Malam Minggu kemarin (15 Agustus 2020) jadi kali pertama saya mengikuti tur virtual. Yah, di masa pandemi sekarang meski enggak bisa jalan-jalan ke tempat wisata langsung, kita masih bisa tur atau berwisata secara virtual, kan? Hehe.
Apa dan Bagaimana Wisata Virtual Berlangsung?
Teman-teman mungkin sudah tahu, ya, apa dan bagaimana itu tur atau wisata virtual? Buat yang belum tahu, jadi wisata virtual merupakan acara jalan-jalan ke tempat wisata namun enggak secara nyata alias melalui layar laptop atau smartphone saja. Jadi kita enggak berkunjung ke lokasi wisata secara langsung, tapi hanya cukup duduk di rumah saja.
Dengan bantuan internet dan aplikasi Zoom, kita diajak menjelajah lokasi-lokasi wisata yang menjadi itinerary yang telah ditentukan. Dalam wisata virtual ini kita akan dipandu oleh seorang tour guide yang menuntun dan menjelaskan satu per satu tujuan wisata dengan bantuan Google Maps.
Wisata virtual mulai marak diadakan sejak masa pandemi Covid-19 melanda. Berawal dari keinginan orang-orang yang rindu akan traveling namun keadaan tidak memungkinkan, maka agen-agen perjalanan wisata meluncurkan ide wisata yang tak nyata ini. Dan ternyata masyarakat memang benar-benar rindu traveling! Nyatanya wisata-wisata virtual itu lumayan banyak juga peminatnya.
Baca juga: Berwisata ke Sabang, Titik Paling Barat Indonesia.
17-an Tur Virtual
Nah, wisata virtual yang saya ikuti kemarin diadakan oleh Wisata Kreatif Jakarta (sebuah agen wisata di Jakarta) bekerja sama dengan Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) dan toko buku Kinokuniya Jakarta. Wisata virtual itu bertajuk "17-AN TUR VIRTUAL ke Lokasi Peristiwa Kemerdekaan".
Melihat judulnya, sudah bisa ditebak, ya, kami akan ke mana saja? Ya, kami mengunjungi lokasi-lokasi yang berkaitan dengan peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Jakarta. Malam itu kami berkunjung ke:
1. Museum Sumpah Pemuda,
2. Gedung Pancasila,
3. Gedung Joang 45,
4. Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan
5. Tugu Proklamasi.
Tur virtual ini memang diselenggarakan untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 tahun. Ya, kami diajak untuk mengenal sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan lebih dekat. Khusus saya pribadi, saya memang belum pernah ke tempat-tempat wisata tersebut secara langsung. Jadi, ya, wisata virtual ini memberikan banyak informasi baru buat saya.
Tur virtual ini dibuka dengan sambutan dari mbak Liswanti Pertiwi sebagai ketua ISB, sambutan dari bapak Eka Kurniadi perwakilan dari Kinokuniya, dan mbak Ira Latief dari Wisata Kreatif Jakarta. Kemudian mbak Ira yang merupakan founder dari WKJ ini menjadi pemandu wisata kami.
Museum Sumpah Pemuda
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Museum Sumpah Pemuda. Museum ini beralamat di Jalan Kramat Raya No. 106 Kwitang, Jakarta Pusat.
Mengapa kami diajak ke museum ini? Bukannya peristiwa Sumpah Pemuda terjadi jauh sebelum hari merdeka? Kata mbak Ira, Sumpah Pemuda berkaitan erat dengan Kemerdekaan Indonesia. Karena di masa itu WR. Supratman yang merupakan pencipta lagu Indonesia Raya ikut berjuang melalui caranya sendiri.
Wage Rudolf Supratman atau biasa dipanggil Wage ini merupakan mahasiswa kedokteran di Perguruan Tinggi Sofia. Awalnya beliau tinggal di Makassar, lalu pindah ke Bandung sebagai wartawan, lalu pindah ke Jakarta karena ingin bergabung dengan para pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Lewat biolanya, beliau menciptakan lagu Indonesia Raya. Lagu itu beliau perdengarkan di depan peserta umum penutupan Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928. Sayangnya, beliau tidak bisa menikmati hasil perjuangannya. Karena beliau meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 (sebelum Kemerdekaan RI).
