Tak dapat disangkal, tiap kali mendapatkan job ngeblog, saya senang sekali. Saya akan lebih bersemangat menulis jika job itu datang mengalir, bergantian. Senang melihat isi rekening yang kian bertambah. Tapi di saat bersamaan, selalu saja ada pengurangan saldo untuk berbagai hal. Mulai ingin membelikan kebutuhan anak-anak, hingga berbagi untuk orang lain. Kadang saya sedih. Tapi...
"Susu anak-anak tinggal dikit. Tapi tagihan suami belum cair. Ya udah, deh. Nanti kubeliin aja. Sekali-kali bantu suami, kan, menyenangkan." Beberapa kali kalimat seperti ini terlintas di otak saya. Kemudian saya pun meluncur ke ATM untuk ambil uang sekalian jemput anak sekolah, lalu mampir beli susu.
"Ya Allah, besok jadwalnya bapak kontrol. Sementara kakak belum bisa transfer uang. Ya, udah. Sesekali pakai uangku, ide bagus juga. Kasihan kakak, juga kasihan suami kalo direpotin terus. Keperluan rumah tangga, tuh, banyak!" Batin saya suatu waktu. Lalu segera action ambil uang di ATM.
"Bi, aku boleh enggak nyumbang ke pembangunan masjid di deket rumah paklik itu?" Tanya saya suatu ketika, dan berharap suami bilang, "Udah pakai uangku aja."
Tapi kenyataannya suami bilang, "Ya, enggak apa-apa, to. Justru bagus, dong." Kemudian saya nyesel enggak bilang terus terang, minta dibantu transfer 😝.
Lalu ketika saldo rekening saya cek, tiba-tiba, kok, terasa sedikit sekali. Uang yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit dari job ngeblog dan menang lomba menulis atau kuis itu, dengan gampang sekali berkurang dan terus berkurang. Padahal seperti baru kemarin terasa banyak dan membuat saya tersenyum bahagia.
Lalu, apakah kemudian saya berhenti mengambil uang dari rekening? Ternyata enggak. Seolah "cobaan" terus datang. Dan kali ini, lebih dilematis.
"Kasihan dia, biaya pengobatan anaknya habis banyak, sementara usahanya lagi sepi." Begitu kata teman suatu ketika.
"Ya Allah, saldoku, kan, tinggal dikit. Mana belum pada cair invoice-nya... Belum lagi aku, kan, pengen beliin baju seragam si kakak yang robek lengannya itu..."
Hati saya galau.
Tapi sesaat kemudian...
"Oh, oke. Bismillah, pasti aku akan membantunya," kata saya dalam hati.
Baca juga: Saya Bangga Sebagai Narablog di Era Digital, Meski...
Rumus Ikhlas dalam Berbagi
Pada saat-saat sempit, ketika hanya punya sedikit uang dan di saat bersamaan harus berbagi, saya rasa di saat itulah ujian berbagi datang.Pada saat mengeluarkan uang, ada rasa bahagia. Senang bisa membantu orang lain, meringankan beban mereka. Tapi beberapa saat setelahnya, kadang sang setan seperti datang menghasut pikiran. Lalu kadang segala pikiran rendah itu menyerang.
"Kuras... Kuras saja semua tabunganku, ya Allah... Mungkin aku memang tak pantas memegang uang yang banyak. Aku tak pantas menjadi orang kaya..." ☹️
Untung ada suami, ada teman-teman, yang kadang secara tak sengaja mengingatkan tentang keikhlasan. Ya, ikhlas itu rumusnya adalah; ketika kita memberi kepada orang lain, semakin rendah mengharapkan balasan, akan semakin tinggi nilai kenikmatan yang akan kita terima. Bahkan jika kita tak mengharapkan apapun dari apa yang kita berikan, maka justru balasan kenikmatan dari Allah subhanahu wa ta'ala menjadi TAK TERHINGGA.
Seperti rumus pembagian dalam ilmu Matematika, seperti itulah rumus ikhlas dalam memberi/berbagi. Jika kita memberi 1 dan berharap (balasan) 1, maka kita akan terima 1 juga. Jika kita memberi 1 dan berharap 10, maka kita akan terima 0,1. Tapi jika kita memberi 1 tanpa berharap apapun, maka yang akan kita terima adalah nilai tak hingga. Jadi semakin kecil kita berharap atas apa yang kita beri, maka balasannya justru semakin besar.
