Halo, temans. Social distancing atau physical distancing masih diberlakukan hingga hari ini di seluruh Indonesia. Imbauan pemerintah pada masyarakat untuk #stayathome saja demi pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 atau virus Corona masih berlaku. Entah sampai kapan, kita belum tahu pasti. Nah, dalam situasi dan kondisi yang sulit seperti saat ini, saya memilih membuat daftar syukur ketika harus #DiRumahAja saat pandemi Covid-19 melanda.
Harapan saya, dengan membuat daftar syukur ini saya bisa jauh-jauh dari kata mengeluh, yang ujung-ujungnya enggak bersyukur. Karena setahu saya mengeluh itu hanya akan bikin hati sakit, enggak tenang, enggak bahagia, cepet tua, dan hal-hal negatif lainnya, deh. Hehe. Saya juga ingin lebih strong menjalani hari-hari dalam masa pandemi ini, yang enggak tahu pasti hingga kapan akan berakhir.
Oke, FYI, sejak tanggal 17 Maret 2020 (anak-anak saya mulai libur sekolah) hingga hari ini, saya baru dua kali keluar rumah. Pertama untuk mengantar hasil PTS si sulung ke sekolahnya, dan kedua mengantar si kecil berobat ke rumah sakit. Selebihnya, saya selalu always di rumah saja 😂. Paling banter keluar rumah untuk beli sayur di mbak sayur di depan pagar rumah. Hahaha. Itu sih enggak termasuk keluar rumah, ya...
Baca juga: Enjoy Mengerjakan Tugas Sekolah Anak-anak di Tengah Pandemi Covid-19.
Sumber gambar: pixabay.com |
Daftar Syukur Ketika Harus #DiRumahAja
Buat saya yang introvert dan notabene pekerjaannya sebagai IRT, enggak keluar rumah dalam waktu lama sebenarnya bukan masalah besar, sih. Wong, biasanya juga jarang jalan-jalan atau sekadar window shopping. Haha. Tapi sama sekali enggak keluar rumah, jujur ada bosannya juga. Biasanya bisa cuci mata saat antar jemput anak sekolah, keliling kampung sama suami dan anak-anak saat weekend, atau sesekali jalan agak jauh buat refreshing. Sekarang, harus ditahan dulu untuk melakukan itu semua. Bosan, sih, tapi alhamdulillah kadarnya masih kecil 😊.Tapi kalau dipikir-pikir, hanya bosan permasalahan utama di saya dan keluarga. Selebihnya, alhamdulillah kami masih bisa makan, beribadah, dan melakukan aktivitas positif lainnya tanpa hambatan yang berarti. Qodarullah suami juga pekerjaannya di rumah saja (wiraswasta). Jadi, saya memilih lebih banyak bersyukur menghadapi situasi dan kondisi saat pandemi sekarang ini.
Nah, berikut ini daftar syukur ketika harus #DiRumahAja saat pandemi Covid-19 melanda ala saya:
🌹 Huru-hara di pagi hari berkurang.
"Faiiiqqq... Lihat tuh jam berapa? Kamu mau sekolah enggak, sih?! Ayo, mandi!"
"Ya Allahhh dari tadi ternyata belum ganti baju?!"
"Ayo, cepetan dikit makannya, udah mau telat ini!"
"Ya Allah! Bekalnya lupa belum disiapin!"
Bla bla bla...
Biasanya kalau si sulung dan si nomor dua sekolah, huru-hara di pagi hari hampir selalu ada. Bukan hanya ngurusin persiapan sekolah dua anak itu, sih, tapi dua adiknya pasti juga ikut nimbrung. Minta sarapan lah, mandi lah, minta gendong, dll. Pagi yang kacau hampir terjadi setiap hari. Huhu.
Tapi.. semenjak #DiRumahAja saat pandemi Covid-19 ini, huru-hara itu sangat berkurang. Kami lebih santai di pagi hari. Paling cuma harus cerewet untuk urusan mandinya si sulung. Tapi mandi pukul 8 pagi juga no problemo. Yang penting selalu mandi pagi dan sore! Hehe.
🌹 Cucian berkurang.
Dua anak sekolah libur, otomatis pemakaian baju seragam sekolah juga enggak ada. Yippii.. cucian jadi berkurang! Ya, meski masih banyak juga, sih, karena kami sekeluarga jumlahnya enam orang. Tapi lumayan berkurang, lah. Dan biasanya seragam sekolah anak-anak tuh kotorrr banget. Saya harus ngasih citrun saat nyuci pakaian mereka biar noda bandelnya menghilang. Sekarang? Emak bisa lebih santuyyy... jumlah cucian berkurang, noda-nodanya pun enggak seberat rinduku padamu #ehhh 😂.
🌹 Setrikaan berkurang.
