Sumber gambar: pexels.com |
Buka bersama keluarga inti insya Allah hampir setiap hari kami lakukan. Karena saya sendiri setiap hari di rumah, demikian juga dengan suami. Hanya kadang-kadang suami ada perlu keluar rumah hingga Maghrib, maka berbuka puasa bersama pun akhirnya minus suami. Beda dengan buka puasa bersama keluarga besar, jarang sekali bahkan hampir tak pernah kami lakukan.
Ya, seingat saya sudah lamaaa sekali kami tidak berbuka puasa bersama keluarga besar. Demikian juga berbuka puasa bersama teman, sudah lama sekali enggak kami lakukan. Sebabnya, pertama karena saya dan suami lebih nyaman berbuka puasa di rumah. Karena saat ini keempat anak kami masih kecil-kecil sehingga enggak mau rempong berbuka di luar. Kalau di rumah ramai dan heboh enggak masalah, nah, kalau di luar? Takutnya kami mengganggu yang lain 😊.
Yang kedua, untuk keluarga besar baik dari pihak suami maupun pihak saya, kebanyakan rumahnya saling berjauhan. Jadi, ya, buka puasa di rumah masing-masing lebih baik. Demikian pula rumah teman-teman suami dan saya, kebanyakan rumahnya enggak berdekatan. Hemm... Jadi, ya, begitulah 😀.
Baca juga: Buka Puasa di Zaman Digital: Sibuk dengan Medsos!
Tapi sebenarnya kami senang juga, sih, jika bisa berbuka puasa bersama keluarga atau teman. Mungkin lain waktu harus dipersiapkan sebaik mungkin jika menginginkan buka puasa bersama. Mengatur keempat krucils akan menjadi pe-er tersendiri buat saya dan suami. Hehehe.
Sumber gambar: pixabay.com |
Nah, jika effort-nya sudah cukup keras, maka manfaat buka puasa bersama itu juga harus optimal, ya. Maka untuk mengoptimalkan manfaat buka puasa bersama itu, yang harus kami perhatikan adalah sebagai berikut:
- Niatkan berbuka puasa bersama hanya karena Allah subhanahu wa ta'ala. Maksudnya bukan untuk bersenang-senang dengan makan yang banyak dan ngobrol sepuasnya, tapi menjalankan salah satu amalan puasa bersama orang-orang terkasih.
- Niatkan untuk bersilaturahmi, menghangatkan kembali hubungan persaudaraan ataupun pertemanan.
- Bicarakan hal-hal yang bermanfaat dan kalau bisa yang bernilai ibadah bersama orang-orang yang berbuka puasa bersama. Jangan sampai ghibah (menggunjing orang lain) atau bercanda keterlaluan yang tak berfaedah.
- Berbuka puasa sesuai sunnah (misal berbuka dengan kurma, dll), secukupnya, dan sopan. Sehingga bernilai ibadah dan tidak mengganggu yang lain.
- Jangan sampai melalaikan ibadah yang lain setelah buka puasa bersama. Yaitu shalat Maghrib, shalat 'Isya', tarawih, tilawah Al-Qur'an, dan lain-lain. Jangan sampai karena buka puasa bersama, suasana jadi hangat dan seru, kemudian shalat Maghrib-nya mepet shalat 'Isya'. Kemudian shalat 'Isya' dan tarawih serta tilawahnya belakangan saja, karena pulangnya kemalaman dan badan terasa capek. Na'udzubillahi min dzalik.
- Kalau tak memungkinkan untuk shalat 'Isya' dan tarawih di tempat buka puasa bersama, sebaiknya segera pulang agar bisa melaksanakannya tepat waktu di rumah.
- Jika anak-anak ramai bermain atau bahkan merengek minta ini-itu, yang artinya mengganggu ketenangan orang lain, sebaiknya juga lekas pulang saja 😊.
Baca juga: Cara Membiasakan Berbagai Amalan Puasa pada Anak.
Nah, demikianlah beberapa poin yang harus kami perhatikan jika ingin mengoptimalkan manfaat berbuka puasa bersama keluarga atau teman. Sepertinya enggak mudah. Tapi jika ada agenda buka bersama, mungkin sudah saatnya kami mencoba hadir di sana 😊. Kalau teman-teman bagaimana? Adakah tips lain agar buka puasa bersama lebih bermanfaat lagi? Share, dong, pendapat atau pengalamannya 🙏.
Sekarang bukber sudah tidak seru mba. Yang hadir sibuk dengan hape masing2. Tidak ada kontak mata. tidak ada percakapan bermutu
ReplyDelete