(Sumber aslinya belum jelas, saya dapat via pesan WhatsApp dan pernah baca di internet juga tapi lupa sumbernya).
Balasan dari-Nya enggak melulu berupa rezeki uang atau kekayaan lainnya, tapi lebih berupa kenikmatan di hati yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bahkan, kadang kita enggak merasa bahwa balasan indah itu sudah kita terima, jika kita enggak peka.
Maka, jika pikiran buruk dari syaithon itu datang, saya segera mengingat makna ikhlas dalam berbagi, dalam memberi. Berbagilah, bantulah mereka, lalu lupakan. Nanti, tiba-tiba, akan ada sesuatu yang kita rasakan di hati: kebahagiaan yang tak ternilai, yang tak terhingga. Dan kadang Dia juga memberikan bonus berupa materi yang tak disangka datangnya. Kadang nilainya jauh lebih besar dari yang kita keluarkan. Subhanallah.
Baca juga: Semoga Ini yang Dinamakan Berkah.
Jangan Takut Berbagi
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (pembayarannya oleh Allah) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS.Al-Hadid: 18).
Janji Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an sudah sangat jelas, bahwa Dia akan melipatgandakan balasan (yang baik) dan pahala yang banyak bagi sedekah yang kita keluarkan. Maka, jangan lagi takut, khawatir, atau ragu dalam berbagi. Takut kalau harta kita akan habis atau hilang gara-gara berbagi. Bahkan yang saya tahu, mereka yang sering berbagi justru makin lancar usahanya, makin sukses. Belum pernah saya dengar ada orang yang jatuh miskin gara-gara sering berbagi.
Saya pun, meski hanya berbagi sedikit yang saya punya, sering merasakan kenikmatan itu. Seperti saat itu, ketika akan menyumbang pembangunan masjid senilai A rupiah di saat sempit, saya sempat khawatir akan mendapat ganti dari mana nantinya. Tapi kemudian saya ikhlaskan. Besoknya, ada transferan masuk yang nilainya sama persis dengan uang yang saya sumbangkan. Masya Allah. Dia membukakan mata saya secara langsung!
Jadi, jangan, jangan pernah takut berbagi!
Selain memberikan kebahagiaan yang tak terhingga bagi diri kita sendiri, berbagi juga tentunya membahagiakan orang lain yang menerima bantuan kita. Bisa saja hal kecil yang kita bagikan menjadi sesuatu yang sangat berarti buat mereka. Bayangkan senyum-senyum mereka yang telah kita bantu. Maka kita tak akan kapok berbagi lagi di lain kesempatan.
Sumber gambar: https://donasi.dompetdhuafa.org |
Jika kita ingin berbagi dengan manfaat yang lebih luas, ada badan-badan khusus yang bisa menjadi penyalur dana yang kita niatkan untuk berbagi. Seperti misalnya Dompet Dhuafa. Lembaga filantropi Islam yang bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya ini siap membantu kita untuk berbagi, dan menjadikan berbagi menjadi lebih mudah, bermanfaat, dan bermakna.
Mengapa demikian? Karena Dompet Dhuafa berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa (kurang mampu) dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian; kedermawan atau cinta kasih dengan sesama manusia) dan wirausaha sosial profetik. Harapannya lembaga ini bisa terus mewujudkan masyarakat yang berdaya, yaitu masyarakat yang terbebas dari kemiskinan dan lebih maju. Hal ini dilaksanakan dengan bertumpu pada sumber daya lokal dan melalui sistem yang berkeadilan. So, dana kita jadi lebih bermanfaat, kan?
Dompet Dhuafa memberikan banyak pilihan layanan untuk menyalurkan donasi, agar dana kita bisa tersalurkan dengan mudah, yaitu bisa melalui:
- Kanal donasi online di: donasi.dompetdhuafa.org
- Transfer bank
- Counter
- Care visit (meninjau langsung lokasi program)
- Tanya jawab zakat
- Edukasi zakat
- Laporan donasi
Semoga kita bisa selalu ikhlas, ikhlas, dan ikhlas... dalam berbagi. Sehingga kenikmatan yang tak terhingga itu bisa kita rasakan sesering mungkin. Yakin bahwa Allah subhanahu wa ta'ala akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dan, toh, kekayaan materi, uang dan sebangsanya itu, kelak enggak akan kita bawa mati, bukan? Justru amal-lah yang menemani. Maka ikhlaslah dalam berbagi. Dan karena sejatinya, bahagia itu bukan hanya saat kita menerima, tetapi saat kita memberi ❤️.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog "Jangan Takut Berbagi" yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa.
