Mungkin jika anak-anak sudah bersekolah semua, saya akan lebih sering berbelanja ke pasar tradisional. Saya bisa melenggang sendirian berbelanja tanpa perlu was-was memikirkan anak yang biasanya saya gendong atau gandeng. Hehe. Karena, salah satu kelebihan belanja di pasar tradisional itu adalah banyak pilihannya.
Pasar di dekat rumah; Pasar Krembung, Sidoarjo. |
Jika saya ke pasar, biasanya sekalian mengantar anak sekolah. Karena letak pasarnya memang dekat dengan sekolah anak-anak. Si nomor 3 yang belum begitu pandai berjalan dan belum bersekolah hampir pasti ikut. Sehingga kalau mau cepat jalannya di pasar dia saya gendong, kalau mau santai dia saya biarkan jalan sendiri. Hehe.
Mengapa saya sesekali pengen ke pasar, padahal tiap hari bisa belanja di tukang sayur? Dan mengapa saya tidak ke pasar saja tiap hari, padahal tiap hari saya juga mengantar sekolah anak-anak (yang letak sekolahnya dekat dengan pasar)? Wah, dibolak-balik, ya 😁.
Baca juga: Mass Market Sahabat Kita Semua.
Salah satu alasannya seperti yang saya sebutkan pada paragraf pertama tulisan ini. Jadi, menurut saya belanja di pasar tradisional itu ada plus-minusnya, kurang-lebihnya. Berikut plus-minus pasar tradisional menurut saya:
Plus:
- Banyak pilihan sayuran, ikan, daging, buah-buahan dan lain-lain kebutuhan memasak/dapur dan juga kebutuhan rumah tangga. Seperti one stop shopping kebutuhan rumah tangga gitu deh kalau di pasar tradisional. Apa saja ada, dan bisa memilih di beberapa penjual.
- Bisa membeli dalam jumlah banyak. Jadi kalau misalnya akan ada acara atau akan ada rombongan tamu ke rumah, saya biasanya memilih belanja ke pasar. Karena di pasar saya bisa membeli bahan-bahan memasak dalam jumlah besar. Ini juga bisa saya lakukan jika ingin menyetok bahan-bahan memasak untuk beberapa hari.
- Bisa mendapatkan harga murah, jika pandai menawar atau sudah berlangganan). Jika kita membeli barang dalam jumlah banyak dan pandai menawar, bisa untung banyak. Harganya bisa jauh lebih murah daripada beli di tukang sayur yang lewat depan rumah. Apalagi jika sudah punya pedagang langganan, biasanya enggak usah nawar sudah dikasih harga murah.
- Lebih hemat. Jika kita bisa mendapat harga murah dalam beberapa belanjaan, otomatis kita bisa berhemat. Apalagi jika belanja untuk stok beberapa hari. Bisa lebih hemat lagi karena irit bensin. Hehe.
Minus:
- Suasananya ramai. Penuh orang dan ramai suara pembeli dan penjual. Buat orang yang enggak begitu suka keramaian seperti saya, enggak akan betah di pasar berlama-lama. Kecuali kalau sedang butuh banget. Hehe.
- Harus sabar mengantri. Kadang (dan sering) kita harus mengantri di beberapa penjual yang sedang ramai pembeli. Kalau kita sedang benar-benar butuh barang itu, dan di situ kualitasnya paling bagus atau bahkan tak ada di penjual lain, mau enggak mau kita harus sabar mengantri.
- Bisa dapat harga kemahalan. Kalau kita enggak bisa menawar barang atau enggak bisa memilih lapak yang menjual dengan harga murah, bisa jadi justru barang-barang yang kita beli harganya kemahalan. Huhu.
- Bikin capek. Membeli barang-barang dalam jumlah banyak ke pasar tradisional seringkali bikin capek. Apalagi jika barang-barang itu dijual di lapak-lapak yang saling berjauhan. Ditambah lagi kalau sambil gendong anak kayak saya. Huhuhu. Bayangkan, deh!
Suasana pasar saat pagi menjelang siang. |
Itulah kelebihan dan kekurangan jika belanja di pasar tradisional, menurut saya. Untuk saat ini memang terasa lebih banyak minusnya, sih. Karena terasa capek dan rempong banget kalau belanja sambil gendong anak, tuh. Jadi mending belanja di tukang sayur saja. Tapi nanti jika saya sudah bisa bebas ke pasar sendirian (anak-anak enggak ikut dan harus digendong), mungkin saya akan lebih sering belanja di pasar tradisional. Soalnya bisa belanja banyak sekalian untuk menyetok di rumah. Hehe. Kalau teman-teman bagaimana, suka belanja di pasar tradisional atau enggak? 😊
No comments
Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.