Enggak afdhol rasanya kalau blog ini lama tak ada salam pembuka berupa uneg-uneg :D. Yap, setelah sekian hari blog ini terbengkalai (yang sebelumya sok-sokan niat mau ikut ODOP :D ) karena pemiliknya diserang rasa malassss, sekarang saya kangen nulis lagi. Hehe. Maka malam ini saya ingin menulis yang ringan-ringan saja, tentang hal-hal keseharian. Biar fresh aja. Saya ingin sharing tentang 4 cara membiasakan anak suka makan sayur dan buah.
Saya penyuka sayur dan buah-buahan. Setiap hari maunya harus ada sayur-mayur dalam menu makan. Kalau untuk buah, memang enggak tiap hari ada, sih. Tapi hampir setiap hari saya usahakan juga harus ada di rumah. Hal itu bukan karena saya pernah sakit akibat kurang buah dan sayur atau ada anjuran dokter agar saya rajin mengonsumsi keduanya, melainkan karena saya memang menyukainya sejak dulu, sejak kecil. Lalu, setelah besar dan dewasa saya baru tahu, ternyata sayur dan buah itu penting bagi tubuh kita, manusia.
Hemm... memang penting banget, ya? Sependek pengetahuan saya, dari membaca buku, koran, majalah, hingga baca di situs-situs internet, sayur dan buah memang penting bagi tubuh kita. Sayur mayur dan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya itu punya banyak manfaat, yang berbeda-beda untuk tubuh kita. Mulai untuk menjaga stamina tubuh, memelihara kesehatan organ-organ tubuh, hingga sebagai obat atas berbagai penyakit. Kalau mau tahu lebih banyak tentang manfaat buah dan sayur, yang paling gampang silakan googling, deh. Hehehe.
Nah, setelah tahu manfaat atau pentingnya sayur dan buah untuk tubuh, saya juga pengen, dong, anak-anak saya juga suka makan sayur dan buah. Berharap anak-anak bisa suka sayur dan buah sejak kecil, sehingga kebiasaan itu akan bertahan hingga mereka dewasa. Tapi, apakah semua bisa berjalan mulus? Eits... tunggu dulu... :)
Cerita tentang anak pertama, Faiq, saat bayi hingga berusia setahun lebih dia saya tinggal bekerja. Perhatian saya yang kurang padanya ditambah dengan pengetahuan yang minim membuat saya lalai memperhatikan menu MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)-nya. Pengenalan pada sayur dan buah sangat kurang saya lakukan. Akibatnya, Faiq menjadi anak yang picky eater (suka pilih-pilih makanan) dan enggak suka makan sayur dan buah.
Kondisi itu berlanjut hingga usia pra sekolah. Untungnya, untuk konsumsi buah-buahan Faiq mengalami peningkatan yang bagus dari waktu ke waktu. Sekarang dia suka sekali makan berbagai macam buah, kecuali beberapa yang tidak suka seperti buah durian. Untuk sayur, Faiq masih sangat pilih-pilih. Paling sering hanya mau makan wortel dan brokoli. Selain itu, saya harus cerewet hingga esmosi kalau mau sayur mayur itu masuk ke dalam mulutnyaatau gagal sama sekali. Hihi.
Lain lagi cerita anak kedua, Fahima. Belajar dari pengalaman anak pertama, sejak start MPASI saya sudah mengenalkan Fahima pada sayur dan buah. Mulai buah alpukat, pepaya, jeruk, tomat, sayur bayam, kacang panjang, wortel, dan lain-lain. Alhamdulillah anaknya juga lahap makan. Dan, kondisi itu bertahan hingga sekarang. Fahima suka makan sayur dan buah! Alhamdulillah :).
