"Mi, ayo bacain.."
"Habis itu bacain aku juga, ya, Mi."
Kalimat-kalimat itulah yang sering muncul dari mulut kedua gadis cilik kami. Si nomor dua dan si nomor tiga itu paling suka saya bacakan cerita, entah dari buku bacaan fisik maupun dari aplikasi di smartphone. Meskipun si nomor dua sudah bisa lancar membaca (kelas 1 SD), tapi dia masih suka juga saya bacakan secara nyaring.
Hemm.. rupanya ada keasyikan tersendiri, ya, ketika anak-anak menyimak sebuah cerita dari suara ibunya. Hehe. Dulu waktu si sulung masih kecil juga seperti itu, maunya dibacakan cerita meski sudah mulai bisa membaca sendiri. Saya senang, sih, dengan antusiasme anak-anak untuk menyimak cerita yang saya bacakan. Tapi.. seringnya saya merasa tak punya cukup waktu untuk menemani anak-anak membaca. Karena saya pikir, jika membacakan sebuah cerita itu harus utuh, dari awal hingga akhir. Butuh waktu agak lama, kan? Jadi... gimana, ya?
Belakangan saya ketahui bahwa ternyata saya salah. Ternyata untuk membacakan sebuah cerita tidak harus utuh dari awal hingga akhir, jadi tidak selalu harus menyediakan waktu yang lama. Lima atau tujuh menit pun tak masalah, karena kita enggak wajib menyelesaikan suatu cerita dalam sebuah buku, melainkan yang penting anak-anak bisa menikmati prosesnya.
Pengetahuan itu saya dapatkan ketika saya mengikuti online gathering yang membahas tentang buku untuk anak-anak. Online Gathering yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network bersama Let's Read Indonesia tersebut saya ikuti pada hari Selasa, 11 Mei 2021 via live Zoom, mulai pukul 10.00 hingga 12.00 WIB.
Dalam acara itu disampaikan tentang pentingnya membacakan buku untuk anak usia dini. Dan, cara terbaik untuk membacakan buku untuk anak adalah dengan membaca nyaring atau "read aloud". Seperti apa dan bagaimana read aloud yang dimaksud? Simak tulisan saya ini hingga selesai, ya 😊
Baca juga: 5 Rekomendasi Buku untuk Anak Balita.
Apa Itu Read Aloud
Read aloud atau membaca nyaring adalah sebuah cara membacakan buku dengan suara nyaring yang bisa didengar anak dengan baik, melalui intonasi bacaan yang sedang sehingga anak mampu menerima isi cerita dengan baik. Ada tiga unsur yang terlibat dalam read aloud, yaitu ada buku yang dibaca, ada yang membacakan (orang dewasa: orang tua atau guru), dan ada yang dibacakan (anak).
Membacakan nyaring adalah salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan orang tua dan guru dengan anak-anak. Membacakan nyaring dapat membangun banyak keterampilan dasar yang penting bagi anak. Seperti memperkenalkan kosakata, memberikan model membaca yang lancar dan ekspresif, dan membantu anak-anak untuk mengenali apa itu membaca untuk kesenangan. Hal ini disampaikan oleh ibu Roosie Setiawan, founder Reading Bugs, sebuah komunitas read aloud Indonesia, yang juga penulis buku "Membaca Nyaring" dan penggagas Komunitas Read Aloud Indonesia.
Ibu Roosie yang merupakan salah satu dari dua narasumber yang hadir pada pagi menjelang siang hari itu menyampaikan bahwa komunitas read aloud Indonesia mempunyai visi membuat anak Indonesia sebagai pembaca sepanjang hayat, sedangkan misinya adalah menjadikan read aloud sebagai budaya di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Nah, dalam artikel ini, saya mencoba menuliskan kembali materi yang telah disampaikan oleh ibu Roosie kemarin 😊
Ibu Roosie Setiawan, founder Reading Bugs. |
Manfaat Read Aloud
Seberapa pentingkah manfaat read aloud sehingga misinya bisa menjadi budaya di keluarga, sekolah, dan masyarakat? Menurut ibu Roosie, manfaat dari read aloud antara lain sebagai berikut:
- Membangun kemauan anak untuk membaca buku. Setelah anak biasa dibacakan buku, biasanya anak akan tertarik untuk membaca buku sendiri. Meski belum bisa membaca, dia akan suka memegang buku, melihat-lihat isinya, dan seterusnya.
