Hari ini, 18 Oktober 2020, aku menulis surat ini. Untuk dirimu, Dekamuslim.
Aku berharap, tepat di tanggal 18 Oktober 2030, kamu bisa membaca surat ini. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberimu umur panjang, hingga masih bisa berjumpa di tahun itu. Juga kesehatan, rezeki, dan kesempatan, hingga masih bisa menjaga blog kesayangan ini.
Sebenarnya aku merinding menuliskan ini. Karena ini artinya, aku mengira-ira, atau berharap tentang apa saja yang akan terjadi pada diriku di tahun 2030. Di hari itu, saat kamu membaca surat ini.
Aku di Bulan Oktober 2020
Bulan ini, bulan Oktober 2020, alhamdulillah aku dan keluargaku dalam keadaan sehat wal 'afiat. Aku, suamiku, dan keempat anakku juga ibuku, semuanya sehat (hanya bapak yang masih rutin memeriksakan kakinya pasca operasi akhir 2018 lalu). Meski Covid-19 sudah menyebar di Indonesia sejak bulan Maret lalu, tapi alhamdulillah kami sekeluarga sehat, bahkan kami hampir tak pernah sakit selama tujuh bulan masa pandemi ini. Saat ini, kami hanya bisa berharap dan berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja.
Aku sedang menulis surat ini dengan smartphone OPPO F9 kesayanganku di hadapan ketiga anakku yang sedang lelap tertidur, di ruang tengah. Ya, ingatlah, anak-anakku jarang tidur di kamar tidur. Mereka terbiasa tidur di ruang depan atau ruang tengah, lebih leluasa. Hehe. Oh tapi, si sulung tidur di kamarnya, bersama kucing kesayangannya. Sementara suamiku ada di ruang tamu sedang menyimak video di YouTube, sambil rebahan.
Ketiga kucing manis kesayangan anak-anak, yang ditinggal induknya sejak bayi. |
Bulan ini, aku sedang dalam masa kehilangan semangat menulis. Kehilangan ide-ide untuk menulis. Setelah ikut kelas belajar SEO bulan September kemarin, aku justru bingung mau menulis apa lagi. Aku hanya menulis sponsored post. Karena, setelah ikut kelas itu, aku berpikir berkali-kali jika ingin menulis postingan baru. Apakah aku harus melakukan riset keyword dulu, apakah hal yang akan aku tulis itu nantinya bermanfaat buat pembaca, apakah akan mendatangkan trafik yang bagus, bla bla bla. Dan akhirnya, aku enggak menulis.
Tapi, kali ini aku membebaskan diriku. Aku menulis surat ini sebebas-bebasnya. Bahkan aku menggunakan kata "aku" bukan "saya" seperti yang biasa aku gunakan. Aku, sangat tertarik dengan tema "surat untuk diri sendiri 10 tahun yang akan datang" yang menjadi challenge menulis OWOP (One Week One Post) di Pojok WB. Sebuah WA group yang berisi bloger-bloger anggota Warung Blogger (WB). Aku tertantang untuk ikut menulis, untuk kau baca di tahun 2030 nanti, ya. Oh ya, aku suka WAG itu. Sebuah WAG yang berisi bloger-bloger tua-muda. Tapi seringkali bloger muda yang bikin grup hidup dengan segala obrolan unpaedah tapi bikin terhibur. Haha.
Nah, demikianlah diriku di tahun 2020 ini. Di sisi lain aku sedang semangat-semangatnya menimba ilmu blogging, tapi di lain sisi aku masih suka menulis curhat saja di blog ini. Tanpa memperhatikan kaidah SEO atau apalah itu. Aku dengar, blogging 4.0 enggak akan cuma berisi curhatan saja. Tapi kadang, aku tak peduli dengan semua itu. Aku kadang ingin menulis bebas seperti ini. Tak peduli apakah ada pembacanya atau tidak. Aku hanya ingin melepaskan segala uneg-uneg. Lalu jika ada yang bertanya, kenapa tak disimpan di file komputer saja segala curhatan itu? Ah, ya suka-suka aku, dong. Haha.
