Kata orang, jika dalam hidup kita tak punya harapan maka kita seakan telah mati. Harapan serupa mimpi-mimpi yang membuat kita semangat menjalani hidup. Dengan adanya harapan, kita akan tergerak membuat rencana-rencana dan berusaha mewujudkannya. Maka saya pun membangun harapan-harapan dalam hidup. Mulai dari harapan-harapan kecil hingga harapan-harapan besar.
Sebaliknya, jika kita tak menanam harapan, menjalani hidup mengalir begitu saja, hidup untuk hari ini saja dan tak punya keinginan-keinginan untuk hari esok, maka tak ubahnya seperti robot yang tak punya rasa, cipta dan karsa. Tentu saja manusia sejatinya tidak seperti itu. Kita dianugerahi hati dan pikiran, maka sudah sewajarnya dan seharusnya punya harapan-harapan.
Sementara itu, harapan besar menurut saya mungkin dianggap kecil oleh orang lain. Karena kemampuan, situasi dan kondisi tiap orang memang berbeda. Jadi jangan kaget ya kalau membaca harapan-harapan besar saya di bawah ini yang mungkin membuat teman-teman bergumam, "Ya Allah, sereceh itu harapan besarnya." Hehe.
Saya punya beberapa harapan besar, yang selama ini tidak mudah untuk saya wujudkan. Maka mereka saya anggap masih merupakan harapan besar saya. Nah, dalam catatan saya kali ini saya tuliskan harapan besar saat ini dan nanti (mungkin baru bisa terwujud pada beberapa tahun atau beberapa dekade yang akan datang, aamiin..).
Saat Ini, Saya Ingin Ngeblog dengan Nyaman Ditemani Sebuah Laptop.
Selama hampir sepuluh tahun ngeblog (sejak 2012), saya mengandalkan smartphone dan PC (Personal Computer) yang sekarang performanya sudah sangat menurun. Seiring waktu, dikarenakan kerempongan mengurus rumah tangga dan empat anak yang belum mandiri semua, alhasil saya lebih sering ngeblog menggunakan smartphone alias hape.
Alasannya tentu saja karena hape lebih praktis digunakan untuk ngeblog di mana saja dan kapan saja. Saya bisa ngeblog sambil tiduran meninabobokan si kecil, bisa mengedit tulisan sambil menunggui anak-anak yang sedang bermain, sambil mencuci dan mengeringkannya di mesin cuci, atau ngeblog di halaman belakang sambil menikmati semilirnya angin dari sawah.
Meski sudah tiga kali berganti smartphone dan sudah cukup nyaman ngeblog menggunakan smartphone yang sekarang saya punyai, namun dalam hati kecil ini sangat menginginkan sebuah laptop untuk ngeblog. Kadang ada saat-saat enaknya ngeblog tuh pakai PC. Seperti misalnya saat harus ngeblog dengan banyak sumber yang harus dibaca. Tentu lebih enak menggunakan PC karena sering ganti-ganti halaman,
Tapi bukan urusan mudah memindah-mindah PC sesuai keinginan, kan? Nah, saya jadi membayangkan seandainya punya laptop. Saya bisa lebih mudah ngeblog, sekaligus bisa sambil menemani anak-anak bermain atau belajar, atau ngisis di halaman belakang. Hemm.. itu sebuah kemewahan yang belum bisa saya dapatkan 😊
Soal uang untuk membeli laptop sebenarnya ada, sih, jika niat mengumpulkan. Tapi hati saya selalu berbisik;
"Masih ada smartphone dan PC yang bisa digunakan, kenapa harus membeli laptop?"
"Kebutuhan pendidikan dan sandang pangan anak-anak lebih besar dan lebih penting daripada sekadar beli laptop, apa kamu enggak kasihan sama suamimu? Lebih baik kalau punya uang lebih, buat bantu-bantu suami memenuhi kebutuhan anak-anak saja."
Dan lain-lain.
Saya berharap, sih, harapan saya untuk mempunyai laptop lekas terwujud, tidak terhalang oleh perasaan-perasaan bersalah seperti di atas. Saya berharap ada dana yang lebih longgar sehingga saya bisa memiliki laptop dan ngeblog dengan laptop tanpa dihantui rasa bersalah. Atau akan ada kejutan lain dari Allah yang Maha Baik? Ya, siapa tahu 😊. Saya ingin merasakan kenyamanan ngeblog seperti teman-teman bloger yang lain. Bisa ngeblog di mana saja dengan layar yang cukup lebar. Semoga bisa terwujud. Aamiin.
Suatu Saat Nanti, Saya Ingin Menunaikan Ibadah Haji Bersama Suami. Atau Bahkan Bersama Anak-anak.
Menunaikan ibadah haji adalah impian setiap muslim. Saya pun berharap bisa menunaikan ibadah haji bersama suami tercinta. Atau kalau bisa, bersama anak-anak kami. Betapa indahnya jika harapan itu dapat terwujud. Tetapi bukan perkara gampang, kan, jika kami ingin melaksanakan ibadah haji bersama-sama. Tetapi juga, itu bukanlah hal yang mustahil.
Banyak inspirasi tentang keajaiban rezeki, termasuk juga tentang ibadah haji. Jika kita sudah mempunyai azzam atau niat yang kuat, insyaa Allah akan dimudahkan urusannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Nah, tampaknya, kami belum memiliki azzam itu. Kami belum berani bermimpi yang tinggi soal ini. Apalagi bergerak mewujudkannya. Masih banyak tapi.
Padahal, dari orang terdekat pun sudah menginspirasi. Dialah bulik saya. Bulik yang merupakan adik ibu saya, sebelum pandemi sudah melaksanakan ibadah umroh. Beliau punya keinginan untuk umroh dan gigih memperjuangkannya. Beliau yang sudah berstatus janda (suaminya meninggal) bekerja keras sendiri mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk berangkat umroh. Tak pernah mengganggu keuangan keempat anaknya.
Lalu tahun ini, beliau membulatkan tekad untuk mendaftarkan haji. Meski kuota haji yang beliau dapatkan adalah 23 tahun lagi (iya, masih lama sekali), namun beliau tetap optimis. Katanya, jikapun beliau tak dapat melaksanakan ibadah haji nantinya, toh bisa diwakilkan oleh anaknya atau siapapun yang mau menggantikannya. Masya Allah..
Nah, saya dan suami belum mempunyai azzam dan keberanian memulai seperti yang bulik lakukan. Kami masih memikirkan berbagai pertimbangan atau kepentingan duniawi, seperti pendidikan anak-anak. Semoga, harapan besar itu lekas dapat kami mulai untuk mewujudkannya. Sehingga harapan itu bukan sekadar harapan yang serupa angan-angan kosong.
Demikianlah, temans, sedikit catatan saya mengenai harapan-harapan besar saya saat ini dan nanti. Sebenarnya masih banyak harapan lain, namun sementara dua harapan itu yang saya tuliskan. Karena keduanya itulah yang sangat ingin saya wujudkan sejak saat ini. Doakan semoga kedua harapan itu segera terwujud, ya. Aamiin..
Semangat Kak 😍 semoga harapan-harapannya tercapai ya aamiin ... Sama oengen banet haji sekeluarga kalau perlu keluarga besar 😍
ReplyDelete