- Ada kedekatan antara orang yang membacakan buku (orang tua atau guru) dengan anak. Bonding antara orang tua dengan anak juga akan lebih mudah terbentuk dengan aktivitas membaca nyaring ini.
- Banyak keterampilan dasar penting yang akan dapat digunakan anak untuk belajar membaca. Seperti kosakata, contoh membacakan yang baik dan benar, dan bahwa membaca itu sesuatu yang menyenangkan.
Selain itu, kembali menurut ibu Roosie, read aloud merupakan proses menuangkan kemampuan literasi di usia dini. Kemampuan literasi itu meliputi listening (mendengarkan/menyimak kosakata), speaking (berbicara), reading (membaca), dan writing (menulis). Melalui aktivitas membaca nyaring, anak akan berlatih mendapatkan kemampuan literasi itu secara bersamaan.
Lebih lanjut, literasi dini meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Berbahasa lisan/bertutur. Kemampuan menggunakan bahasa lisan merupakan fondasi yang membantuk kecakapan literasi anak pada jenjang prabaca dan pembaca dini. Kemampuan ini penting bagi anak untuk berkomunikasi dengan bahasa lisan. Saat anak-anak mulai berbicara dan membangun kalimat, mereka belajar mengenali suara dan pola dalam bahasa lisan.
- Kosakata. Kosakata atau perbendaharaan kata anak ditunjukkan oleh penguasaan anak terhadap nama-nama benda, perbuatan, emosi, dan konsep sederhana di sekitar mereka. Kosakata yang baru akan mudah diperoleh anak ketika mereka terbiasa dibacakan cerita.
- Minat terhadap materi cetak. Minat ini dapat ditunjukkan dengan ketertarikan anak terhadap buku. Anak yang tumbuh dangan dikelilingi buku akan mengembangkan ketertarikan pada materi di dalam buku-buku tersebut.
- Pengetahuan huruf. Pengetahuan terhadap huruf mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi huruf, termasuk kesadaran bahwa huruf mewakili bunyi, memiliki bentuk dan bunyi yang berbeda satu sama lain.
- Kesadaran fonologis. Pengetahuan ini meliputi kata-kata terdiri atas satuan bunyi terkecil berwujud huruf, dan bunyi huruf membentuk kata-kata. Kesadaran fonologis ini berfungsi sebagai dasar untuk membaca.
- Kesadaran terhadap materi cetak. Kesadaran ini ditunjukkan dengan cara anak memperlakukan bacaan (menelusuri bacaan dengan pandangannya, dari kiri ke kanan dan atas ke bawah). Kesadaran ini terbentuk karena terbiasa melihat orang dewasa di sekitarnya yang membaca buku. Mereka juga akan memahami bahwa bacaan memuat materi yang punya makna tertentu.
- Pengetahuan latar. Yaitu pengetahuan anak tentang pemahaman dunia di sekitarnya. Anak yang sering diajak berkomunikasi akan mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan pemahamannya melalui percakapan dan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Tahapan Read Aloud
Sebelum membacakan nyaring untuk anak, perlu diketahui dulu tahapan-tahapan membacakan nyaring, yaitu sebagai berikut:
- Persiapan Read Aloud
- Sebelum Read Aloud
- Saat Read Aloud
- Setelah Read Aloud
Persiapan Read Aloud
Persiapan membacakan nyaring meliputi pengetahuan tentang tahapan membaca anak, tujuan read aloud, pemilihan buku, dan pra baca. Berikut ini penjabarannya.
Tahapan membaca anak
Ada tujuh jenjang dalam perjenjangan buku yang dikeluarkan oleh Puskurbuk (Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud). Bisa disimak dalam tabel berikut ini:
Sehingga kita enggak asal membacakan nyaring, ya. Perhatikan kebutuhan buku anak sesuai dengan usia ataupun kelasnya.
Tujuan Read Aloud
Tentukan apa tujuan membacakan nyaring. Apakah untuk mengenalkan anak pada beberapa kosakata baru dalam buku yang dibacakan, mengenalkan konsep sebuah karakter baik, dan sebagainya.
