Di Balik Pembuatan Tas Ransel Lokal dan Pengaruhnya pada Lingkungan Sekitar.
Halo, teman-teman. Agak lama enggak update lagi, nih, setelah sebelumnya rajin nulis tiap hari. Hehe. Biar lebih semangat, saya mau nulis tentang produk lokal Indonesia! Yap, ngomongin industri kreatif Indonesia bikin saya bersemangat 😍.
Halo, teman-teman. Agak lama enggak update lagi, nih, setelah sebelumnya rajin nulis tiap hari. Hehe. Biar lebih semangat, saya mau nulis tentang produk lokal Indonesia! Yap, ngomongin industri kreatif Indonesia bikin saya bersemangat 😍.
Ngomong-ngomong, ada yang punya tas ransel enggak, nih? Coba dilihat, bahan apa, sih, yang biasa digunakan buat bikin tas ransel? Hayoo... Paling kain atau kulit, kan? Tapi, pengrajin yang satu ini kreatif banget. Ia bikin tas ransel dari bahan karung bekas! Kita simak, yuk, sedikit ceritanya 😊.
Beberapa macam tas dari bahan karung goni (foto hanya ilustrasi). Sumber: www.qlapa.com. |
Tas ransel wanita yang dibuat dari bahan tak terpikirkan.
Ransel ini diberi merek Gunagoni, yang artinya meng(guna)kan goni bekas kembali. Andreas Bimo Wijoseno, biasa dipanggil Wijo, adalah pendirinya. Latar belakang ia mengolah karung goni adalah pengalamannya melihat keberadaan sampah yang dianggap enggak punya nilai jual. Wijo membuktikan kesalahan anggapan itu dengan menjual hampir 50pcs tas ransel berbahan utama karung goni.
Awalnya, Wijo berjalan-jalan ke pasar tradisional dan melihat ada tumpukan goni. Kemudian dia beli saja tanpa tahu mau dibuat apa. Alasannya karena harga murah. Lalu, suatu saat temannya punya tas berbahan goni yang rusak. Ternyata Wijo bisa memperbaikinya, dan akhirnya dia mulai membuat tas ransel wanita dari karung goni.
Wijo belajar mengolah goni secara otodidak, loh. Katanya, dia bahkan enggak pakai meteran waktu mengukurnya. Cukup memakai jari saja. Selain itu, Wijo mengaku sering melihat penjahit bekerja, makanya ia bisa melipat dan menjahit.
Tantangan berkreasi bukan kondisi pasar, melainkan rasa malas.
Salah satu tantangan Wijo dalam berbisnis adalah rasa malas. Soalnya, goni harus dicuci dulu karena kotor. Proses menjahitnya juga berat. Kadang waktu menjahit, goni nyangkut di mesin. Jadi, kalau Wijo lagi enggak bersemangat, ia enggak menjahit soalnya nanti malah jadi rusak.
Harga yang ditawarkan untuk produk tas ransel wanita, notes, dan topi berkisar 50 ribu sampai 200 ribu Rupiah. Setiap bulan, ia memproduksi maksimal 2,5 lusin produk. Enggak banyak memang, karena yang membuatnya hanya ia dan istrinya. Istri Wijo bertugas memasang kancing atau aksesoris, sementara ia menjahit. Pekerjaan mencuci ditanggung berdua.
Dalam pemasaran Gunagoni, Wijo tetap merasa percaya diri kalau diterima masyarakat meskipun beberapa kali ditolak pasar. Kalau ia menawarkan pada orang-orang, terkadang ada juga yang mau ambil. Bahkan, ada orang luar daerah jauh-jauh menemuinya ke kampung untuk membeli produk Gunagoni. Wijo berharap ke depannya Gunagoni bisa jadi UKM. Ia ingin lebih banyak orang turut berkreasi dengan karung goni.
Eksistensi produk kreatif Indonesia terancam akibat ini.
Bicara tentang produk kreatif Indonesia, teman-teman sadar enggak, sih, belakangan ini produk Cina makin banyak di pasaran? Hal ini berkaitan dengan era globalisasi yang memungkinkan Cina memasukkan barang-barangnya ke Indonesia. Serbuan barang Cina ke Indonesia tentunya bikin pengrajin lokal ketar-ketir.
Salah satu pelaku UKM tas ransel wanita bernama Widi bercerita, persaingan makin susah saja di pasar global. Ini jadi masalah besar bagi pengusaha UKM. Salah satunya adalah barang Cina yang menjamur.
Kompetisi makin sulit karena Cina menawarkan tas ransel wanita dengan harga sangat murah. Bisa seperti itu karena Cina memproduksi dengan jumlah sangat besar. Sementara itu, produsen lokal cenderung memproduksi barang dengan jumlah sedikit.
