak blogger :). |
Arisan Ilmu KEB Surabaya kali ini sangat berkesan bagi saya. Sudah banyak ilmu yang didapat, ketemu emak-emak blogger se-Surabaya dan sekitarnya, bawa pulang banyak hadiah, dan perut kenyang karena potluck-nya berlimpah. Hihihi. Alhamdulillah...
Terima kasih, KEB :).
Oh iya, tepat hari ini, 18 Januari 2017, KEB ulang tahun yang ke-5, lho! Selamat ulang tahun, KEB. Semoga semakin maju dan selalu menginspirasi.
Semua dapet "kado" dari Arisan Ilmu. Eh, saya sampai maju 3x, hihihi... Alhamdulillah :) |
E-eh..ada foto saya di sini, bwahahahahaha..
ReplyDeleteHahaha... Fotonya mbak Vicky mah banyakkk tersebar di acara kemarin :D
DeleteNyesel gak bisa ikut.., ditunggu arisan ilmu berikutnya yaa Mak, istimewa ♥
ReplyDeleteIya, Mbak. Istimewaaa :)))
DeleteNoted banget tuh, yang tentang banyak membaca untuk membuat tulisan kita kaya diksi dan enak dibaca. Masih suka keteter, hiks.
ReplyDeleteFilmora banyak juga direkomen sama temen2 vlogger. Mau nyobain ah. Yuk Mba Diah belajar bareng :D.
Makasih sharingnya ya :*
ihiiiiyy..... ada aku mejeng di siniii...hahaha
ReplyDeleteIhiy. Fotoku tampil di sini
ReplyDeleteHahahaha seru sampe maju 3x, soal bacaan hmmm...kemudian keinget timbunan buku haha. Emang sih banyak baca buku, fakir kosa kata bisa agak dikurangi :D
ReplyDeleteTfs Mbak...kita blm ornh kopdar nih ya.
waah padet banget kayaknya nih ilmu arisannyaa
ReplyDeleteayoo ajarin di grup mba yg vlog
Kerasa juga sama saya, kalau kurang baca, kosa katanya jadi kurang.
ReplyDeleteBTW, keren deh, bisa sampe maju 3 x ^_^
kapan ya KeB ngadain acara di Aceh...huhuhu
ReplyDeleteAlhamdulillah ada satu fotoku yang nyempil...
ReplyDeleteThanks for sharing mbak :) aku mau belajar vlogging nih :)
ReplyDeleteselaluuuu senang kalau ada acara seperti ini..ilmunya bertambah banyak ya mba :)..dan juga teman :)
ReplyDeleteJadi nambah ilmu lg nih. Mksh sdh berbagi mba..
ReplyDeleteWahh eventnya seru banget
ReplyDeletewww.extraodiary.com
Filmora nggak kompatible di laptopku krn laptopku udah keluaran jaman purbakala hiks. Keren emak Surabaya belajar dari jurnalis. Aku termasuk yg masih percaya jurnalis itu ilmunya luar biasa walaupun banyak yg mencibir gara2 makin banyaknya berita2 media online yg bombastis. Padahal itu tuntutan omset perusahaan, bukan krn mrk nggak lagi mau menjadi jurnalis yg cerdas.
ReplyDelete