Saya toh sudah beramal, berjuang dengan caraku, dengan biolaku. Saya yakin Indonesia pasti merdeka." (WR. Soepratman)Dalam museum ini banyak diorama yang menceritakan Kongres Pemuda, seperti diorama ikrar Sumpah Pemuda dan patung WR. Supratman bersama biolanya.
Gedung Pancasila
Lokasi kedua yang kami kunjungi adalah Gedung Pancasila yang beralamat di Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat.
Sumber foto: Indah Nuria Savitri via Google Map. |
Gedung megah yang hampir seluruhnya berwarna putih ini merupakan bangunan peninggalan Belanda. Sebelum kemerdekaan, Gedung Pancasila ini pernah berfungsi sebagai Gedung Volksraad (semacam DPR pada masa penjajahan Belanda), Gedung Dewan Rakyat, dan Gedung Sidang BPUPKI.
Gedung ini merupakan tempat bersejarah yang menjadi saksi saat Presiden Sukarno berpidato tentang Pancasila. Di gedung ini Bung Karno menyebutkan sila-sila dalam Pancasila untuk pertama kalinya.
Sekarang gedung ini dipakai oleh Kementerian Luar Negeri untuk acara-acara internasional. Seperti pertemuan bilateral, penandatanganan perjanjian dengan negara lain, dan lain-lain.
Baca juga: Candi Pari dan Candi Sumur, Cagar Budaya Indonesia di Tanah yang Subur.
Gedung Joang 45
Dari Gedung Pancasila, perjalanan kami lanjutkan ke Gedung Joang 45. Tempat wisata sejarah ini beralamat di Jalan Menteng Raya No. 31 Jakarta Pusat.
Gedung yang menjadi museum ini berisi jejak-jejak sejarah pembinaan Soekarno terhadap para pemuda dalam meraih kemerdekaan. Tokoh-tokoh pemuda yang dibina oleh Soekarno antara lain Moh. Hatta, Moh. Yamin,
Sunaryo, dan Achmad Subarjo.
Di sini kita bisa melihat berbagai lukisan, diorama, maupun barang-barang peninggalan sejarah peristiwa proklamasi Kemerdekaan RI.
Mengenai sejarah gedungnya, awalnya gedung ini berfungsi sebagai hotel (Hotel Schomper) pada zaman Belanda. Kemudian setelah Jepang menguasai Indonesia, gedung ini diambil alih oleh Jepang dan diserahkan kepada kepada Jawatan Propaganda Jepang (Sendebu).
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Kami melanjutkan tur ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 1 Menteng, Jakarta Pusat.
Sesuai namanya, museum ini berisi benda-benda sejarah yang berkaitan dengan perumusan naskah proklamasi. Ada diorama ketiga penyusun naskah proklamasi yaitu Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo. Ada pula mesin ketik yang digunakan untuk mengetik naskah proklamasi tersebut.
Sebelum ada pandemi, setiap 17 Agustus tempat ini ramai dengan acara 17-an. Biasanya di sini menjadi salah satu tempat singgah pawai kemerdekaan, yaitu pawai dengan sepeda kayuh dan berpakaian khas para pejuang.
Tugu Proklamasi
Nah, tujuan terakhir kami adalah Tugu Proklamasi. Salah satu ikon sejarah kebanggaan Indonesia ini alamatnya di Jalan Proklamasi No. 10 Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.
Dulu, di tempat ini berdiri rumah Bung Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur Np. 56. Di teras rumah tersebut Bung Karno memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia dengan membaca naskah proklamasi yang telah dibuat bersama Bung Hatta dan Achmad Soebardjo.
Namun rumah Bung Karno tersebut dirubuhkan di tahun 1960, dan sebagai gantinya dibangunlah Tugu Proklamasi yang sekarang berdiri. Monumen Proklamasi tersebut terdiri dari patung Soekarno-Hatta yang berukuran besar berdampingan, dan 17 pilar di belakangnya. Diantara dua patung proklamator tersebut terdapat lempengan batu marmer hitam yang tertulis isi naskah proklamasi.