Untuk anak ketiga, Zia, saat ini baru berusia setahun. Sejauh ini dia juga suka makan buah. Untuk sayur, masih sedikit-sedikit. Mungkin karena saya kali ini tidak setelaten saat mengurus Fahima. Punya 3 krucils kadang membuat banyak pekerjaan jadi terbengkalai, termasuk dalam urusan MPASI Zia. Hiks. Semoga saja ke depannya Zia juga bisa segampang Fahima dalam urusan makan sayur dan buah :).
Dari sedikit pengalaman pengenalan sayur dan buah pada ketiga anak saya tersebut, saya jadi mengambil kesimpulan sendiri, bahwa setidaknya ada 4 cara membiasakan anak suka makan sayur dan buah, yaitu:
Hal ini karena Sunlight Extra Nature ini dibuat dengan kandungan ekstrak jeruk nipis asli, white tea dan garam mineral alami. Tentu kita sudah tahu, dong, kehebatan ketiga bahan tersebut untuk urusan cuci-mencuci. Jadi memang cara kerjanya lebih dahsyat gitu, deh. Hehehe.
Saya penyuka sayur dan buah-buahan. Setiap hari maunya harus ada sayur-mayur dalam menu makan. Kalau untuk buah, memang enggak tiap hari ada, sih. Tapi hampir setiap hari saya usahakan juga harus ada di rumah. Hal itu bukan karena saya pernah sakit akibat kurang buah dan sayur atau ada anjuran dokter agar saya rajin mengonsumsi keduanya, melainkan karena saya memang menyukainya sejak dulu, sejak kecil. Lalu, setelah besar dan dewasa saya baru tahu, ternyata sayur dan buah itu penting bagi tubuh kita, manusia.
Hemm... memang penting banget, ya? Sependek pengetahuan saya, dari membaca buku, koran, majalah, hingga baca di situs-situs internet, sayur dan buah memang penting bagi tubuh kita. Sayur mayur dan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya itu punya banyak manfaat, yang berbeda-beda untuk tubuh kita. Mulai untuk menjaga stamina tubuh, memelihara kesehatan organ-organ tubuh, hingga sebagai obat atas berbagai penyakit. Kalau mau tahu lebih banyak tentang manfaat buah dan sayur, yang paling gampang silakan googling, deh. Hehehe.
Nah, setelah tahu manfaat atau pentingnya sayur dan buah untuk tubuh, saya juga pengen, dong, anak-anak saya juga suka makan sayur dan buah. Berharap anak-anak bisa suka sayur dan buah sejak kecil, sehingga kebiasaan itu akan bertahan hingga mereka dewasa. Tapi, apakah semua bisa berjalan mulus? Eits... tunggu dulu... :)
Cerita tentang anak pertama, Faiq, saat bayi hingga berusia setahun lebih dia saya tinggal bekerja. Perhatian saya yang kurang padanya ditambah dengan pengetahuan yang minim membuat saya lalai memperhatikan menu MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)-nya. Pengenalan pada sayur dan buah sangat kurang saya lakukan. Akibatnya, Faiq menjadi anak yang picky eater (suka pilih-pilih makanan) dan enggak suka makan sayur dan buah.
Kondisi itu berlanjut hingga usia pra sekolah. Untungnya, untuk konsumsi buah-buahan Faiq mengalami peningkatan yang bagus dari waktu ke waktu. Sekarang dia suka sekali makan berbagai macam buah, kecuali beberapa yang tidak suka seperti buah durian. Untuk sayur, Faiq masih sangat pilih-pilih. Paling sering hanya mau makan wortel dan brokoli. Selain itu, saya harus cerewet hingga esmosi kalau mau sayur mayur itu masuk ke dalam mulutnya
Fahima (saat itu usia 1,5 tahun) sedang asyik makan jeruk :). |
Lain lagi cerita anak kedua, Fahima. Belajar dari pengalaman anak pertama, sejak start MPASI saya sudah mengenalkan Fahima pada sayur dan buah. Mulai buah alpukat, pepaya, jeruk, tomat, sayur bayam, kacang panjang, wortel, dan lain-lain. Alhamdulillah anaknya juga lahap makan. Dan, kondisi itu bertahan hingga sekarang. Fahima suka makan sayur dan buah! Alhamdulillah :).