Cucian berkurang, setrikaan juga berkurang, dong. FYI, biasanya saya menyetrika baju yang mau dipakai sekolah dan bepergian saja. Dan itu saja sudah bikin saya ngos-ngosan, lho. Haha. Nah, sekarang, yang sering keluar rumah hanya ayahnya saja. Jadi hampir enggak pernah nyetrika baju, deh! Hahaha.
🌹 Bonding dengan anak-anak semakin bagus.
Libur sekolah anak-anak akibat pandemi Covid-19 ini berefek banget pada bonding anak-anak dengan saya dan suami. Kalau hari-hari biasanya si sulung dan si nomor dua sudah capek kalau sampai di rumah. Sampai rumah istirahat, mandi sore, main sebentar, trus malamnya belajar. Kami jarang ngobrol lama dan santai, gitu.
Suami main badminton bareng anak-anak. |
Tapi sekarang, karena kami semua full di rumah terus, otomatis waktu bersama jadi banyak banget. Saya dan suami bisa ngobrol lama dan menciptakan bonding dengan lebih berkualitas. Memancing mereka buat curhat, lalu kasih nasehat, bisa kami lakukan sambil menemani mereka main, makan, sambil memasak, dan aktivitas-aktivitas lain. Kami pun juga bisa lebih sering main atau melakukan hal-hal mengasyikkan lain bersama-sama. Alhamdulillah.
🌹 Suami makin rajin bantuin masak.
Ini karena suami saya sadar, bahwa tugas sekolah anak-anak di rumah tuh lumayan banyak. Dan anak-anak harus didampingi ibunya saat mengerjakan tugas-tugas itu. Belum lagi dua adiknya yang belum sekolah, juga butuh perhatian saya. Makanya suami rajin bantuin masak saat pagi hari (bersama anak-anak juga). Dia bantuin saya sampai masakan beres. Biasanya pukul 07.00 semua masakan sudah beres, komplit tersedia di meja makan. Wihhh saya seneng, dong. Selain kerjaan masak jadi cepet beres, bonding antara suami dengan saya dan anak-anak juga makin bagus 😍.
🌹 Anak-anak makin rajin shalat.
Selama libur karena pandemi ini, anak-anak selain mendapat tugas akademik juga ada tugas pembiasaan karakter baik. Seperti shalat dan membantu kedua orang tua. Nah, efek dari tugas inilah, si nomor dua jadi makin rajin shalat. Biasanya dia hanya shalat sekali atau dua kali sehari (shalat wajib). Sekarang, dia bisa shalat tiga hingga lima kali sehari. Alhamdulillah.. 😊
Si nomor dua dan adiknya shalat berjamaah. |
Begitu juga dengan si sulung. Dia lebih gampang untuk melakukan shalat lima waktu, enggak pakai lama disuruh-suruh (biasanya kami shalat berjamaah, sih). Dan alhamdulillah dia juga sudah mulai rutin mengerjakan shalat Dhuha 🥰.
🌹 Bedak bobo cantik di loker.
Karena hampir enggak pernah keluar rumah selama masa pandemi ini, bedak saya bobo cantik saja di dalam loker. Hampir enggak pernah dipakai! Hahaha. Masa pandemi Covid-19 bikin irit penggunaan make up!
(btw perlengkapan make up saya memang cuma sebuah bedak dan sebiji lipstik, temans! 😂)
🌹 Wajah lebih bersih.
Sejak awal tahun ini saya lebih rajin merawat wajah. Jadi ada beberapa perlengkapan skincare yang saya gunakan setiap hari. Nah, penggunaan skincare itu jadi lebih efektif ketika saya di rumah terus, enggak pernah keluar rumah. Karena wajah jadi lebih sedikit terkena debu atau kotoran-kotoran lain dari jalanan. So, bersihin wajah jadi lebih gampang, dan wajah relatif lebih bersih. Asyikk.. 😁.
🌹 Saldo di rekening jadi lebih aman,
Biasanya saya tuh suka enggak tega kalau kebutuhan anak-anak (susu, popok, perlengkapan sekolah, dll) sudah habis/rusak sementara uang dari suami belum cair. Saya kadang jadi mampir ke ATM saat antar/jemput anak-anak sekolah. Saya ambil secukupnya untuk beli kebutuhan-kebutuhan itu. Tapi... Enggak terasa berkurang sedikit demi sedikit, eh, saldo jadi menipis. Hehe.
Nah, selama masa pandemi ini otomatis saya harus menahan keinginan-keinginan seperti itu. Soalnya sekarang ini hanya suami yang keluar rumah untuk segala urusan (demi meminimalisir risiko terkena virus). Jika ada kebutuhan mendesak, saya hanya bisa mendesak suami untuk mengusahakannya. Dan, dengan demikian saldo di rekening saya jadi lebih aman. Karena saya juga masih belum nyaman untuk belanja online di masa pandemi ini. Jadi paling pengeluaran dari rekening hanya untuk hal-hal tertentu saja. Seperti bayar kelas online, donasi, beli pulsa, atau bayar biaya internet.