Kesan Mengikuti Wisata Virtual
Tur virtual yang berlangsung mulai pukul 19.00 hingga pukul 21.00 ini ternyata enggak terasa membosankan. Soalnya tour guide-nya yaitu mbak Ira Latief (IG: @creative_traveler) bersemangat banget dalam memandu kami. Wajahnya tuh smile terus dan lancar bicaranya, jadi kami enggak bosen ngikutinnya. Hehe.
Disamping itu kita enggak melulu diajak muter-muter di lokasi kunjungan, tapi kami juga diajak melewati jalan-jalan dan bangunan-bangunan bersejarah di sekitar lokasi-lokasi wisata dengan Google Map. Misalnya lewat jalan (maaf lupa namanya) yang terdapat deretan toko-toko buku yang sudah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan dulu, lewat gedung bioskop saksi sejarah kemerdekaan, lewat resto es krim yang melegenda banget, dan lain-lain. Para peserta tur pun saling berebutan menjawab nama jalan-jalan itu (selain saya, karena belum pernah ke sana, hiks 🙈).
Kami juga diajak nonton penggalan-penggalan film, diperdengarkan lagu-lagu kemerdekaan, dan lain-lain. Bahkan juga diselingi dengan polling atau semacam kuis yang berkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Pokoknya wisata virtualnya cukup bervariasi, deh ☺️
Mengenai penggalan-penggalan film yang diputar, ada film yang berjudul "Wage", "Pantja-Sila, Cita-cita dan Realita", dan "Soekarno". Ketiga film ini direkomendasikan oleh mbak Ira untuk ditonton, karena di dalamnya banyak informasi sejarah yang berkaitan dengan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Saya suka mengikuti tur virtual ini. Apalagi anak-anak saya juga ikut menonton meski enggak full. Hehe. Jadi mereka juga tambah ilmu tentang kemerdekaan tanah airnya ❤️
Sedikit informasi, jika teman-teman tertarik untuk mencoba mengikuti wisata virtual juga, teman-teman bisa kepoin akun Instagram Wisata Kreatif Jakarta di @wisatakreatifjakarta. Biaya tur-nya murah, kok. Untuk paket wisata Jakarta atau Nusantara, kita cukup membayar IDR 35 K/pax. Sementara untuk paket wisata mancanegara biayanya IDR 50 K/pax. Terjangkau banget, kan?
Foto bersama sebagian peserta tur virtual. |
Demikianlah teman-teman sedikit cerita saya tentang 17-an tur virtual, cara lain dalam merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-75. Meski pandemi Covid-19 tengah melanda, acara-acara 17-an seperti tahun-tahun sebelumnya ditiadakan, tetapi ternyata masih ada cara asyik dalam memperingati hari Kemerdekaan. Dan, #WisataKreatifISB memang menjadi pengalaman yang menyenangkan buat saya.
Dirgahayu Republik Indonesia! #IndonesiaMaju semoga lekas tercapai ❤️🇮🇩
Serasa kembali ke masa lalu ya Mbak, mengingat betapa perjuangan dulu sangat berat dan pelik. Kangen ke Toko Kinokuniya nih jadinya, tapi kapan ya ke Surabaya lagi. Kreatif nih caranya karena kita tetap bisa menghargai kemerdekaan walau saat pandemi.
ReplyDeleteWaaahh, mba Ira Lathief amazing bangeettt yak.
ReplyDeleteMemang dibutuhkan kreativitas dan kapasitas yg mumpuni untuk bisa meng-handle tour virtual semacam ini.
kapan2 aku mau ikutan jugaaakk
Aaaa, whislist aku ni buat ngajak anak jalan2 keiling museum - museum ini. Tunggu agak gedean dulu tapi. Kalo sekarang masih kekecilan kayaknya..
ReplyDeletePengalaman yang menyenangkan banget ini yaa mbak. Tetap bisa jalanjalan dan nambah pengetahuan meski di rumah aja.
