Bekerja merupakan rencana saya selepas lulus dari SMK (Sekolah Menengah Kejuruan – waktu itu saya ambil jurusan Akuntansi). Karena, apa yang dicita-citakan oleh seorang anak yang belajar di SMK kalau bukan untuk mendapatkan pekerjaan selekasnya? Mayoritas seperti itu, bukan? Itu pula yang memang diharapkan oleh orang tua saya. Maka, ketika lembar keterangan lulus sudah ada di tangan, saya pun mulai mencari pekerjaan.
Melalui informasi iklan baris di sebuah koran lokal, saya pun datang ke sebuah kantor untuk melakukan interview. Singkat kata, alhamdulillah, saya diterima di bagian administrasi sebuah toko swalayan. Tapi ternyata, jarak antara kantor dengan toko terbilang lumayan jauh, yaitu sekitar 15-30 menit perjalanan dengan sepeda motor atau angkutan umum. Ini keunikan pertama :).
Setelah sebulan menjalani peran sebagai pegawai administrasi yang kadang merangkap juga sebagai pramuniaga :D, tiba saatnya saya hendak menerima hak saya, yaitu gaji. Tapi, oww... ternyata untuk menerima gaji, saya (dan semua pegawai lain) harus datang ke kantor. Oke, saya pun datang ke kantor bersama seorang teman. Ya, karena waktu gajian kami tidak bersamaan. Sehingga tidak semuanya menerima gaji bersama-sama dengan saya. Ini keunikan kedua :).
Sesampai di sana, ada beberapa karyawan dari usaha lain kepunyaan si boss (selain toko swalayan, si boss juga punya hotel, usaha katering, dan entah apa lagi, saya lupa). Mereka semua adalah para karyawan yang akan menerima gaji di hari itu, sama seperti saya. Dan, kami harus antri satu per satu untuk dipanggil masuk ke dalam kantor dalam rangka menerima gaji. Oh my God! Nah, saat giliran saya masuk, saya jadi tahu mengapa harus antri: karena tiap orang dikasih ceramah yang beda-beda, dong :D. Ini keunikan ketiga :).
Sebenarnya, masih ada keunikan-keunikan lain dari tempat kerja saya yang pertama ini. Tapi sudahlah, itu enggak penting. Karena saat ini saya mau membahas tentang gaji yang saya terima itu. Hihihi.
Bersyukur Atas Gaji Pertama
Gaji pertama, jumlahnya tak seberapa. Tapi saya sangat maklum dan sangat bersyukur. Bagi saya yang (saat itu) hanya seorang lulusan SMK, mendapatkan pekerjaan saja sudah alhamdulillah. Enggak nganggur lagi, enggak risih dilihatin terus sama tetangga karena anak gadis kok di rumah saja, punya uang sendiri untuk “pegangan”, de el el.
Mungkin setiap orang juga punya perasaan yang sama, ya, saat menerima gaji pertamanya. Ada rasa syukur, senang, bangga, dan semacamnya.
Sekali lagi saya sangat bersyukur. Saya juga sangat senang karena bisa memberikan sedikit uang untuk ibu bapak. Lalu karena saya butuh pakaian untuk ganti-ganti saat kerja, saya pun mengajak ibu untuk membeli baju. Sisanya, saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Yeyyy, setelah bekerja saya dapat memenuhi kebutuhan harian sendiri :).
Bertahun kemudian, setelah saya beberapa kali ganti pekerjaan, kuliah, kemudian bekerja lagi, hingga saat ini, saya belajar satu hal. Bahwa berbagi itu indah. Bahwa berbagi atau sedekah itu membuat keadaan bertambah baik dan menjadikan hati tenang. Saya banyak belajar dari sekitar, entah itu saudara atau orang-orang di luar sana. Ada saudara saya yang sangat suka berbagi, ternyata usahanya semakin baik dari hari ke hari. Dia sukses, dan banyak orang yang bahagia karenanya.