Pemilihan Buku
Buku yang akan kita bacakan harus dipilih dulu. Pemilihan tersebut meliputi konten/isi, keterbacaan, kegrafikaan, dan genre. Misalnya keterbacaan, pembaca awal tentunya kalimatnya masih kalimat sederhana. Berikut ini penjelasan dalam infografisnya:
Begitulah cara memilihkan buku untuk dibacakan nyaring. Harus kita pelajari dan pahami, ya, agar lebih mudah memilihkan buku untuk anak-anak.
Baca juga: Smart Big Book Series, Buku Aktivitas Anak yang Seru!
Pra Baca
Sebelum Read Aloud
- Memulai dengan percakapan pembuka.
- Menujukkan sampul buku dan bacaan yang akan dibaca bersama, juga gambaran singkat cerita. Kemudian ajak anak untuk berdiskusi dan melakukan prediksi, kira-kira bagaimana isi ceritanya?
- Sebutkan judulnya, nama pengarangnya, ilustratornya, dan lain-lain yang tercantum dalam buku.
- Menggali pengetahuan latar atau pengetahuan umum anak terkait dengan gambaran singkat cerita yang ada dalam buku.
- Menelusuri ilustrasi yang ada dalam buku.
- Buat membaca semenarik mungkin.
Saat Read Aloud
Setelah orang tua/guru dan anak telah siap untuk read aloud, tahapan berikutnya adalah saat membacakan nyaring. Dalam tahap ini perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:- Bacakan cerita dengan suara yang didengar oleh anak (tidak terlalu pelan juga tidak terlalu keras) dengan intonasi yang sedang (tidak terlalu lambat atau cepat). Hal ini akan membantu anak untuk dapat menikmati (mendengar dan merasakan) cerita yang mengalir.
- Ajak anak terlibat dan jaga interaksi dengan anak-anak. Jangan keasyikan membaca sendiri sementara anak sudah pecah konsentrasinya dengan mainan lain, misalnya :)
- Bangun dialog dengan anak menggunakan buku yang dibaca. Misalnya meminta mereka bertanya, mengajukan diskusi, mengajukan pertanyaan, dll.
- Ajak anak mengungkapkan secara lisan atas apa yang telah didengarnya dari bacaan, dan mungkin pemikirannya terkait bacaan tersebut.
Setelah Read Aloud
Setelah selesai membacakan nyaring, tahapan berikutnya adalah setelah read aloud bagaimana?
- Minta anak-anak mengajukan pertanyaan.
- Ajukan pertanyaan jika mereka tidak bertanya.
- Minta anak menceritakan kembali isi bacaan dengan kata-kata mereka sendiri.
- Letakkan buku atau materi bacaan di tempat yang mudah dijangkau anak.
Cara memahamkan anak terkait materi bacaan bisa dengan cara "5-Finger Retell", yaitu mengajak anak menyebutkan characters, setting, beginning, middle, end. Dengan "pengayaan" seperti ini insyaa Allah anak akan lebih dapat memahami cerita.
Demikianlah rangkaian tahapan read aloud. Jika belum terbiasa, tampak panjang ya rangkaian aktivitasnya. Namun jika sudah terbiasa, insyaa Allah enggak selalu butuh waktu lama, kok.
Oh ya, dalam kesempatan online gathering kemarin ibu Roosie sempat memodelkan membacakan nyaring, lho. Beliau mencontohkan bagaimana cara membaca nyaring yang baik, yang enak didengarkan oleh anak, sehingga tujuan read aloud dapat tercapai.
Beliau membacakan cerita berjudul "Daisy yang Hebat" yang diambil dari Let's Read. Beliau membacakan cerita tersebut selama kurang lebih lima menit saja, dan cerita sudah selesai karena memang ceritanya pendek. Karena cerita tersebut diperuntukkan bagi anak usia dini (TK/SD kelas rendah), isi cerita pun simpel. Sehingga anak-anak yang mendengarkan diharapkan dapat menangkap makna yang terkandung dalam cerita tersebut.
Nah, bicara tentang buku anak, seperti telah disinggung di atas, ibu Roosie mengambil contoh bacaan dari Let's Read. Apa itu Let's Read? Mungkin ada yang belum tahu? Atau baru tahu sedikit? Ya sudah, simak tulisan ini sampai habis, ya 😊
Baca juga: Majalah Anak Cilukba, Sahabat Muslim Cilik.