Untuk anak ketiga, Zia, saat ini baru berusia setahun. Sejauh ini dia juga suka makan buah. Untuk sayur, masih sedikit-sedikit. Mungkin karena saya kali ini tidak setelaten saat mengurus Fahima. Punya 3 krucils kadang membuat banyak pekerjaan jadi terbengkalai, termasuk dalam urusan MPASI Zia. Hiks. Semoga saja ke depannya Zia juga bisa segampang Fahima dalam urusan makan sayur dan buah :).
Dari sedikit pengalaman pengenalan sayur dan buah pada ketiga anak saya tersebut, saya jadi mengambil kesimpulan sendiri, bahwa setidaknya ada 4 cara membiasakan anak suka makan sayur dan buah, yaitu:
- Mengenalkan sayur dan buah sejak menu pertama MPASI-nya secara konsisten. Ya, bukan sekali-kali saja, sih. Untuk menu ini, enggak perlu ditambah gula dan garam. Seperti untuk jus buah, enggak perlu ditambah gula. Karena kalau ditambah gula/garam, biasanya anak akan terbiasa demikian, dan mengakibatkan picky eater nantinya. Enggak mau sayur dan buah dengan rasa yang murni. Sehingga enggak bagus juga untuk kesehatan.
- Setelah lepas MPASI, kebiasaan makan sayur dan buah diteruskan dalam keseharian. Jangan lewatkan keduanya dalam menu sehari-hari, secara bervariasi. Sehingga anak akan mengenal berbagai jenis sayur dan buah, dan enggak akan bosan dengan sayur dan buah itu lagi itu lagi :).
- Memberikan contoh pada anak untuk gemar mengonsumsi sayur dan buah, dan tidak memilih-milih jenis-jenis tertentu saja. Contoh perilaku kita terhadap sayur dan buah itu sangat penting. Kalau kita sendiri sebagai orang tua enggak bisa memberi contoh yang baik bagaimana memperlakukan sayur dan buah dalam keseharian, gimana mau mengharapkan anak-anak juga akan menyukainya? Hehe.
- Libatkan anak-anak dalam "merawat" sayur dan buah. Misalnya kalau kita akan memasak sayur, anak-anak bisa kita ajak mencucinya, kemudian memotong-motong atau mengirisnya, dan sebagainya. Buah pun demikian. Ajak anak-anak untuk mencucinya, mengupasnya, atau memotong-motong. Pada momen-momen seperti itu kita bisa sambil menjelaskan manfaat sayur dan buah pada mereka. Oiya, syukur-syukur kita bisa menanam sayur dan buah di rumah sendiri. Tentu akan lebih mengasyikkan lagi cara "merawat" sayur dan buah, dari menanam, merawat, hingga memetiknya. Di rumah kami juga ada beberapa pohon sayur dan buah, tapi enggak banyak :).
Nah, ngomong-ngomong soal mencuci sayur dan buah, anak-anak saya suka ikut nimbrung juga, lho. Yah, namanya anak-anak pasti suka bermain air, ya. Sambil membersihkan sayur atau buah, sambil main-main dengan air, jadinya lamaaaa... Mereka seneng, tapi kadang emaknya enggak sabar. Hehe. Apalagi kalau mencucinya pakai cairan pencuci semacam Sunlight gitu, nyucinya tambah lama. Sepertinya mencuci sayur dan buah dengan cairan pencuci seperti itu memberikan sensasi yang lebih menyenangkan bagi mereka :).
Sunlight Extra Nature kemasan 90 ml. |
Iya, mencuci sayur dan buah dengan cairan pencuci akan membuat sayur dan buah tersebut lebih aman dari adanya kuman-kuman yang menempel. Biasanya, kan, sisa pestisida dan polutan masih menempel pada sayur dan buah. Kalau dicuci dengan air biasa kadang masih nempel juga, sehingga perlu cairan khusus. Nah, sekarang, kan, ada Sunlight Extra Nature, yang bisa untuk mencuci sayur dan buah dalam sekali bilas. Sehingga sayur dan buah bisa bersih dari sisa pestisida dan polutan.