Berbagi sudah jadi kebutuhan buat masing-masing insan. Manfaatnya kembali pada si pemberi, dibalas Allah, tunai.
ReplyDeleteBenar sekali, Mbak.. masya Allah..
DeleteYa Allah terharu sekali baca beberapa paragraf awalnya, Mbak. Btw bener banget tuh rumus berbaginya, jika kita tdk berharap apa2 maka tak terhingga yang kita dapatkan yess, Mbak.
ReplyDeleteAllah Maha Matematis ya berarti 😊
DeleteBerbagi itu memang indah, dan benar banget rumus matematika itu, Mak. AKu selalu diingatkan oleh teman terdekat utk berbagi bagi orang yang membutuhkan.
ReplyDeleteKujadi inget, ada yg pinjem buat ongkos sekolah anaknya, sementara saldoku lagi berkurang, hiks beneran kukasih setengah ewang denganku, dan Allah balas dengan yang lainnya.
Subhanallah.. begitulah kalau kita sudah yakin akan janji-Nya, ya 😊
DeleteAku setuju banget tuh mbak sama rumua berbagi dan sering banget ngerasain kayak yang Mbak ceritakan diatas. Sekarang ternyata udah ada Dompet Duafa yang gampang banget dijangkau kita untuk berbagi kepada kaum duafa ya mbak.
ReplyDeleteIya betul, Dompet Dhuafa memberikan kemudahan bagi kita untuk berbagi 😊
Deleteditabok aku dengan kalimatmu mbak
ReplyDeleteSeperti rumus pembagian dalam ilmu Matematika, seperti itulah rumus ikhlas dalam memberi/berbagi. Jika kita memberi 1 dan berharap (balasan) 1, maka kita akan terima 1 juga. Jika kita memberi 1 dan berharap 10, maka kita akan terima 0,1. Tapi jika kita memberi 1 tanpa berharap apapun, maka yang akan kita terima adalah nilai tak hingga. Jadi semakin kecil kita berharap atas apa yang kita beri, maka balasannya justru semakin besar.
dan gue ada di titik yang gue udah ga peduli banget mau ngasih atau sedekah berapa dan dapat balasan apa.. hahahah
karena gue yakiiiinnnnnnn pada saat gue butuh kok ya selalu ada malaikat penolong :(
Eh kirain ditabok gimana, Mak. Hehehe. Kalau mak Tanti udah yakin itu mah, berarti udah level bagus dalam hal berbagi 😊
DeleteUapiiikk men tulisan iki, Mba
ReplyDeleteEnak dibaca dan penuh makna.
Berbagi tidak akan rugi!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Matur nuwun, Mbak Nurul.. bener.. enggak akan rugi akibat berbagi 😊
DeleteSebagai ibu rumah tangga, bisa ngeblog dan dapat penghasilan dari sini ialah surga yah. Seneng banget gitu... tapi juga kudu ikhlas bila apa yg kita hasilkan kudu dibagi dengan lainnya. Kebutuhan rumah tangga dan berbagi untuk sesama, misalnya
ReplyDeleteIya, Mbak. Terus belajar ikhlas, nih. Hehehe.
DeleteJanji Allah memang ya mbak, dengan berbagi akan kembali lebih banyak. Cerita yang menginspirasi mbak 😊
ReplyDeleteJanji-Nya pasti benar ya, Mbak 😊
DeleteMBaa, terima kasih juga telah menginspirasi untuk memberi semangat tak ragu berbagi. Terkadang tanpa kita duga selalu saja ada rejeki setiap kali berbagi
ReplyDeleteIya, Mbak. Enggak usah berharap ada balasan dari-Nya, ya. Karena Dia pasti akan memberi yang lebih baik 😊
DeleteMataku hangat baca tulisan ini. Terima kasih sudah mengingatkan tentang ikhlas saat berbagi ya :)
ReplyDeleteAlhamdulillah jika bisa saling mengingatkan ya, Mak 😊
Deletei feel you mba. After ada si kecil, bawaannya mau nyenengin dia dan dia aja. Bismillah aja, namanya materi numpang lewat aja, kalau ternyata ada yang lebih butuh dari kita, ya alhamdulillah kita bisa berbagi.
