Bungkusan yang tak begitu rapi itu saya buka perlahan-lahan. Ternyata isinya sebuah mushaf Al-Qur'an dan kaos dewasa berwarna biru. Bapak dan ibu yang saat itu sedang berada tak jauh dari tempat saya duduk, penasaran dan bertanya, "Apa itu? Kiriman dari mana?"
"Hadiah lomba blog, Pak."
"Nulis?"
"Iya."
"Hadiahnya Al-Qur'an sama kaos itu?"
"Iya, Pak. Sama uang tujuh ratus lima puluh ribu, sudah ditransfer kemarin."
"Oh, yang kemarin kamu bilang dapet rezeki trus kamu kasihkan ibu itu? Wah, lumayan, ya. Ya, ditelateni nulisnya."
(padahal ngasihnya ke ibu enggak ada setengahnya, hihihi..).
Itu percakapan yang terjadi pada tahun 2014 lalu, saat pertama kali saya memenangkan lomba blog dalam skala besar (maksudnya bukan Giveaway atau kuis dari teman-teman bloger). Meski bukan menjadi pemenang utama namun cukup menempati juara ketiga, tapi saya sudah senang sekali. Dan tampaknya begitu pula yang dirasakan oleh bapak dan ibu. Masih saya dengar obrolan kedua orangtua saya itu di kamar, betapa mereka bahagia bahwa anaknya yang kini "hanya" menjadi ibu rumah tangga, ternyata bisa berkarya dan berprestasi dari rumah.
Kemudian setelah momen itu, bapak kadang bertanya tentang seluk-beluk aktivitas saya menulis. Lebih tepatnya tentang "ngeblog". Maklum orangtua produk tahun 1940-an, masih sulit memahami teknologi masa kini, pun belum paham yang namanya blog. Kadang saya lihat beliau bingung mau bertanya dari arah mana, hehehe. Saya pun yang kemudian "menyambung" rasa penasaran itu dengan menjelaskan tentang blog, bloger atau narablog, dan aktivitas-aktivitas seputar itu. Dalam hati, saya pun berjanji akan lebih tekun lagi menulis di blog, lebih baik lagi berkarya.
Baca juga: Selamat Hari Blogger Nasional! Yuk, Ngobrolin Soal Blogger di Masa Depan!
Saya Bangga Sebagai Narablog di Era Digital, Meski...
Kebahagiaan demi kebahagiaan pun saya rasakan selama perjalanan ngeblog dari tahun ke tahun. Mengenal banyak teman narablog, bertambah wawasan dan pengalaman, dan lain-lain. Dari blog yang belum ber-TLD (Top Level Domain) hingga ber-TLD pada akhir tahun 2015 lalu. Beberapa pencapaian pun telah saya dapatkan dari aktivitas ngeblog. Sedikit lomba blog pernah saya menangkan dengan hadiah uang tunai hingga smartphone. Disamping itu setelah blog berdomain pribadi, tawaran kerjasama dari berbagai klien/brand (job review atau content placement) pun semakin sering menghampiri. Alhamdulillah.Smartphone dll, hadiah dari sebuah lomba blog. |
Tapi dari semua pencapaian yang bersifat materi itu, ada yang lebih berharga dan membuat saya bangga sebagai bloger tentunya. Pertama, saya bisa "menghibur" kedua orangtua saya yang awalnya kurang legowo tatkala saya resign dari bekerja kantoran sebelumnya. Seperti yang telah saya singgung di atas, bapak dan ibu mulai menyadari bahwa anaknya masih bisa berkarya meski hanya di rumah dan mengasuh anak. Apalagi bisa memberi mereka sedikit rezeki dari ngeblog. Saya bangga bisa sedikit membahagiakan kedua orangtua.
Kedua, saya bangga meski sebagai ibu rumah tangga yang tiap hari bergelut dengan urusan anak dan segala pekerjaan rumah, tapi insya Allah pengetahuan dan kabar-kabar terkini enggak terlalu ketinggalan. Hal itu karena aktivitas ngeblog pastinya menuntut bloger untuk terus belajar (membaca) guna menghasilkan konten yang bermanfaat. Narablog harus tahu perkembangan dunia, bukan?
Baca juga: Hebatnya Dampak Teknologi Internet Bagi Si Emak Kurang Gaul.
Dan ketiga, sebagai blogger saya bangga karena enggak hanya diam atau pasif sebagai pembaca, tapi berusaha membagikan hal-hal bermanfaat melalui tulisan. Di era digital ini, masyarakat semakin banyak mengonsumsi berita ataupun mencari berbagai informasi dari internet. Dan sebagai narablog, kita berperan memberikan informasi yang bermanfaat untuk warganet.
