Email itu masuk pukul 16.54. Sebuah tawaran kerjasama content placement atau penempatan artikel pada blog ini. Sebelum-sebelumnya sudah biasa, sih, saya menerima tawaran seperti itu. Tapi kali itu kondisinya berbeda. Anak saya sedang sakit dan akan diperiksakan ke dokter, sementara artikel berbayar itu harus dipublish di hari itu juga!
Padahal hari sudah sore. Saya sudah akan berangkat ke rumah sakit bersama suami. Kalau artikel itu harus dipublish pada hari itu juga, artinya hanya ada beberapa jam kesempatan saya untuk memposting artikel itu. Enggak lucu kalau saya publish terlalu malam, kan? Berapa banyak orang yang akan mau baca artikel blog di tengah malam, misalnya?
Sumber gambar: pexels.com |
Bekerja dalam Kondisi Tak Normal dan Tempat yang Kurang Nyaman
Tapi saya tetap menerima tawaran itu. Bismillah, niat saya dalam hati. Karena saya sudah biasa menerima tawaran serupa dari brand dan agency yang sama. Kurang elok rasanya jika menolaknya. Lagipula, eman kalau tidak diterima. Fee yang ditawarkan jumlahnya lumayan juga buat saya.Baca juga: Ketika Hobi Ngeblogmu Dibayar Sekadarnya, Kamu Rela?
Lalu bagaimana dengan anak yang sakit? Si kecil itu sudah beberapa hari badannya panas. Enggak turun-turun. Hari sebelumnya batal ke rumah sakit karena dokternya enggak ada. Sebagai ibu, saya khawatir jika si kecil kenapa-kenapa. Hemm.. Apakah saya bisa mengerjakan job itu di tengah rasa khawatir? Memangnya bisa mengerjakan job blog di rumah sakit?
Saya hanya membawa smartphone yang sudah lemot ke rumah sakit. Ya gimana, laptop enggak punya, hanya smartphone dan PC alat tempur saya dalam ngeblog sehari-harinya. Smartphone itu sudah buruk sekali kinerjanya. Tapi alhamdulillah masih bisa digunakan asal sabar saja dalam prosesnya. Hehe. Kalau bawa PC ke rumah sakit, tentu saja itu merupakan hil yang mustahal 😛.
Untung juga saat itu saya masih punya sisa pulsa. Bisa digunakan untuk akses internet sementara waktu di luar rumah. Karena kalau di rumah saya menggunakan wifi. Oke, berbekal smartphone lemot dan akses internet yang terbatas, saya siap mengerjakan job blog dalam perjalanan ke rumah sakit dan menunggu anak di rumah sakit nantinya.
Proses editing artikel, mencari foto-foto yang relevan dengan artikel, lalu mempublishnya sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama. Jika tak ada hambatan atau aktivitas lain yang menyela, setengah jam pun sudah bisa beres. Tapi dalam kondisi saya seperti saat itu, 2 jam pun tak cukup. Harus menenangkan diri sendiri, menenangkan anak yang kadang rewel, mengambil antrian periksa, menunggu obat di apotik, ternyata bikin kerjaan tak bisa dikerjakan dengan lancar.
Tapi dengan menyempatkan diri menulis, demi profesionalitas, ternyata saya mampu juga menyelesaikan job blog itu dengan baik. Mencari-cari kesempatan untuk mengolah artikel hingga dipublish dalam kondisi enggak normal dan di tempat yang kurang nyaman, ternyata bisa saya lakukan. Pukul 20.00, content placement itu akhirnya berhasil saya publish di blog ini. Alhamdulillah.
Kami pulang sekitar pukul 9 malam kurang sedikit. Di tengah perjalanan, agency yang memberikan job blog itu mengabarkan bahwa fee content placement yang baru saja saya publish sudah masuk ke rekening saya. Surprised! Secepat itu fee yang bisa untuk membelikan sepeda anak itu ditransfer! Jumlah yang lumayan besar menurut saya. Alhamdulillah, mungkin itu buah dari kerja keras saya di dalam kesempitan 😊.
Sumber gambar: pixabay.com |
Tempat Kerja Para Pekerja Digital itu Bisa di Mana Saja
Ya, buat para pekerja digital, kami bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kami di mana saja. Bloger plus influencer (buzzer) seperti saya, digital marketing, youtuber, desainer grafis, dan lain-lain para pekerja digital, bisa mengerjakan pekerjaan digitalnya di manapun berada. Asal ada alat tempurnya yaitu gadget dan akses internet, pekerjaan bisa terselesaikan.Baca juga: Yuk, Ngobrolin Soal Bloger di Masa Depan!
Selain pernah mengerjakan job di rumah sakit seperti cerita di atas, saya juga pernah ngeblog dalam perjalanan di atas sepeda motor atau mobil. Pernah juga menyelesaikan job blog saat menemani anak renang, dan lain-lain. Jadi kalau mau diringkas, tempat kerja para pekerja digital itu bisa di mana saja. Tapi yang paling umum biasanya di tempat-tempat ini:
- Di rumah. Untuk mom blogger seperti saya, rumah adalah tempat kerja yang utama. Pekerja digital yang lain mungkin juga lebih nyaman bekerja di rumah.
- Di kantor. Para pekerja digital yang punya kantor, tentu saja mereka lebih banyak bekerja di kantor.
- Di co-working space. Kantor bersama ini menjadi tempat yang nyaman bagi pekerja digital yang enggak punya kantor khusus atau yang ingin cari suasana lain. Mereka juga bisa saling sharing dengan pengunjung lain di tempat ini.
- Di tempat-tempat umum yang tersedia akses internet gratis. Seperti misalnya di cafe, rumah makan, kantor-kantor pemerintahan, dan lain-lain. Para pekerja digital bisa memanfaatkan tempat-tempat ini untuk bekerja.
- Di mana saja, dengan akses internet sendiri. Ya, seperti yang pernah saya lakukan di atas. Di tengah perjalanan, di rumah sakit, di sekolah saat mau jemput anak sekolah, dan lain-lain, di mana saja.
Itulah asyiknya bekerja di dunia digital. Di manapun bisa jadi tempat kerja. Enggak melulu di rumah atau di kantor. Teman-teman ada cerita tentang tempat kerja? Share, yuk!
Iyeess bangeet..
ReplyDeleteBekerja bisa dimana aja, ketika buibu yang lain di cafe haha hihi lah kita mah lagi gawe.
Akupun begitu kbanyakan sekarang kerja dimana saja, enaknya jadi pekerja dunia digital yaa..