Temans, apa yang terpikir pertama kali ketika di sekitar kita sudah ada pasien yang positif terkena virus Corona? Sebagian besar kita mungkin akan bersikap waspada atau bahkan ada yang khawatir dan takut, ya. Bagaimana tidak, virus Corona atau Covid-19 ini sudah banyak sekali memakan korban jiwa di seluruh dunia. Tentunya kita khawatir jika sampai diri kita atau orang-orang tersayang kita terkena virus ini (jangan sampai, ya..).
Saya pun seperti itu. Waspada. Apalagi di daerah kami, Sidoarjo, saat ini sudah dinyatakan sebagai daerah zona merah Covid-19. Data terbaru hingga saat ini (per 28 April 2020) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, jumlah pasien positif ada 92 orang, sembuh sejumlah 7 orang, dan meninggal berjumlah 12 orang. Maka mulai hari ini pun di Sidoarjo diberlakukan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). PSBB berlaku sejak tanggal 28 April hingga tanggal 11 Mei 2020 nanti. Namun jika masih ada kasus baru, akan diperpanjang selama 14 hari.
Hemm.. kami sekeluarga pun berusaha semaksimal mungkin untuk mematuhi kebijakan pemerintah itu. Tentu saja karena kami ingin rantai penyebaran virus itu segera terputus, dan Covid-19 segera hilang dari bumi ini. Kami berusaha selalu #DiRumahAja, menerapkan physical distancing, memakai masker jika keluar rumah karena kebutuhan penting, sering mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan sebagainya. Dan semoga seluruh masyarakat juga mengindahkan hal-hal seperti itu, sih.
Tapi menyimak beberapa berita yang beredar, kami tetap harus selalu waspada. Berita beberapa ibu rumah tangga yang selalu di rumah tetapi tetap terkena virus Corona, membuat saya khawatir juga. Adanya orang-orang tanpa gejala yang ternyata bisa positif Corona, membuat saya lebih waspada juga. Apalagi, di rumah kami ada bapak ibu yang tinggal bersama kami. Ada juga dua anak kami yang masih usia balita dan batita. Sementara kita tahu bahwa orang usia sepuh atau lansia (lanjut usia) dan anak balita termasuk orang-orang yang rawan atau rentan terkena Covid-19.
Baca juga: Daftar Syukur Ketika Harus #DiRumahAja Saat Pandemi Covid-19 Melanda.
Deteksi Dini Covid-19
Dengan kondisi seperti itu, maka kami pun harus siap melakukan deteksi dini Covid-19 dengan cek kesehatan mandiri. Jika ada diantara kami sekeluarga yang sakit dan menunjukkan gejala-gejala yang mirip terkena virus Corona, kami bisa melakukan deteksi dini. Seperti apa caranya? Yaitu dengan cara seperti berikut:Cek kesehatan mandiri.
Kita cek gejala-gejala penyakit yang menyerang, apakah ada keluhan yang menyerupai gejala virus corona seperti berikut:- Demam
- Batuk kering
- Pilek/bersin
- Sakit tenggorokan
- Sulit bernapas
- Badan terasa lelah
Bila seseorang terinfeksi virus Corona, dia akan menunjukkan gejala-gejala umum tersebut dalam 1-14 hari sejak terpapar virus. Pada kasus-kasus yang tertentu, virus Corona dapat menyebabkan gejala yang parah atau akut. Infeksinya dapat menyebabkan pnemonia dan bronkhitis. Gejala-gejalanya sebagai berikut:
- Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
- Batuk dengan lendir.
- Sesak napas.
- Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
Ilustrasi Covid-19 dan pencegahannya (sumber: pixabay.com). |
Cek riwayat kesehatan.
Kita cek riwayat kesehatan kita, untuk meneliti apakah keluhan sakit yang kita rasakan ada hubungannya dengan Covid-19. Yaitu dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti ini:- Apakah kita ada kontak dengan seseorang yang bepergian ke luar negeri dalam 14 hari terakhir yang menjadi sakit (batuk, demam, bersin, atau sakit tenggorokan)?
- Cek juga apakah kita telah memberikan perawatan atau melakukan kontak dekat dengan seseorang ODP (Orang Dalam Pantauan), PDP (Orang Dalam Pengawasan), atau terkonfirm/positif Covid-19 saat mereka sakit (batuk, demam, bersin, atau sakit tenggorokan)?
- Kemudian apakah kita pernah mengalami gejala sekitar 14 hari setelah traveling ke luar negeri atau ke luar kota di kota-kota yang terjangkit atau menjadi zona merah (seperti Jakarta, Bali, dll)?
Bertanya pada yang berkompeten.
Jika kita mengalami gejala-gejala virus Corona seperti tersebut di atas, kita bisa bertanya dulu pada pihak-pihak yang berkompeten sebelum pergi ke rumah sakit. Karena dalam masa pandemi seperti sekarang ini, kita hanya boleh ke rumah sakit jika mengalami kondisi sakit yang benar-benar darurat atau sudah cukup parah. Bisa jadi gejala-gejala yang kita rasakan (yang kita khawatirkan adalah gejala virus Corona) ternyata hanya gejala virus influenza biasa.Kita bisa bertanya pada teman atau saudara yang merupakan tenaga kesehatan (nakes). Kita ceritakan keluhan-keluhan sakit yang kita alami, dan tanyakan apakah gejala-gejala tersebut kira-kira merupakan gejala virus Corona? Jika tak ada teman atau saudara nakes, kita bisa bertanya pada para dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Setiap dokter di aplikasi Halodoc bisa memberikan diagnosis awal.