Sesungguhnya, saya ingin lebih total menjalani peran sebagai bloger, seperti teman-teman bloger di luar sana. Yang bisa beraktivitas ngeblog baik secara online maupun offline (menghadiri berbagai event bloger), yang bisa mengoptimalkan blog dari segi SEO (Search Engine Optimization), yang bisa melengkapi konten-konten blog dengan foto-foto dan infografis-infografis keren... Dan sebagainya.
Namun seiring dengan kehidupan di dunia nyata yang saya jalani, ada kenyataan-kenyataan kurang menyenangkan yang harus saya hadapi. Kenyataan-kenyataan yang membuat saya enggak lagi mau bermimpi untuk menjadi narablog keren seperti narablog-narablog di luar sana. Hemm... seperti apakah gerangan kenyataan-kenyataan yang saya maksud?
- Jarang bisa hadir ke event blogger. Dengan adanya empat anak yang masih kecil-kecil saat ini, kesempatan untuk mengadiri event-event bloger (seperti dulu yang lumayan sering saya hadiri) sangat kecil bagi saya. Padahal, dulu saya punya keinginan untuk lebih sering hadir di event bloger di masa selanjutnya. Namun semakin lama justru kenyataannya terbalik. Saya semakin sulit untuk melakukannya 😌. Padahal kita tahu, keuntungan menghadiri event-event bloger sangat banyak. Diantaranya adalah untuk memperluas networking.
Saat anak masih tiga, saya masih lumayan sering ke event bloger. |
- Sering kalah lomba blog. Semakin hari tampaknya persaingan dalam kompetisi blog semakin ketat. Dan, saya pun bukannya meningkat prestasinya tetapi justru sebaliknya. Hehehe. Mungkin dari segi tulisan saya pribadi, tulisan saya mengalami peningkatan kualitas daripada sebelumnya. Tapi jika dibandingkan dengan tulisan teman-teman narablog lain saat ini, masih kalah jauh kualitasnya.
- Waktu yang terbatas untuk belajar (meningkatkan skill blogging). Dengan kerempongan saya bersama anak-anak, otomatis waktu buat belajar menjadi terbatas. Lha wong untuk ngeblog saja harus curi-curi waktu, kok. Apalagi ditambah belajar? *hehe.. alasan saja ya sebenarnya 😄.
Tapi meski saya harus menghadapi dan menelan kenyataan-kenyataan tersebut di atas, sekali lagi (seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya) saya tetap bangga sebagai narablog di era digital seperti sekarang ini. Enggak masalah saya jarang hadir di event bloger, enggak masalah saya sering kalah lomba blog, enggak masalah pula saya lambat belajar ilmu blogging. Karena bagi saya, ngeblog itu untuk berbagi. Berbagi manfaat melalui tulisan-tulisan kita di blog, dan syukur-syukur bisa berbagi materi dengan orang-orang di sekitar saya.
Resolusi di 2019 dari Kebanggaan Itu...
Meski beberapa kenyataan itu agak pahit saya rasakan, tapi saya berjanji pada diri sendiri untuk terus semangat ngeblog. Dan bagaimanapun ngeblog memang telah menjadi passion saya. Enggak ngeblog dalam waktu lama pasti rasanya sedih banget. Hehe. Maka insya Allah saya akan terus berkarya lewat blog dengan lebih baik lagi. Menciptakan konten-konten blog yang bermanfaat untuk pembaca. Karena di tahun 2019 ini, SAYA INGIN LEBIH BANYAK BERBAGI. Khususnya berbagi dalam bentuk materi.Belum, belum mampu saya berbagi dalam jumlah yang banyak ke panti-panti asuhan atau apa, lah. Mungkin level saya belum sampai ke sana. Sebagai ibu rumah tangga yang enggak punya pemasukan lain selain dari ngeblog, yang paling saya inginkan saat ini adalah, saya BISA LEBIH BANYAK DAN LEBIH SERING BERBAGI kepada bapak ibu saya sendiri. Itu yang paling utama. Lalu jika Allah subhanahu wa ta'ala menitipkan rezeki lebih lagi, saya juga ingin berbagi dengan orang-orang di luar sana. Orang-orang yang mungkin lebih membutuhkan uluran tangan.
Rasanya akan bahagia sekali bila rezeki dari ngeblog itu bisa saya nikmati bersama orangtua sesering mungkin. Juga berbagi pada orang lain. Karena selama ini, hanya kadang-kadang saja saya memberi kepada bapak ibu Kebanyakan larinya fee dari ngeblog, ya, buat kebutuhan anak-anak 😊.
Ya, setidaknya, melalui job-job yang mengalir untuk blog ini, saya bisa mengumpulkan sedikit demi sedikit fee yang didapat. Syukur-syukur jika saya bisa memenangkan beberapa lomba blog, tentu akan bisa lebih dan lebih lagi yang akan saya bagikan. Insya Allah.
So, mohon doanya juga, ya, temans. Agar perjalanan ngeblog saya di tahun 2019 ini lancar dan penuh barokah. Aamiin.