Situasi ini enggak cuma jadi tantangan buat pelaku usaha tas ransel wanita, tapi juga pemerintah tentunya. Pemerintah perlu menjalankan fungsinya untuk menjaga kedaulatan produk dalam negeri. Produk dalam negeri harus tetap dilindungi, dong.
Salah satu produk kreatif Indonesia. |
Karena kalau kita lihat, ternyata daya beli masyarakat juga turun dalam tiga tahun terakhir. Beda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya dalam pameran, omzet didapatkan enggak sebesar tahun sebelumnya. Widi juga merasa diberatkan sama kebijakan pemerintah yang dianggapnya enggak berpihak sama pelaku UKM. Salah satunya, ya, kebijakan pajak satu persen dari omzet yang dirasa olehnya terlalu besar.
Padahal, ternyata kontribusi industri kerajinan lokal buat ekonomi negara besar banget, lho. Nilai ekspor tahun 2010 sebesar 15,5 triliun, terus naik 21,7 triliun pada tahun 2013. Ini menandakan kalau minat negara lain terhadap kerajinan lokal, tuh, tinggi. Bisa dibilang juga kalau kualitas kerajinan Indonesia masuk standar internasional.
Peran berbagai pihak diperlukan untuk membangun eksistem produk lokal yang kompetitif.
Melihat masalah ini, Menteri Perindustrian MS. Hidayat ikut berkomentar. Ia berharap pelaku industri bisa terus menaikkan kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri. Ia juga mengharapkan adanya penguatan daya saing industri dan pengamanan pasar produk dalam negeri.
Pemerintah sendiri sudah melakukan beberapa usaha untuk menangani masalah ini. Diantaranya adalah regulasi teknis dan tata niaga untuk mengamankan pasar dalam negeri. Hidayat juga mengajak semua pihak supaya bisa terus memberi dukungan untuk meningkatkan daya saing melalui optimalisasi penggunaan produk lokal dengan menjaga kualitas dan standar.
Ada empat langkah strategis yang dibuat Kementerian Perindustrian. Pertama, pembentukan kembali industri. Hal ini menyangkut pemanfaatan teknologi yang efisien, hemat energi, serta ramah lingkungan. Kedua, menjamin ketersedian bahan baku. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia lewat pelatihan bidang industri. Keempat, pemberian pelayanan publik lewat birokrasi yang lebih efektif, efisien, dan akuntabel.
Website Qlapa.com. |
Setelah pemerintah menjalankan perannya, ada juga pihak swasta yang berinovasi untuk membantu memasarkan kerajinan lokal. Namanya Qlapa. Situs ini menghubungkan pengrajin di daerah dengan konsumen barang kerajinan lewat internet. Situs yang didirikan pada tahun 2014 ini semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Dan, saat ini ada ratusan pedagang yang sudah berjualan di sana. Enggak cuma tas ransel wanita di qlapa.com, tapi juga ada berbagai barang perabot dan aksesoris lainnya.
Kalau lihat karung goni itu bawaannya gatel ya mbak, tapi kalo sudah dibuat tas kayak gitu ternyata terlihat cantik juga yaa
ReplyDeletebener sekali konsistensi diri, para pengrajin akan menghadapi tantangan dirinya sendiri, apakah terus berjalan menciptakan karya atau hanya diam karena tidak ada respon pasar. karena saya juga pernah mengalaminya, hiks hiks
ReplyDeleteGara2 mbak kujadi ngepoin qlapa.com hahaha
ReplyDeleteKreatif yaaaaaa, karung goni bisa disulap jd cantik2 gtu :D
Klo di tanganku paling banter cuma buat lomba balap karung wkwkwk :P
Saya akui kalo orang Indonesia kreatif banget, barangnya kualitas bagus, harga bersaing. Tapi mungkin sudah tabiat rata-rata, senengnya beli barang "impor", asal "branded".
ReplyDeleteAyo kita mulai beli produk-produk lokal. Hidup ekonomi lokal indonesia.
Kreatif banget ya ... cuma, kalau tas dari karung goni begitu kuat nggak sih? Terus bikin gatel-gatel apa nggak?
ReplyDeleteAku suka buka Qlapa buat nyari ide. Baca ini jadi inget, udah lama aku ga bikin tas batik.
ReplyDeleteJadinya lucu ya kalo tas ransel, terus harganya murah juga masuknya, jadi cokelat ala2 vintage gitu. Semoga usaha beliau makin laris dan diminati pasaran
ReplyDeleteInilah dilemanya orang Indonesia mba.. Males membeli produk lokal karena ntar gak ngikuti tren atau malu pake, padahal kalau di luar negeri malah banyak artis luar pake produk buatan indonesia karena unik dan kreatif.. Saya juga sering lihat2 barang di Qlapa.. bagus dan unik2.. tapi belum pernah beli sih mas. dl pengen coba beli dompet eh tapi malah udah dikasih hadiah sama istri hehe.