Sunlight Extra Nature ini tentu saja masih sama fungsi utamanya, yaitu sebagai cairan pencuci piring (dan peralatan masak/makan lainnya). Tapi, kali ini dengan fungsi dan keunggulan yang lebih banyak. Jadi selain untuk membersihkan lemak yang membandel (diklaim 5x lebih cepat dibanding sabun pencuci piring merek sejenis), fungsi dan keunggulannya adalah:
- mencuci buah dan sayuran dalam sekali bilas
- membersihkan sisa pestisida dan polutan di buah dan sayuran
- cocok untuk mencuci peralatan makan dan minum bayi
- memiliki aroma lembut dan tanpa pewarna buatan
- lembut di tangan
Jadi, begitulah sharing saya tentang 4 cara membiasakan anak suka makan sayur dan buah ala saya. Kuncinya sebenarnya cuma satu, sih: konsisten. Ya, membiasakan apapun sebenarnya memang harus konsisten, ya. Itulah tantangannya, itulah kesulitannya. Hehehe. Tapi kalau anak-anak sudah suka sayur dan buah, harus siap-siap ditagih, ya, kalau dompet lagi kempes. Haha. Tenang, beli sayur dan buah yang harga murah-murah pasti ada, deh, di pasar :). Nah, gimana dengan teman-teman? Sharing, yuk, tentang kebiasaan konsumsi sayur dan buah! :)
Makasih tipsnya mba DeKaaa..pas bgt buat aku nih, scara si kecil susah makan sayur
ReplyDeleteSama-sama, Mbak Zata... Sedikit tips aja itu, sesuai pengalaman. Hihi. Semoga si kecil akan berubah jadi suka sayur ya ke depannya :)
Deletedulu saya seneng sayur dan buah entah kenapa saat tinggal jauh dari orang tua, saya lebih seneng makanan cepat saji :D
ReplyDeleteHemm.. faktor apa ya yg mempengaruhi? Mungkin dana utk buah dan sayur teralihkan utk yg lain? Hihihi. Semoga ke depannya bisa lebih baik, ya :)
DeleteWaaah, boleh juga neh, makasih banyak ya, Mbak, ini penting agar anak-anak suka buah dan sayur :)
ReplyDeleteSama-sama, Pak. Bagi saya ya memang penting :)
DeleteTrimkasih atas tulisannya yang sangat membantu ini, semoga anak-anak di Indonesia pada suka makan buah dan sayur. karena tubuh manusia kn butuh serat. hehehehe
ReplyDeleteBetul sekali, Mas. Tubuh butuh serat, dan berbagai manfaat lain dari buah dan sayur.
DeleteTerima kasih sudah mampir :)
trimakasih infonya ya... apalagi anak-anak jaman sekarang tidak suka makan sayur, tapi kalau susah buang air besar nangis
ReplyDeleteKalau anak saya yang pertama dan kedua beda tipe mba. Si sulung suka buah namun kurang suka sayur sedangkan adiknya malah sebaliknya... :)
ReplyDeleteada adek saya yang gk suka sama bawang, tipsnya biar bisa suka gimana mba..?
ReplyDeletewah kebetulan nih adik kecil saya gk suka sayur mau cobak ah tipsnya thanks ya infonya.....
ReplyDeleteemang susah kalau dari kecil si anak ga dibiasakan makan sayur dan buah, pas agak besar sulit buat makan sayur dan buah padahal bagus untuk kesehatan.. Terimakasih untuk saran dan tips nya
ReplyDeleteHehe...iya betul kudu konsisten. Susah juga prakteknya, haha.
ReplyDeleteMakasih sharingnya, Mbak. Nice post 😊