Demikianlah sepenggal curhatan saya tentang kebanggaan sebagai seorang narablog di era digital. Saya bangga sebagai narablog, meski dengan segala kekurangan yang ada. Bagaimana dengan teman-teman bloger semua? Boleh, dong, sharing di kolom komentar ☺️.
***
Catatan:
Tulisan bloger, blogger, dan narablog memang sengaja saya tulis bergantian. Bukan karena typo, tapi untuk membiasakan menulis kata "bloger" yang benar sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) atau EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
tetep bangga menjadi blogger ya, Mba :D
ReplyDeletesaya pun senaaaaang banget bisa ngasih ortu dari hasil ngeblog, alhamdulillah sampai beliin hape emak dari ngeblog. Kalau ikut event itu rasanya senang ya mba, bahagia gitu, ilmunya dapat temannya dapat.
ReplyDeleteTapi, saya pernah ikut satu event yg gak bisa dilupain.
Pas di event itu orang2nya pada sibuk sendiri, udah berjam-jam di sana tapi gak saling sapa, akhirnya saya keliling ngajak kenalan. Pulang dari sana, saya banyak mikir: ikut event tuk apa ya, kok gak ada feelnya gini. Cuma satu event aja sih yg begitu, tapi kena banget.
Asik buangeeett jadi blogger zaman now.
ReplyDeleteBarokAllah ya mbaaa
Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Ah saya juga dalam sebulan palingan ke event blog itu sekali dua kali aja, kalau pas jadwalnya nggak bentrok dengan jam ngajar. Yang terpenting tetap menulis yang memang layak untuk dibagi dengan yang pingin baca. Ya minimal untuk catatan diri sendiri aja, hehe...
ReplyDeleteresolusi yang sederhana tapi luhur.. lebih banyak berbagi... semangat mba! berbagi informasi via blog menjadi pahala tersendiri kan ya soalnya ada disana selamanya.. jadi informasi yg bener bukan hoax akan menjadi pahala
ReplyDeleteBaca tulisan mba Deka jadi ingat pertama kali datang ke even blogger, ya Allah~
ReplyDeleteGugup banget.
Tapi bersyukur, ternyata sahabat blogger Bandung itu welkam-welkam. Jadi cepet baur...
alhamdulillah...dari ngeblog sangat membantu saya
ReplyDeleteapalagi masih nanggung ortu dan adik
sejak pertengahan tahun lalu saya pisahkan rekening tuk fee ngeblog dan lumayan banget...
dari fee itu bisa tuk berbagi juga..selain keluarga juga tuk orang lain..semoga berkah
Dan jika menjadi narablog tdk dijaadikan bebas, ngeblog sendiri bisa jd alat refreshing. Hal ini tentu penting bg emak blogger yg berkarya dr rumah.
ReplyDeleteAlhamdulillah ikut senang dengan semua pencapaian mba Deka sebagai narablog, saya pun jarang datang ke event blogger karena memang tinggal di kota kecil yang tidak ada event-nya, alhamdulillah tetap bangga sebagai narablog
ReplyDeleteEeeeh aku belum pernah dapat smartphone, hehe
ReplyDeleteKalah lomba blog sih, biasa aja. Melatih mental.
Kalau aku sih, udah bisa cuek saat kalah. Move on nya cepet, hahaha
Bahagia dengan apa yang dilakukan. Itu sudah cukup, terlebih lagi apabila bisa menjadikan hibi sebagai pekerjaan, wah muantapp tuh.
ReplyDeleteAku blm pernah ikut event ...tapi sudah senang berbagi debhan teman blogger lain. Saling Sharing ilmu bermanfaat itu sesuatu banget.. niatkan lurus bukan sekedar cari uang .
ReplyDeleteAku dari dulu pengen banget ikutan lomba blog, tapi gak pernah sempet, kelupaan terus. Padahal kalo liat temen ada yg menang lomba suka iri. Wkwkkwkwk
ReplyDeleteKerennya mbak Deka. Sudah lama banget ya, ngeblognya. Mantab. Aku sendiri masih mencari jawaban dari kegiatanku ngeblog selama ini. Huhup
ReplyDeleteSemangat mbaaa.. Peluang dateng event sebenernya emang lebih banyak di Jakarta atau kota besar ya.. Tapi asal kita kreatif, di kota kecil kayak saya pun bisa memanfaatkan peluang.
ReplyDeleteAlhamdulilah ya berhasil membuktikan ke ortu kalau IRT jg bisa produktif mbak :D
ReplyDeleteDan yg paling penting bisa berbagi tulisan ke org lain. Kalau kata pak ustad kapan hari itu juga akan dihitung jd suatu amal baik :D aamiin
smg perjalanan ngeblog 2019 nya lancar yah kak dan kita semua makin banyak berbagi :)
ReplyDeleteSemoga di 2019 semakin sukses. aamiinnn
ReplyDelete