Ternyata, saya kurang bisa memanfaatkan gaji pertama secara optimal. Meski enggak ada yang salah dengan yang saya lakukan saat itu, tapi alangkah lebih indah jika gaji pertama itu saya habiskan saja! Ya, saya habiskan untuk berbagi atau bersedekah! Entah dalam bentuk memberikan hadiah pada keluarga, saudara, teman, atau tetangga. Atau dalam bentuk yang lain.
Telah banyak dibahas di berbagai kesempatan, berbagai buku, tulisan, dan lain-lain, bahwa tak ada yang rugi jika kita bersedekah. Justru sebaliknya, jika kita berbagi, maka rezeki kita akan semakin baik. Insya Allah. Ya, berbagi merupakan salah satu tanda kita bersyukur. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dalam dalam salah satu ayat-Nya bahwa,
Mungkin setiap orang juga punya perasaan yang sama, ya, saat menerima gaji pertamanya. Ada rasa syukur, senang, bangga, dan semacamnya.
Sekali lagi saya sangat bersyukur. Saya juga sangat senang karena bisa memberikan sedikit uang untuk ibu bapak. Lalu karena saya butuh pakaian untuk ganti-ganti saat kerja, saya pun mengajak ibu untuk membeli baju. Sisanya, saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Yeyyy, setelah bekerja saya dapat memenuhi kebutuhan harian sendiri :).
***
Bertahun kemudian, setelah saya beberapa kali ganti pekerjaan, kuliah, kemudian bekerja lagi, hingga saat ini, saya belajar satu hal. Bahwa berbagi itu indah. Bahwa berbagi atau sedekah itu membuat keadaan bertambah baik dan menjadikan hati tenang. Saya banyak belajar dari sekitar, entah itu saudara atau orang-orang di luar sana. Ada saudara saya yang sangat suka berbagi, ternyata usahanya semakin baik dari hari ke hari. Dia sukses, dan banyak orang yang bahagia karenanya.
Ternyata, saya kurang bisa memanfaatkan gaji pertama secara optimal. Meski enggak ada yang salah dengan yang saya lakukan saat itu, tapi alangkah lebih indah jika gaji pertama itu saya habiskan saja! Ya, saya habiskan untuk berbagi atau bersedekah! Entah dalam bentuk memberikan hadiah pada keluarga, saudara, teman, atau tetangga. Atau dalam bentuk yang lain.
Telah banyak dibahas di berbagai kesempatan, berbagai buku, tulisan, dan lain-lain, bahwa tak ada yang rugi jika kita bersedekah. Justru sebaliknya, jika kita berbagi, maka rezeki kita akan semakin baik. Insya Allah. Ya, berbagi merupakan salah satu tanda kita bersyukur. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dalam dalam salah satu ayat-Nya bahwa,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)
Maka, bagi teman-teman yang belum pernah bekerja, habiskan saja gaji pertamamu untuk berbagi. Berbagilah dengan orang-orang di sekitarmu. Sungguh akan menjadi kenangan yang sangat indah jika hasil keringat kita untuk pertama kalinya, kita bagi dengan orang-orang tersayang. Jangan takut kesulitan akan mendapatkan uang kembali. Allah yang Maha Pemurah akan memberkahi usaha kita, orang-orang akan menyayangi dan mendoakan kita, lalu insya Allah usaha kita akan semakin lancar dan penuh keberkahan.
Begitu pula yang telah bekerja sekian lamanya, jangan lupa zakat, infaq dan sedekah, ya (mengingatkan diri sendiri juga). Insya Allah usaha kita akan semakin lancar dan barokah :).
iya setuju mba saya ingat betul teori memberi dulu daripada menerima banyakin sedekah maka kita akan dapetin banyak :)
ReplyDeleteaq gak hanya gaji pertama mbk.semua gaji.... lets go habiskaaaan 🤣
ReplyDeletekalau gaji pertama buat traktir keluarga, boleh ya...hihihi
ReplyDeleteWaah gaji pertama dulu abis buat bertahan hidup di kos-kosan mbak. Hehe...belum kenal zakat dan infak. Paling-paling sodaqoh seikhlasnya. Sekarang baru bisa terapin satu-satu. Hihi..
ReplyDeleteWah, gaji pertama emang berkesan ya
ReplyDelete