Beberapa hari lagi bulan Ramadhan hadir di hadapan kita. Bulan agung yang penuh dengan rahmat dan ampunan Allah subhanahu wa ta’ala. Bulan suci yang dirindukan oleh muslim di alam semesta. Bulan yang membuka dirinya untuk diisi dengan puasa dan ibadah-ibadah lain yang bernilai pahala luar biasa. Lalu, sudah siapkah kita, umat Islam, menyambut dan mengisinya?
Saya ingat tahun lalu, saat bulan Ramadhan tiba kondisi saya sedang hamil tua anak ketiga. Saya sedih karena di awal Ramadhan saya enggak bisa ikut puasa. Saya sakit, flu dan kecapekan. Perpaduan kondisi hamil tua dan sakit, menyebabkan saya tak kuat melaksanakan rukun Islam yang ketiga itu di awal Ramadhan. Hingga semangat Ramadhan hadir terlambat pada diri saya, karena saya baru bisa mencicipi ibadah puasa setelah Ramadhan berjalan seminggu.
Dan tahun ini, insya Allah saya akan dipertemukan kembali dengan bulan agung itu. Syukur alhamdulillah, berharap semoga tak ada aral merintang pada beberapa hari ke depan hingga Ramadhan benar-benar menyapa. Maka sebagai bentuk rasa syukur, saya harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambutnya. Terutama, mempersiapkan diri untuk berpuasa Ramadhan, sebagai amalan utama di bulan itu.
Untuk Ramadhan tahun ini, saya sedang menyusui anak ketiga yang kini berusia 10 bulan. Otomatis, butuh fisik yang sehat dan kuat jika saya akan berpuasa. Ya, meskipun si kecil sudah tidak berada pada masa pemberian ASI eksklusif (6 bulan pertama), tapi jika fisik tak sehat dan kuat maka ibu menyusui tak akan tahan berpuasa seharian selama sebulan penuh. Dan selain itu, tentu saja niat adalah syarat utama. Maka menata NIAT dan mempersiapkan FISIK adalah hal yang saya lakukan sejak sekarang.
Mempersiapkan Niat yang Kuat
Azzam atau niat yang kuat harus saya persiapkan sejak sekarang. Niatnya puasa buat apa, nih? Semoga niat saya lurus, ya, seperti niat yang seharusnya, sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh Allah subahnahu wa ta'ala yang tersurat dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah ayat 183)Ya, semoga niat saya lurus semata-mata untuk untuk menjalankan perintah-Nya dan mencapai derajat takwa, bukan niat-niat yang lain. Semoga saya enggak puasa saat menyusui hanya untuk membuktikan pada orang lain bahwa saya seorang ibu yang kuat, yang dalam kondisi menyusui pun masih bisa berpuasa penuh selama sebulan. Semoga juga bukan untuk menunjukkan pada ibu-ibu menyusui yang tak kuat berpuasa bahwa kalau berusaha pun sebetulnya bisa, lho! Na'udzubillahi min dzalik. Enggak! Karena fisik tiap ibu berbeda. Kondisi tiap ibu juga berbeda-beda.
Semoga saya nanti berpuasa fokus untuk memperbaiki diri, agar lebih baik dari hari kemarin dan hari ini. Bukan untuk terlihat baik di mata orang lain. Bukan karena riya' (pamer).
Maka niat yang kuat itu harus saya barengi dengan semangat sejak sekarang. Dengan bersemangat, maka persiapan yang lain untuk berpuasa pun akan mengiringi. Apa lagi persiapannya?
Mempersiapkan Fisik yang Sehat dan Kuat
Persiapan secara nyata bagi ibu menyusui yang akan berpuasa Ramadhan adalah mempersiapkan fisik atau jasmani. Bagaimanapun, ibu menyusui memerlukan asupan dua kali lipat dari menu biasanya. Karena ASI juga membutuhkan nutrisi lengkap kalau ingin menghasilkan ASI yang berkualitas untuk si kecil. Kalau tidak dipersiapkan sejak beberapa waktu sebelumnya, bisa jadi tubuh menjadi kaget dengan jadwal makan yang berubah pada saat puasa Ramadhan. Atau ibu menjadi kecapekan, lalu efeknya ASI yang dihasilkan kurang banyak dan kurang berkualitas.
Selain menyusui si bungsu, saya juga harus mengurus kedua kakaknya yang juga masih kecil-kecil. Mengurus anak-anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga di saat puasa itu harus membutuhkan fisik yang kuat. Agar kualitas dan kuantitas ASI terjaga saat puasa, maka saya enggak boleh capek apalagi sakit. Maka sejak sekarang saya harus menjaga kesehatan. Pokoknya harus sehat mulai sekarang hingga selama Ramadhan nanti! Hehe. Soalnya pengin banget puasa sebulan penuh dengan sebaik-baiknya.
Nah, bagaimana cara menjaga kesehatan itu? Antara lain saya sudah dan akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Kalau alarm sakit mulai "terdengar", saya akan segera istirahat sejenak. Misal kepala pusing, tenggorokan gatal (seperti mau batuk/pilek), badan pegal-pegal, dll. Sebaiknya segera istirahat dulu sebelum sakit yang sebenarnya menyerang tubuh.
- Rajin mengonsumsi madu, sari kurma, dan atau habatussauda sebagai penjaga stamina tubuh.
- Membuat daftar menu yang harus dikonsumsi selama Ramadhan. Menu tersebut berisi menu sahur, berbuka, dan makan sesudah shalat Tarawih sampai menjelang tidur. Ya, makannya harus tetap tiga kali sehari. Hanya waktunya saja yang dipindah, menyesuaikan waktu berbuka.
- Selain madu, sari kurma, dan habatussauda, saya juga harus siap buah kurma, karena buah itu sangat membantu menjaga energi tubuh pada saat puasa. Oiya, saya juga harus sedia susu, harus mau minum susu pada saat sahur. Karena susu juga akan menambah energi dan melengkapi nutrisi untuk ASI.
Nah, itulah persiapan jelang puasa Ramadhan yang saya lakukan. Kalau sudah punya niat yang kuat, fisik juga sehat dan kuat, insya Allah puasa bagi ibu menyusui seperti saya akan bisa berjalan dengan lancar. Dan, ibadah-ibadah lain di bulan penuh berkah itu pun insya Allah juga akan bisa terlaksana dengan baik dan lancar. Saya, sih, penginnya seperti itu. Doakan semoga bisa terwujud, ya, temans :).
selamat menunaikan ibadah puasa yaa... kebaikan senantiasaa mengiringi :)
ReplyDeleteTerima kasih bun infonya. Saya juga sedang menyusui soalnya. Jadi butuh ilmunya dalam menyiapkan puasa dlm keadaan menyusui 😃
ReplyDeleteSemoga lancar :) Ramadhan taun ini saya hamil 7 bulan, mau konsul dl ke dokter
ReplyDeleteSemoga lancar ya, mbak. Saya juga ada niat tetap puasa walau lagi menyusui. Tapi setahannya aja
ReplyDeletesemoga bisa lancar y mba :) alhamdulilah dulu saat menyusui saya masih lancar jalani puasanya tergantung niat dan seterongnya y mba semoga Alloh memudahkan niat dan ibadah kita aamiin
ReplyDelete