Baca juga: Semoga Ini yang Dinamakan Berkah.
🌹 Jadi mengenal Zoom dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
Sebelumnya saya enggak peduli dengan aplikasi meeting yang satu ini. Ya, alasannya karena saya pengin menghemat space memori hape saya saja, sih. Hehe. Tapi ternyata di masa pandemi ini banyak banget pihak yang menggunakan aplikasi ini. Saya penasaran, dan instal juga, dong. Hehe. Dan alhamdulillah, karenanya saya bisa ikut kajian-kajian online yang bermanfaat banget. Insyaa Allah next juga akan semakin banyak kelas online atau apapun itu yang bisa saya ikuti dengan Zoom ini.
🌹 Bersyukur merasa lebih beruntung daripada orang-orang yang masih harus kerja di luar rumah, terutama para nakes (tenaga kesehatan). Sungguh saya salut sekali dengan mereka yang bekerja tak kenal lelah tak kenal menyerah, terutama para nakes.. juga orang-orang yang terpaksa masih harus kerja di luar rumah karena itulah pilihan satu-satunya untuk bertahan hidup. Hiks. Ya Allah.. semoga Allah selalu melindungi mereka. Aamiin.
Saya bersyukur bahwa saya masih bisa nyaman #DiRumahAja masih bisa makan dengan menu-menu yang - setidaknya - bisa bikin kenyang dan enggak bikin sakit. Masih bisa berkumpul dengan keluarga dalam keadaan sehat. Bersyukur banget, ya Allah.. ❤️.
Sebagian aktivitas anak-anak selama liburan pandemi Covid-19. |
Itulah beberapa daftar syukur ketika harus #DiRumahAja saat pandemi Covid-19 melanda, ala saya. Mungkin masih banyak hal lain yang patut disyukuri tapi masih luput dari perhatian/ingatan saya. Nanti deh kalau ingat saya tambahkan lagi. Hehe.. (ini sudah capek nulisnya.. 😂). Nah, kan, hal-hal yang perlu disyukuri itu memang sesungguhnya banyak bangettt...
Nah nah... Tapi apakah dengan demikian artinya saya siap atau enjoy untuk di rumah terus setelah pandemi ini berakhir? Toh, ternyata #DiRumahAja tuh enak juga, ya. Banyak hal yang bisa disyukuri? Hehe. Tentu saja enggak demikian, temans. Sebagai makhluk sosial saya juga pengin pergi-pergi keluar rumah, ketemu banyak orang dan melakukan hal-hal baik atau menyenangkan. Pengin ke rumah saudara-saudara lagi, belanja ke pasar atau minimarket, jalan-jalan atau traveling, dan lain sebagainya.
Tapi sebagai muslim, insyaa Allah saya tahu bahwa dalam kondisi bagaimanapun muslim itu selalu punya cara untuk bersyukur. Dan yang jelas, memilih bersyukur itu lebih menyenangkan daripada banyak mengeluh. Dalam QS. Ibrahim (14) ayat 7 pun Allah subhanahu wa ta'ala sudah berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
Okay, stay safe, stay healthy, and stay positive, yaa temans.. 😍
Masya Allah .. banyak banget hal yang bisa kita syukuri ya Mbak. Semoga wabah ini cepat berlalu dan kita selalu menjadi orang-orang yang bersyukur
ReplyDeletesubhanallah,dulur wedok mantab banget nulisnya.lebarkan sayapmu jadi ustadzah
ReplyDeletenulis pinter,tinggal ngomong di depan umum yang perlu di kasih pupuk
Alhamdulillah, anak-anak tetap stay cool ya mbak walau harus di rumah, kami juga terbantu ada lapangan kecil depan rumah jadi beli bola plastik dan bisa main deh anak-anak di depan rumah..semoga keadaan bisa normal kembali ya aamiin
ReplyDeleteBetul banget, selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa ya mba. Dengan bersyukur, ternyata banyak hal yang membuat kita gembira dan bahagia serta tidak banyak mengeluh.
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMasyaAllah makasih pengingatnya mba Diah...
Bener bgt masih banyak daftar yg wajib kita syukuri dr kondisi saat ini.
Akupun merasakan hal yang sama. Muka lebih bersih nih hihihi pos belanja skincare dan makeup juga lebih irit. Trus ongkos pergi ke sana atau ke situ juga terpangkas banyak. Disyukuri aja, ya. Meski kita semua pengen wabah ini lekas usai
ReplyDeleteKok saya mewek ya baca ini.
ReplyDeleteNgerasain beberapa item juga mirip.
