Pengembangan Karakter SMART Bagi Anak.
Saya termasuk orang tua yang setuju sekali dengan sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter bagi anak dalam proses pembelajarannya. Sekolah sebagai tempat belajar, bukan hanya mempelajari materi-materi akademis seperti Bahasa, Matematika, Science, dan lain-lain. Tapi yang lebih utama dari itu, adalah pembentukan karakter anak. Tentu saja karakter yang positif.
Sekolah Islam Terpadu (SIT) tempat anak saya belajar sekarang mempunyai semacam slogan atau pelabelan (atau branding mungkin, ya) dengan akronim SMART. Apa itu? SMART adalah kependekan dari Sholih, Muslih, Amanah, Ramah, dan Terampil. SMART dilekatkan pada nama sekolah karena hal itu merupakan target pendidikan di SIT Nurul Islam (NURIS), sekolah tersebut. Sehingga kini sekolah itu biasa disebut sebagai NURIS SMART SCHOOL.
Sekolah yang terdiri dari PG, TK, SD, dan SMP itu memang mengutamakan pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Sehingga poin-poin dalam SMART berusaha diterapkan dalam proses belajar mengajar setiap hari. Selain itu, orang tua/wali murid juga diajak terlibat dalam pembentukan karakter anak, karena tentu saja keluarga adalah tempat belajar yang utama.
Kalau melihat kurikulumnya, sekolah ini menggabungkan antara kurikulum pesantren, kurikulum nasional, dan kurikulum internasional. Sehingga karakter SMART diharapkan dapat ditanamkan pada diri setiap siswa, yang pada akhirnya ingin memunculkan alumni-alumni sekaligus insan-insan yang berakhlak mulia dan berwawasan global.
Selama di TK ini, anak saya selalu diberikan PR yang benar-benar PR (pekerjaan rumah), seperti menyapu, mengembalikan mainan pada tempatnya, mencuci piringnya sendiri, dan lain-lain. Adapun pengembangan karakter SMART dalam kehidupan sehari-hari bagi anak usia TK contohnya adalah sebagai berikut.
SHOLIH
Anak dibiasakan untuk tertib antri wudhu, membaca Al-Qur'an bersama teman-teman atau adik kakak, mengucap salam dan berjabat tangan pada orang tua sebelum berangkat sekolah, dan lain-lain.
MUSLIH
Anak dibiasakan merapikan sepatunya sendiri baik di rumah atau di sekolahnya, berlatih kepemimpinan dengan berani maju di depan kelas, dan lain-lain.
AMANAH
Anak dibiasakan untuk disiplin dan bertanggung jawab, seperti mengerjakan tugas mencuci piring sampai bersih, merapikan mainan setelah bermain, menjaga adik dengan baik, dan lain-lain. Anak juga dilatih untuk percaya diri, misalnya dengan berani menyapa guru, dan sebagainya.
RAMAH
Anak diajarkan untuk saling menghormati dengan sesama teman ataupun orang lain, gembira dalam bermain, guru mencontohkan menyambut murid-murid dengan senyum dan salam, dan sebagainya.
TERAMPIL
Anak diajarkan untuk bermain secara kreatif, berinovasi, melalui materi-materi keterampilan di sekolah. Seperti robotika, membuat aneka kerajinan tangan, dan lain-lain.
Saya termasuk orang tua yang setuju sekali dengan sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter bagi anak dalam proses pembelajarannya. Sekolah sebagai tempat belajar, bukan hanya mempelajari materi-materi akademis seperti Bahasa, Matematika, Science, dan lain-lain. Tapi yang lebih utama dari itu, adalah pembentukan karakter anak. Tentu saja karakter yang positif.
Sekolah Islam Terpadu (SIT) tempat anak saya belajar sekarang mempunyai semacam slogan atau pelabelan (atau branding mungkin, ya) dengan akronim SMART. Apa itu? SMART adalah kependekan dari Sholih, Muslih, Amanah, Ramah, dan Terampil. SMART dilekatkan pada nama sekolah karena hal itu merupakan target pendidikan di SIT Nurul Islam (NURIS), sekolah tersebut. Sehingga kini sekolah itu biasa disebut sebagai NURIS SMART SCHOOL.
Sekolah yang terdiri dari PG, TK, SD, dan SMP itu memang mengutamakan pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Sehingga poin-poin dalam SMART berusaha diterapkan dalam proses belajar mengajar setiap hari. Selain itu, orang tua/wali murid juga diajak terlibat dalam pembentukan karakter anak, karena tentu saja keluarga adalah tempat belajar yang utama.