Soal perjuangan memperbaiki blog, selain belajar SEO, di bulan September kemarin aku juga mengganti template blog ini. Seperti yang kau lihat pada gambar di atas, itulah tampilan blog ini mulai bulan September 2020. Sebuah template blog yang cantik karya teh Langit Amaravati. Kamu masih ingat, kan, dengan Teh Langit? Iya, bloger dan penulis keren itu. Kamu mengenalnya sejak beberapa tahun yang lalu, lewat adik kelas masa kuliah. Dulu, nama penanya adalah Skylashtar Maryam 😊.
Sebenarnya masih banyak cerita penting dan menarik di tahun 2020, tapi mungkin cukup sekian ya yang aku tulis 😊.
Harapanku di Tahun 2030
Aku.. entahlah.. aku tak berani membayangkan keadaanku, suamiku, anak-anakku, bapak ibuku dan kakakku juga orang-orang dekatku yang lain di tahun 2030 nanti. Yang pasti, aku hanya berharap semuanya akan baik-baik saja. Semuanya sehat dan dalam kondisi iman dan Islam yang baik. Semuanya rukun, damai, tenteram. Kondisi lingkungan dan Indonesia secara keseluruhan juga aman dan tenteram. Semuanya baik. Aamiin.
Jika semuanya berjalan lancar, insyaa Allah di tahun itu si sulung sudah kuliah, lalu si nomor dua duduk di bangku kelas 2 SMU, si nomor tiga kelas 2 SMP, dan si nomor empat kelas 6 SD. Ya Allah, semoga aku dan suami mampu mengemban amanah itu. Mampu mendidik dan membesarkan mereka dengan baik, sehat jiwa dan raganya. Punya ilmu dunia dan akhirat yang cukup sebagai bekal hidup selanjutnya.
Di tahun 2030, kamu insyaa Allah berusia hampir kepala lima. Sebuah usia yang menandakan bahwa kamu enggak muda lagi. Tapi aku tak tahu, apakah di usia itu kamu masih berjiwa muda seperti di tahun 2020? Hehe. Kuharap jiwa mudamu masih menyala, agar kamu bisa mengikuti alur perkembangan anak-anakmu. Ikuti ke manapun mereka pergi, meski mungkin hanya bisa dengan hatimu. Mungkin si sulung kost di luar kota? Pantau terus perkembangannya, ya?
Aku penasaran, apakah si sulung masih suka meledak-ledak seperti sepuluh tahun sebelumnya? Dan apakah si sulung dan si nomor dua masih kurang percaya diri? Aku harap karakter-karakter kurang baik itu telah berganti dengan yang lebih baik. Begitu juga dengan si nomor tiga dan si nomor empat, semoga semuanya menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Aamiin.
Untuk kamu, aku berharap semoga di tahun 2030 ada banyak peningkatan kebaikan sebagai seorang ibu, istri, dan anak. Apakah kamu masih suka marah-marah pada keempat anakmu? Apakah suamimu masih sering membantumu memasak di dapur? Siapa yang sering membuatkannya kopi di pagi dan sore hari saat ini? Dia sendiri atau si sulungmu? Kuharap semua hal yang kurang baik itu telah berganti menjadi lebih baik di tahun 2030.
Dan untuk dunia bloggingmu, kuharap seperti yang pernah kau tuliskan, blogmu dekamuslim.com ini dan juga blog empatef.com bisa menjadi teman mengisi hari-hari menjelang usia senjamu. Semoga keduanya masih tetap eksis di tengah blog-blog baru yang mungkin semakin bertambah banyak. Dan kamu, semoga semakin rajin menulis. Enggak seperti sekarang. Lihat, di awal tulisan ini aku menulis tanggal 18 Oktober. Tapi ternyata, aku baru bisa mempublishnya pada tanggal 22 Oktober. Wah, semoga ini enggak akan terjadi lagi di tahun 2030 😄.
Oke, terakhir, ini bonus buat kamu. Ada sebuah foto tentang kebersamaanku bersama keluarga dan bapak-ibu. Ya, seperti inilah kondisi kami saat ini. Semoga sepuluh tahun lagi, saat kamu membaca surat ini, semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Masih dalam iman dan Islam, sehat, penuh berkah. Aamiin.
Salam,
Dekamuslim ❤
Momen makan bersama setelah shalat Idul Fitri 1441 H (2020). |
No comments
Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.