ReplyDeleteAdanya pandemi mendorong kemunculan wisata virtual macem gini. Kreatif banget ya mbak. Dari sekian tujuan wisata sejarah ini, satu pun belum ada yang saya kunjungi langsung :(
ReplyDeleteWalau virtual tetap smangat ya mba. Tapi anak2 klo ikutan liatnya juga pasti excited deh inii seruuu.. apalagi berkaitan dengan sejarah, pasti menarik
ReplyDeletewah sayang sekali kemarin aku telat daftar dan telat baca infonya, seru banget ya mak. ternyata tur virtual 17an iniiiii, dapet banyak pengetahuan baru juga yaaa
ReplyDeleteSeru nih wisata virtualnya apalagi ke tempat yang bersejarah. Kapan ya ada lagi. Mau ikutan
ReplyDeleteWah, asyik ya tur virtualnya. Jadi tahu sejarah perjuangan bangsa Indonesia hingga meraih kemerdekaan. Sangat bagus ditonton anak-anak juga supaya jiwa nasionalisnya tumbuh sejak dini
ReplyDeleteasyik banget bisa wisata virtual ke lokasi bersejarah, bisa jadi salah satu cara mengenalkan arti kebangsaan kepada anak anak, sayang duuu saya kelewat infonya huhu
ReplyDeleteWah serunya virtual tour gini, seneng banget baca tulisan ini, walaupun aku ngga ikutan tapi berasa ikutan virtual tournya lho.. dan mbak merangkum semuanya dengan jelas sehingga aku bisa merasakan juga.. thanks mbakku
ReplyDeleteAku kmrn pengen bgt ikutan virtual 17an ini, cuma taunya telat :(
ReplyDeletePengen juga lihat ke dalam gedung2 bersejarah, soalnya belmum pernah kesana.
Wah menarik banget ya mbak. Saya jadi pingin ikut virtual tur juga. Tapi masih bingung bagi waktunya sama anak2 di rumah
ReplyDeleteMenyenangkan ya Mbak Diah turnya. Anak-anak bisa ikut menyimak juga menyenangkan. Kalau pergi beneran kan cuma Mbak Diah sendiri yang pergi ya. Satu kesyukuran bisa ikut tur virtual pas pula jelang momen kemerdekaan.
ReplyDeleteWah seru banget tur virtualnya, saya ketinggalan, huhuhu... Jadi pengen nyobain deh...
ReplyDeleteMerayakan kemerdekaan dengan cara berbeda.., wisata virtual tak hanya..sebagai hiburan tapi menambah pengetahuan...juga mengingat betapa beratnya perjuangan untuk meraih kemerdekaan
ReplyDeleteSekarang kyknya makin banyak tur virtual ya? Lumayan bisa nambah2 wawasan gitu. Juga mengurangi kebosanan krn berada di rumah mulu ya?Nanti pada saat pandemi udah gak ada semoga bisa jalan beneran aamiin
ReplyDeleteBarokallah mba Deka, senannya bisa ikuan tur bareng keluarga meski virtual ya
ReplyDeleteaku juga penasaran belum pernah. Colek lagi kalau ada ya mbak
Sejak ikutan tur virtual ini, aku jadi gak ragu untuk menonton Film Perjuangan loo...
ReplyDeleteSaking semanganya, beberapa temen ada yang sampai geleng-geleng, dikira uda insap gak mau nonton Korea lagi.
HIhii~
Tapi zaman perjuangan itu yaa...Subhanallahu~
Gak terbayangkan.
Alhamdulillah, kita hidup di era yang sudah merdeka dan damai begini.
Semoga Allah melindungi Indonesia selalu.
Aamiin~
Aku pengen banget nih mba padahal ikut jalan jalan virtual seperti ini. Tapi alhamdulillah terobati dengan membaca di blog mba :)
ReplyDeleteMakasih mba
Asik yah bisa virtual tur gini, duh saya belum pernah deh ikutan virtual tur jadinya ingin mencoba sensasi virtual tour.
ReplyDeleteakuu pernah tuh dua kali ikutan event wisata virtualnya mbak ira. mbak ira emang bagus banget cara beliau menyampaikan dan memandu kita turr.. rekomended sih kalo guidenya mbak ira
ReplyDeleteMeski cuma virtual, tapi travelling virtual tu meyenangkan ya mba? Jujur aku belum pernah coba ikutan.
ReplyDeleteMeskipun fisik tidak ikut serta hadir di sana, itu sudah lumayan mengobati kerinduan travelingnya ya Mbak.
ReplyDelete