Kalau melihat kurikulumnya, sekolah ini menggabungkan antara kurikulum pesantren, kurikulum nasional, dan kurikulum internasional. Sehingga karakter SMART diharapkan dapat ditanamkan pada diri setiap siswa, yang pada akhirnya ingin memunculkan alumni-alumni sekaligus insan-insan yang berakhlak mulia dan berwawasan global.
Selama di TK ini, anak saya selalu diberikan PR yang benar-benar PR (pekerjaan rumah), seperti menyapu, mengembalikan mainan pada tempatnya, mencuci piringnya sendiri, dan lain-lain. Adapun pengembangan karakter SMART dalam kehidupan sehari-hari bagi anak usia TK contohnya adalah sebagai berikut.
SHOLIH
Anak dibiasakan untuk tertib antri wudhu, membaca Al-Qur'an bersama teman-teman atau adik kakak, mengucap salam dan berjabat tangan pada orang tua sebelum berangkat sekolah, dan lain-lain.
MUSLIH
Anak dibiasakan merapikan sepatunya sendiri baik di rumah atau di sekolahnya, berlatih kepemimpinan dengan berani maju di depan kelas, dan lain-lain.
AMANAH
Anak dibiasakan untuk disiplin dan bertanggung jawab, seperti mengerjakan tugas mencuci piring sampai bersih, merapikan mainan setelah bermain, menjaga adik dengan baik, dan lain-lain. Anak juga dilatih untuk percaya diri, misalnya dengan berani menyapa guru, dan sebagainya.
RAMAH
Anak diajarkan untuk saling menghormati dengan sesama teman ataupun orang lain, gembira dalam bermain, guru mencontohkan menyambut murid-murid dengan senyum dan salam, dan sebagainya.
TERAMPIL
Anak diajarkan untuk bermain secara kreatif, berinovasi, melalui materi-materi keterampilan di sekolah. Seperti robotika, membuat aneka kerajinan tangan, dan lain-lain.
Pembentukan karakter-karakter tersebut tidak bisa dalam waktu singkat. Misalnya, untuk membentuk karakter amanah dengan merapikan mainan setelah bermain, butuh waktu sebulan atau kurang (tergantung anaknya) secara terus menerus anak melakukan aktivitas itu. Orang tua harus sabar dan telaten mendampinginya.
Lalu, untuk terus menanamkan dan mengaplikasikan karakter SMART tersebut, dalam berbagai kesempatan pertemuan bersama orang tua/wali murid, pihak sekolah selalu mendengung-dengungkan tentang pentingnya pendidikan karakter. Baik melaui seminar, rapat, acara kenaikan kelas, wisuda, dan lain-lain. Orang tua selalu diajak mendukung program tersebut dengan cara ikut memonitor PR anak, dan selalu memberikan teladan. Karena bagaimanapun, keteladanan memiliki pengaruh sangat yang kuat terhadap pembentukan karakter.
Memang, SIT Nurul Islam juga masih mempunyai banyak kekurangan di sana-sini. Yang paling menonjol adalah gedung yang jauh sekali dari kata bagus, dan fasilitas yang masih kurang. Maklum saja, karena biaya sekolah juga terbilang murah.
Namun, tahun ini saya tetap memilih sekolah itu untuk anak sulung saya yang memasuki tingkat SD. Saya berharap, dengan semangat pihak sekolah dalam mengusung program SMART, anak saya kelak bisa menjadi insan yang berkarakter sholih, muslih, amanah, ramah, dan terampil. Cerdas, berakhlak mulia, dan berwawasan global. Aamiin.
Namun, tahun ini saya tetap memilih sekolah itu untuk anak sulung saya yang memasuki tingkat SD. Saya berharap, dengan semangat pihak sekolah dalam mengusung program SMART, anak saya kelak bisa menjadi insan yang berkarakter sholih, muslih, amanah, ramah, dan terampil. Cerdas, berakhlak mulia, dan berwawasan global. Aamiin.
Semoga anak Mbak jadi pribadi yang soleh dan baik budi pekertinya ya, Mbak. Aamiin.
ReplyDeleteUh, milih sekolah buat anak susah ya. Apalagi banyak pilihan. Trus mesti disesuaiin sama budget pulak :'D
SMART... program yg smart ... smg :)
ReplyDeletesenang ya mbak bisa menemukan sekolah yang tepat buat faiq. kalau aku masih hunting teruus.
ReplyDelete