Kemudian jika memang diperlukan, bisa langsung melakukan rujukan ke rumah sakit rujukan (yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan setempat) yang terdekat dengan tempat tinggal kita. Karena diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat bisa meningkatkan peluang kesembuhan dari infeksi Covid-19 tersebut.
Ngomong-ngomong, teman-teman sudah tahu Halodoc belum, ya? Jadi Halodoc merupakan website dan aplikasi kesehatan yang memberikan solusi kesehatan lengkap dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Kita bisa menginstal aplikasi kesehatan ini melalui Google Play bagi pengguna android, dan melalui App Store bagi pengguna iOS. Dengan Halodoc, kita bisa melakukan banyak hal terkait kesehatan. Seperti mencari berbagai informasi kesehatan, membeli obat, bicara dengan dokter, pemeriksaan laboratorium, hingga perlindungan kesehatan.
Dengan Halodoc, sehat jadi lebih mudah 😊.
Oh ya, apakah teman-teman ada yang takut untuk memeriksakan diri ke rumah sakit jika mengalami gejala virus Corona? Karena berbagai stigma negatif yang beredar di masyarakat jika kita diketahui terkena virus ini? Jangan takut. Karena pada kenyataannya banyak pasien positif Corona yang bisa sembuh. Kita perlu memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala akut. Karena perlu dilakukan tes untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi virus Corona atau bukan. Tes tersebut tersedia di rumah sakit-rumah sakit rujukan bagi orang yang mengalami gejala-gejala atas dasar perintah dokter.
Terakhir, kunci pencegahan virus corona atau Covid-19 adalah:
- Sering suci tangan pakai sabun di air mengalir.
- Pakai masker jika terpaksa keluar rumah untuk hal darurat.
- Hindari menyentuh muka.
- Jaga jarak (physical distancing).
- Jauhi orang yang menunjukkan gejala.
- Bila batuk atau bersin: tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu yang dibuang langsung ke tempat sampah tertutup setelah dipakai.
Demikianlah temans, sedikit sharing saya kali ini. Semoga kita semua tetap sehat selama masa pandemi Covid-19 ini, ya. Namun jika temans mengalami sakit yang mendekati gejala virus Corona, segera lakukan deteksi dini Covid-19 dengan cek kesehatan mandiri. Agar kita bisa segera mengatasinya, dan sembuh juga sehat seperti sedia kala. Okay, stay safe, stay healthy, and stay positive, yaa 😍👌.
Referensi:
- https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
- https://covid19.go.id/tanya-jawab?search=Gejala+virus+Corona
Harus ekstra waspada ya Mbak karena ada orang-orang tua yang sudah sepuh dan anak-anak. Alhamdulillah sekarang Halodoc bisa jadi rujukan.
ReplyDeleteKarena baca tulisan beberapa teman blogger tentang deteksi covid-19 ini saya langsung update aplikasi Halodoc, dan ternyata untuk tesnya masih rumah sakit di jakarta aja ya, di surabaya ada 1 RS, di Malang belum ada
ReplyDeletePandemik corona ini membuat kita jadi parno ya. Ketakutan yang berlebihan sehingga membuat cemas takut tertular. Penting banget kita mengetahui secara mandiri deteksi corona, agar dpt mengedukasi orang banyak utk tenang. Selagi kita hiduo sehat dan tahu ciri2 tertular corona maka kecemasan akan berkurang.
ReplyDeleteYa ampun sedih bacanya, Sidoarjo masuk zona merah
ReplyDeleteKeponakan ku tinggal disana dengan bayinya
Untung sekarang banyak pihak yang peduli ya
Seperti Halodoc, sehingga Ada solusi untuk masyarakat yang kebingungan
Sejak para perantau berbondong-bondong pulkam, di kampung-kampung jadi harus ekstra jaga diri banget.
ReplyDeleteYang ngeri itu kan carrier yang terpapar tapi tanpa gejala. Jadi karena nggak ada gejala itu merasa sehat dan bebas berkeliling ke mana saja.
Ah, semoga pandemi ini segera berakhir.
Iya kita yg mengenali diri kita jadi pasti ngeh kalo ada yang aneh. Temenku positif OTG tapi tetap dia bilang awalnya memang merasa aneh lalu curiga dan swab eh positif
ReplyDeleteTerus terang aku khawatir banyak orang yang menyembunyikan kondisi kesehatannya, juga nggak jujur pada tenaga medis tentang riwayat kesehatannya. Bisa jadi mereka begitu karena takut dikucilkan atau bahkan diusir. Tapi di sisi lain, disembunyikan begitu nggak ubahnya menyimpan bom waktu. Siap meledak sewaktu-waktu :(
ReplyDeleteAlhamdulillah baca ini,jadi ngga ngasal lagi tentang 'how to' ngadepin si kopit ini. Aku kemarin juga ceki Ceki di salah satu e commerce kesehatan, ada pendaftaran untuk rapid test juga.
ReplyDeleteSemoga kita semua dihindarkan dari virus berbahaya ini
Memang saat pandemi begini kita harus aware dengan diri dan lingkungan. Gak bisa abai merasa sehat pun gak boleh panik. Tetap waspada pokoknya. Sepakat kita mulai deteksi dan proteksi dari diri sendiri dan keluarga.
ReplyDeletestay safe ya kawan-kawan, semoga pandemi ini cepat berakhir :D
ReplyDeleteHai mbak Diah, ternyata Halodoc memudahkan ya mba buat deteksi dini Korona, bs tanya dokternya jadi kita gak gampang panik juga hehe. Semoga pandemi ini segera berakhir ya mba, Amin. Salam sehat :))
ReplyDelete