ReplyDeleteAyoo doonk...beli produk lokal.
ReplyDeleteModelnya cantik dan kualitas bisa diadu dengan produk import.
Suka banget.
((langsung kepo sama Qlapa.com))
Waaah unik banget. Semoga semakin berkembang usaha milik Bpk. Wijo ini..
ReplyDeleteMasyaAllah kreatifnya. Karung goni ya. Teringat zaman ospek dulu tas karung goni. Ternyata setelah dikreasikan jadi super keren.
ReplyDeleteUsaha kreatif kaya gini nih ,, yang harus didukung pemerintah untuk terus berkembang dan menjadi motivator untuk tumbuh bisnis kreatif lainnya
ReplyDeleteindustri kreatif mmg harus terus tumbuh dan berkembang
ReplyDeletenamun sayangnya kadang terkendala pemasaran
untung ada qlapa ya
saya pernah beli tas homemade dr bali
baguss
Saya pernah buka situs Qlapa waktu mau cari info ada loker engganya, waktu itu gak tau kalau situsnya ternyata menjual hasil kerajinan tangan kirain produksi biasa
ReplyDeleteQlapa ini brand awarness nya kurang nih, semoga semakin terkenal
Tasnya bagus-bagus ya mbak, aku baru tahu lho kalau ada tempat khusus untuk jual yang beginian. Kalau mau tampil kece harus beli dari sini nih
ReplyDeleteternyata produk local ada yang lucu juga ya barangnya terutama tas ransel ini dan kayanya harga dan kualitasnya pun bersaing banget dengan barang brang branded bahkan bisa jauh lebih murah
ReplyDeleteProduk kreatif lokal gak kalah bagus dengan produk dari luar. Malah kelihatan lebih unik dan etnik.
ReplyDeleteBahkan kualitasnya pun gak kalah terjamin. Sebaiknya kita mengajak semua kerabat, teman dan warga sekitar untuk membeli produk dalam negeri. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa membantu UKM, bukan?
Terus terang, aku kagum juga dengan keberhasilannya Mas Wijo dalam mengubah karung goni, bahkan jika tidak disebutkan tadi, mungkin tak akan berpikir jika tas tadi terbuat dari karung goni. Keren memang! Sayang aja, kok cuma berdua aja kerjanya, mungkin akan lebih asik jika ada tambahan dua atau tiga orang gitu. Tapi, pasti kembali lagi ke omzetnya sih.
ReplyDeleteAku sedikit menyayangkan juga sih kenapa UKM kita kurang dilirik masyarakat dalam negeri, while di luar sana, banyak juga yang perhatiin bahkan sempat membeli. Ya, aku juga sih, entar kapan-kapan aku sempatin aja kali ya buka situs Qlapa itu. Buat mencari referensi gitu.
Aku suka Qlapa ini, cari hal2 unik produk UKM di sini tempatnya
ReplyDeletesumpah tasnya bagus bagus keren keren. Pasti kompetitif nih di global walau asli indonesia!
ReplyDeleteProduknya kece banget... sangat layak koleksi ya Mba... apalagi ini merupakan karya anak negeri, sangatbperlu untuk didukung sehingga menjadi raja di negeri sendiri
ReplyDeleteKalau bagiku, tantangannya bukan malas tapi nggak tau mau diapain alias nggak ada ide :D Di Jalan Cibadak Bandung ada nih yang jual karung goni dan karung beras. Bertumpuk2. Sayangnya kreaivitas saya nggak nyampe untuk bikin-bikin begitu :(
ReplyDeletewahhh bagus juga nih situsnya buat cari cari barang-barang unik
ReplyDeleteActually when someone doesn't understand after that its up to other users
ReplyDeletethat they will assist, so here it happens.
Howdy this is kind of of off topic but I was wanting to know
ReplyDeleteif blogs use WYSIWYG editors or if you have to manually
code with HTML. I'm starting a blog soon but have no coding knowledge so I wanted to get guidance from someone with experience.
Any help would be enormously appreciated!
Great delivery. Solid arguments. Keep up the good effort.
ReplyDeleteWow, wonderful weblog layout! How lengthy have you ever been blogging for?
ReplyDeleteyou made running a blog look easy. The whole look of your site is great, as smartly
as the content material!
What's up to all, how is all, I think every one is getting more from this web site,
ReplyDeleteand your views are fastidious for new visitors.
aku baru tahu..
ReplyDeleteharianriez
dibandung