Pertama kali saya membaca kalimat indah dari Imam Syafi'i tersebut saat saya hendak ke Surabaya. Ditulis di atas secarik kertas oleh seorang teman yang sekaligus saya anggap sebagai kakak. Kalimat itu berbaris bersama kalimat-kalimat lain sebagai pesan dari seorang kakak dan sebagai tanda perpisahan.
Entahlah saya lupa problem apa saja yang terjadi pada diri saya saat itu. Salah satu hal yang saya ingat, saya sedang berusaha bersikap realistis atas sebuah "rasa" yang bertepuk sebelah tangan. Hehehe. Tapi bukan hanya itu, saya berangkat dari Solo ke Surabaya dengan niat menimba ilmu di sebuah universitas di kota Pahlawan. Padahal, sebelumnya sudah kurang lebih tiga tahun saya bekerja, tak menyentuh buku-buku akademis. Apakah nantinya saya mampu kuliah dengan baik?
Baca juga: Keputusan untuk Kuliah.
Dia yang menuliskan kalimat istimewa dari Imam Syafi'i itu adalah teman mengaji, kerja, juga main. Saya begitu terpesona sejak pertama kali membacanya.
Ketika kehendak Allah tak dapat kita pahami, biarkan hari-hari bertingkah semaunya. Buatlah diri ini rela ketika ketentuan-Nya bicara. Dan jangan gelisah dengan kisah malam. Tidak ada kisah dunia ini yang ABADI. ~ Imam Syafi'i ~
Ya, kadang, kita memang tak kunjung mengerti mengapa Allah subhanahu wa ta'ala memberikan cerita hidup yang seperti ini, mengapa jalannya harus begitu, mengapa kita harus dipertemukan dengan orang-orang itu, dan sebagainya. Kadang kita kecewa, karena impian atau harapan kita tak terwujud. Maka, biarkanlah... Mungkin suatu saat Dia akan membukakan hikmah-Nya. Dia akan menunjukkan mengapa ketentuan-Nya seperti itu. Jangan gelisah, yakinlah roda kehidupan akan terus berputar. Dan bahwa, bersama kesulitan (pasti) ada kemudahan.
Mengenai Imam Syafi'i sendiri, teman-teman pasti sudah banyak yang tahu tentang beliau, ya. Ya, beliau adalah salah satu dari empat imam madzhab besar dalam fikih Islam. Beliau memiliki nama lengkap Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Muththalib bin Abdi Manaf. Beliau dilahirkan di Gaza, Palestina, pada pertengahan abad kedua Hijriyah, tepatnya pada tahun 150 Hijriyah.
Imam Syafi’i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, beliau termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.
Baca juga: Laskar Pelangi, Buku Penyuntik Semangat Hidupku.
Saya suka sekali dengan kalimat indah dari Imam Syafi'i di atas. Memang banyak sekali kalimat-kalimat indah buah pemikiran beliau sebagai seorang imam besar Islam. Tapi karena latar belakang ceritanya yang berbeda dari yang lain, maka kalimat itu selalu saya ingat hingga sekarang 😊.
No comments
Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.