Untuk berbuat baik itu tidaklah mudah. Padahal, hanya ingin berbuat baik, tidak merugikan orang lain, tidak mengganggu orang lain. Untuk diri sendiri, dan hanya perlu usaha sendiri. Tapi, ternyata selalu saja ada rintangan, hambatan, tantangan, ataupun godaan. Hehe, sudah rumusnya seperti itu mungkin, ya.
Seperti halnya ketika kita bicara resolusi dalam tahun demi tahun yang kita lalui. Ada sekian banyak resolusi yang telah kita buat, kita tetapkan di akhir tahun. Berharap di tahun yang akan datang akan dapat mencapai daftar resolusi hidup yang kita rancang. Tapi faktanya, terkadang hanya 50% atau bahkan kurang pencapaian kita atas resolusi tersebut.
Saat ini adalah pertengahan tahun. Waktu yang baik untuk kembali menengok daftar resolusi atau wish list kita. Sudah seberapa jauh resolusi yang kita capai?
Saya sudah menuliskan beberapa resolusi di blog ini sebelumnya, baik wish list untuk diri pribadi secara umum ataupun resolusi di bidang blogging. Ada beberapa yang telah tercapai, ada yang sedang on progress, ada pula yang belum tersentuh sama sekali. Baiklah, di sini saya ingin mengevaluasi salah satu wish list yang sedang on progress saat ini. Wish list yang cukup mengaduk-aduk perasaan dan entah apalah namanya.
Belajar Ilmu Nahwu, Ready??
Sesuai wish list dan rencana, setelah Idul Fitri salah satu yang ingin saya lakukan dan capai adalah belajar Ilmu Nahwu (salah satu ilmu dalam bahasa Arab) yang diadakan di aplikasi chat WhatsApp (WA). Beberapa bulan yang lalu saya telah merasa sukses mengikuti pelajaran Ilmu Sharaf, maka kali ini saya ingin melanjutkan belajar Ilmu Nahwu yang memang berkaitan erat dengan Ilmu Sharaf. Saya sudah mendaftarkan diri sejak sebelum bulan Ramadhan, dan kelas mulai dibuka setelah Idul Fitri. Ya, pelajaran dimulai sejak HARI INI (!!) hingga 3 bulan ke depan. Insya Allah.
Tapi rupanya ada hal-hal yang membuat saya tidak fokus. Ada para penggoda yang entah dikirim dari mana untuk mengalihkan perhatian saya. Hiks. Dan lebih parahnya, saya tidak menemukan semangat yang sama seperti ketika saya mendaftar untuk belajar Ilmu Sharaf. Tak ada semangat yang menyala seperti dulu. Saya kehilangan bahan bakar utama itu untuk belajar. Rasa yang hilang sejak awal saya mendaftarkan diri sebagai murid kelas Ilmu Nahwu. Sedih. Benar-benar mengaduk-aduk perasaan. Padahal, saya sangat ingin menguasai Ilmu Nahwu.
Lalu, apa dan siapa saja para penggoda yang membuat saya tidak fokus?
Job Blogging yang Terus Mengalir
Sebenarnya ini harus saya syukuri. Bagaimana tidak? Bukankah job-job yang menghiasi blog ini menjadi sumber penghasilan bagi saya? Ya, saya senang. Alhamdulillah job blogging itu mengalir pelan tapi menggembirakan dalam blog ini. Ada saja tawaran untuk bekerjasama sejak sebelum Ramadhan hingga saat ini, meski mungkin nilainya tidak seberapa jika dibandingkan dengan blog-blog lain.
Begitupun menjelang kelas Ilmu Nahwu itu dimulai, job semakin padat saja rasanya. Dan, saya tak kuasa menolaknya. Saya pun jadi tak punya waktu untuk mempersiapkan diri menimba ilmu.
Grup WA yang Terus Bertambah
Grup-grup WA yang bertambah merupakan salah satu efek dari adanya job-job yang saya terima. Disamping ada pula grup-grup blogger yang memang saya rasa perlu untuk join di sana. Selain itu juga ada kelas Ilmu Nahwu yang saya ikuti (terdiri dari beberapa grup).
Banyaknya grup WA ini secara otomatis menambah waktu saya untuk membaca chat yang seringkali tak pernah berhenti seharian. Tapi sayangnya, chat di grup-grup Ilmu Nahwu justru saya kesampingkan. Biasanya, saya membaca info-info dan atau pelajaran di sana setelah semua chat dari grup lain selesai saya baca. Sedih sebetulnya :(.
Program ODOP
Program ODOP (One Day One Post) dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur telah saya ikuti satu kali, yaitu di bulan April-Mei 2017 lalu. Dari sana, saya merasa telah memperoleh beberapa keuntungan atas program tersebut. Diantaranya, pageview blog saya meningkat. Saya senang, karena blog saya ini memang belum ramai pengunjung. Maka ketika program itu diluncurkan kembali di bulan ini, saya pun tak absen mengikutinya.
Dengan mengikuti ODOP, saya harus menulis setiap hari. Tentu saja hal itu juga memerlukan waktu yang tidak sedikit. Kemudian, waktu untuk belajar Ilmu Nahwu kembali tersisih :(.
Sebenarnya, saya bisa melakukan semua itu dengan baik jika saya bisa memenej waktu dengan baik pula. Saya bisa produktif tanpa harus menyisihkan salah satu diantara mereka. Saya seharusnya bisa menjalankan semuanya berbarengan, karena saya memang tidak bisa memilih mana yang harus diprioritaskan. Semua penting bagi saya.
Tapi... entahlah. Bagaimana kelanjutan program belajar Ilmu Nahwu itu. Saya sudah memulainya, apakah bisa selesai atau tidak, yang penting jalani dulu. Akan sayang memang jika saya tidak bisa lulus. Kesempatan belajar Ilmu Nahwu secara gratis ini bukanlah hal yang gampang saya peroleh (karena kuota terbatas). Jika saya tidak lulus, maka saya harus mengikuti program yang berbayar (kalau masih minat). Ah, insya Allah saya harus menguasai ilmu itu, entah gratis atau berbayar. Akan ada berjuta jalan jika kita mau mencarinya, kan?
Duh, jadi ke mana-mana nulisnya. Saya menulis ini sambil melirik puluhan chat yang belum saya baca di grup WA kelas Ilmu Nahwu dan memikirkan kapan bisa mempelajari diktatnya. Semoga semangat belajar itu masih ada. Semoga ilmu itu masih bisa saya kuasai, entah cepat atau lambat. Insya Allah. Jika resolusi itu tak tercapai sekarang, besok harus tercapai. Para penggoda itu harus bisa saya taklukkan! Aamiin.
Betul sekali sulit untuk menjaga agar resolusi tidak terhambat dalam perjalanannya. Ayo, kita berusaha semaksimal mungkin untuk merealisasikannya. Setidaknya jangan sampai terhambat semua. Setuju, kan?
ReplyDeletegodaan positif nih ceritanya....lha godaannya adalah banjir job. wow
ReplyDeleteresolusiku juga banyak yang belum tercapai di tengah tahun ini. Tersisa 5 bulan buat ngebut. Moga sama-sama bisa menyelesaikan resolusi yang udah dibuat
ReplyDeleteSemoga resolusi tahun ini bisa jadi lbh baik lagi
ReplyDelete