Setrikaan berkurang, karena saya aja gak keluar, si kecil juga gak skul. Mekap gak kepake,skinkeran aja (yg lebih serang maskeran dari sisa dapur)
Sholat-ngaji jadi bisa lebih lama. Bikin resep jadi lebih rajin. Tabungan terpelihara karena kalau jalan biasanya jadi boros.
Alhamdulillah ya mba. Bersyukur juga tulisan ini sbg pengingat diri
Ada banyak nilai syukur yang Allah berikan pas kita mengalami ini. Semoga Allah hilangkan wabah ini ya mba. Aamiin
ReplyDeletelama-lama bisa menikmati dan mensyukuri banyak hal ya mbak. Kalau suami masih tiap hari keluar rumah, saya kadang masih ke kantor. Anak-anak full di rumah
ReplyDeleteSemoga pandemi ini segera berlalu.
AKu malah kebalikannya, cucian makin banyak, karena aku kalo sekali keluar rumah misalnya belanja, langsung cuci baju. jadi walaupun WFH gak ngaruh juga :D
ReplyDeletemake up-an di rumah juga tetep :D
kalo aku yg berkurang cuma huru haranya. cucian baju puji tuhan makin banyak, karena pada demen lari2an di rumah sama kotor2an 🤣
ReplyDeleteyg jelas sih bisa skincare an dengan bahagia kalo siang sambil santai2 karena bayinya dijagain yg gede 😂
Duh klo sy kok cucian banyak ya hahah efek ga k laundry lagi krn corona mengurangi k luar rmh n ketemu orng. Dengan mbuat daftar rasa syukur makin bersyukur ya krn banyak orng krn pandemi ini kehilangan pekrjaan penghasilan
ReplyDeleteTetap bersyukur lebih bikin hepi ya dibanding mengeluh. Alhamdulillah anak-anak tetap senang bisa stay at home ya. Kalo anak-anakku yang gede udah kerja dan si bungsu kuliah online, beda suasananya. Tapi tetep deh makan terus juga kerjaannya, hahaa
ReplyDeleteDi sini kok cucian bertambah ya mak....tapi ya gitu cuci kering pake cuci kering pake xD
ReplyDeleteMakasih pengingatnya biar kita selalu bersyukur❤❤❤
Banyak yang berubah, bukan berarti yang buruk-buruk saja ya Mak. Alhamdulillah selalu ada sisi positifnya
ReplyDeleteAlhamdulilah selalu ya mba ada hikmah dibalik ini semua dan utamanya bersyukur..btw sama kayak mba Echa di rumah kalau libur cucian makin seabreg2 wkwkk
ReplyDeleteLha, kok beda sama aku ya mbak? Anak2 di rumah, malah cucianku banyak sekali. Lha gimana, aktifitas fisik mereka juga makin banyak karena ngga hanya belajar ajah di sekolah.
ReplyDeleteAku suka bangeett...bersyukur adalah salah satu cara Allah untuk menambah nikmat kepada manusia.
ReplyDeleteSemoga kita senantiasa bisa mengambil ibrah dari setiap kejadian yang dialami.
Alhamdulillah ya mbak, panjang daftar yang bisa disyukuri...
ReplyDeleteTapi memang kangen nih nganter si sulung ke sekolah dan nemenin si bungsu jjs keliling komplek...
Wah, kalau aku enggak banyak berubah, malah saldo di rekening banyak terkuras karena anak senang makan terus, suami masih sesekali ke kantor dan rumah rame terus hahah penuh drama.
ReplyDeleteHahaha.. bedak awet ya, Mba. Saya juga cucian baju dan setrikaan berkurang. Karena mandinya 1x sehari. Hahaha..
ReplyDeleteSebenarnya banyak sekali rasa syukur yang bisa kita perinci ya mba dalam kondisi seperti ini. Paling tidak kita masih aman-aman saja di rumah. Di luar sana masih banyak orang yang sebenarnya takut terpapar virus tapi mau gimana lagi kalau enggak kerja ya kan nggak dapat penghasilan.
ReplyDeleteKok kebalikan ma orang2 mb soal saldo aman. Yang lain pada ngeluh jadi boros karena pesen makan diluar terus hehe
ReplyDeleteSama mbak, saya juga introvert dan sebenarnya tidak terlalu masalah tidak keluar rumah. Cuma jadi masalah ketika melihat orang-orang sekitar resah dan tidak dapat beraktivitas normal seperti biasa. Iya, betul. Mensyukuri keadaan lebih membuat kita mampu bertahan dari pada mengeluh. Semoga corona segera berlalu dan kehidupan kembali normal ya..
ReplyDeletebersyukur lebih dekat dengan keluarga dan bisa berkomunikasi dengan teman lama lagi :D
ReplyDelete