ReplyDeleteIya betul, Mbak. Alhamdulillah masih bisa berbagi atas harta yang kita miliki 😊
DeleteSepakat mba deka...
ReplyDeleteBerbagi gak cuma mengembangkan bulir2 rezeki kita namun jg menghadirkan rasa bahagia sbg efej keberkahan.
Semiga kita dimamoukan utk jd hamba yg suka berbagi amiiin
Rasa bahagia itu ya Mbak yang enggak bisa diukur kenikmatannya 😊
DeleteMasya Allah, bahkan rumus sedekah kalau dimatematikakan ada logisnya juga. Betapa Allah sangat mencintai hambaNya.
ReplyDeleteMatematika Allah itu selalu istimewa yaa mba.
ReplyDeleteTapi aku malah ngga pernah itung-itungan gitu kalau lagi ngasih atau beliin anak-anak. Setiap bulan selalu nabung (dari hasil ngejob) di awal bulan dengan jumlah sama, sisanya itu kalau habis buat bantu ortu, suami, atau beliin anak-anak ya udah ga dipikirin lagi :)
aku berkaca dr papa, yg sering berbagi dan selalu ingetin pentingnya sedekah, zakat dan infaq. melihat karir papa yg lancar, bakerynya walo ga seterkenal bolu meranti, tapi tetep selalu bisa menghasilkan profit.
ReplyDeletepapa yg slalu tekanin, jgn harapkab balasan. kalopun seandainya Allah ga membalasnya di dunia, anggab aja itu tabungan kita utk di akhirat. utk di alam kubur. Aku ngerasain jg kok mba. karir dimudahkan , pdhl jujur aja aku bukan tipe ambisius. tp jalan naik ke atas kayak g ada halangan. dpt bos baik banget, sementara temen2 dpt yg resek. aku ambil positifnya, itu berkat sedekah yg rutin . ga usah pernah takut memang kalo berbagi
kalau punya keinginan membantu orang lain, segera lakukan. Kebanyakan mikir ini-itu malah jadi ragu. Bismillah ikhlas...
ReplyDeleteAku salut dengan Dompet Dhuafa ini. Bikin program simpel yang sesuai dengan generasi milenial. Jadinya donasi bisa kapan pun dan dengan nominal berapa pun
ReplyDeleteSetuju Mbak, saya juga belum pernah lihat orang yang kekurangan karena berbagi. Bahkan orang yang rajin berbagi saya lihat kehidupannya semakin membaik.
ReplyDeleteHuhuhu kok sama ya :(
ReplyDeleteKadang kita suka ngerasa duh ada duit ada-aada aja :(((
Tapi Allah ga pernah salah memberi rejeki ya mak 😘😘 apalagi kalau kita berbagi juga.
Btw, gutlakk maakk 😘😘😘😘
Nah aku setuju banget Mbak dengan rumus ikhlas di atas. Jadi berbagi dengan nilai ikhlas hasilnya tak terhingga. Hanya Allah SWT saja yang tahu berapa nilai balasannya.
ReplyDeleteAlhamdulilah sekarang dimudahkan banget ya Mba mau zakat infaq sodakoh semua ada kanalnya yang rapih dan bisa via transfer atau bahkan via semacam gopay gitu. Jadi yang tadinya keder makin dikuatkan niatan baiknya :)
ReplyDeleteSepakat , jangan takut berbagi karena bahagia itu bukan hanya saat kita menerima, tetapi saat kita memberi.
ReplyDeleteUlasan yang menarik mbak:0
Saya percaya banget dengan kekuatan memberi. selalu menjadi penjemput rezeki yang lain
ReplyDeleteIkhlas itu memang sulit terkadang tapi insya Allah dibalik ke ikhlasan kita untuk berbagi akan dibayarkan oleh Allah dengan berlipat ganda.
ReplyDeleteIya mbak, kadang gtu, konsepnya mirip kyk air dalam gelas ya, kalau gak dikosongin gak bisa diisi lagi gelasnya. Kita percaya dan yakin aja.
ReplyDeleteBtw moga berhasil ya lombanya :D
Saya percaya bahwa berbagi tak akan pernah membuat kita rugi, asal motivasinya benar. Justru dengan berbagi akan membuat hidup kita lebih bahagia dan tenang.
ReplyDeleteENtah kenapa berbagi itu memang memberikan efek lega dan bahagia. Apalagi kalau sudah menajdi habit, pasti susah kalau nggak bisa melakukannya.
ReplyDelete