Apa Itu Let's Read
Let's Read adalah perpustakaan digital cerita anak. Let's Read berisi ribuan cerita bergambar dari berbagai negara, yang dapat diakses melalui website-nya dan juga melalui Andoid (berupa aplikasi). Cerita-cerita dalam Let's Read yang diperuntukkan bagi anak-anak usia PAUD dan SD kelas rendah tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Sehingga anak-anak akan mudah membaca atau dibacakan cerita-cerita di dalamnya.
Oh ya, cikal bakal Let's Read adalah dari The Asia Foundation. Nah, The Asia Foundation sendiri adalah sebuah yayasan internasional yang telah ada di Indonesia sejak tahun 1955. Salah satu program pertamanya adalah Books for Asia (BFA), yaitu pengiriman jutaan buku (lebih dari 3,5 juta eksemplar) ke Indonesia dan disebarkan ke pulau-pulau di Indonesia. Namun sayangnya buku-buku tersebut tidak berbahasa Indonesia, melainkan berbahasa Inggris, sehingga enggak banyak yang mau baca (enggak banyak diakses). Pengadaan buku dan distribusinya juga merupakan kendala tersendiri bagi program tersebut.
Maka dari itu pada tahun 2017 muncullah Let's Read. Perpustakaan digital ini merupakan solusi dari program penyebaran bahan bacaan untuk anak-anak. Penjelasan mengenai Let's Read ini disampaikan oleh narasumber kedua dari online gathering yang saya ikuti kemarin, yaitu mbak Elsa Agustine, Social Media Content Development dari The Asia Foundation Indonesia.
Elsa Agustine dari Let's Read Indonesia. |
Lebih lanjut mbak Elsa menyebutkan bahwa sumber koleksi Let's Read adalah dari Book Lab dan Lokakarya Penerjemah. Book Lab dan Lokakarya Penerjemah sendiri merupakan rangkaian acara dan seleksi penulis, ilustrator, editor, juga penerjemah untuk menghasilkan cerita-cerita anak yang nantinya menjadi koleksi Let's Read. Sehingga karya-karya tersebut telah melalui uji kualitas/terseleksi dengan baik.
Lalu sumber koleksi lain dari Let's Read adalah dari donasi, seperti dari Penerbit Mizan, KPK, ITB (karya tugas akhir), Unicef, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Komik Donal Bebek, Komik Favoritku di Masa Kecil Hingga Remaja.
Let's Read Itu Gratis, Tidak untuk Diperjualbelikan
Let's Read sebagai perpustakaan anak digital gratis untuk dibaca, diunduh, dan dicetak. Iya, kita enggak perlu bayar untuk membaca semua koleksi buku yang ada di Let's Read. Jadi kita sebagai pembaca diberikan kesempatan yang luas untuk memanfaatkan Let's Read sebagai perpustakaan anak. Gratis dan praktis sekali caranya. Kita juga boleh merekan kegiatan membacakan nyaring dari cerita-cerita di Let's Read, dengan catatan harus menyebutkan atribusinya (penulis, ilustrator, dan penerbitnya siapa).
Nah, yang enggak boleh dilakukan terhadap Let's Read ini adalah menjualbelikan buku cerita Let's Read baik dalam bentuk PDF maupun cetak. Karena ternyata, saat ini telah banyak website dan marketplace yang memperjualbelikan buku-buku cerita yang ada di Let's Read. Padahal jika masyarakat sudah tahu bahwa membaca di Let's Read itu gratis, maka buku-buku yang dijual secara ilegal itu enggak akan laku. Rugi sendiri kan penjualnya?
Satu lagi yang enggak diperbolehkan dalam mengakses Let's Read, yaitu merekam kegiatan membacakan nyaring tanpa menyebutkan atribusinya. Ini sama saja seperti plagiat, kan? Jangan sampai kita berbuat demikian, ya, temans :)
Buku: Bekal Anak Bertumbuh
Seperti kata ibu Roosie, buku adalah cermin dan jendela. Buku menjadi cermin karena dapat membantu mencerminkan identitas diri, melihat orang-orang seperti diri sendiri dalam cerita (refleksi), membentuk persepsi tentang diri dan potensinya, memotivasi diri melalui tokoh hebat dalam cerita, dan lain-lain. Kemudian buku menjadi jendela karena memberikan pengetahuan, ide-ide baru maupun imajinasi baru.
Melalui aktivitas membaca buku dengan read aloud, anak-anak akan lebih mudah memahami isi cerita dari sebuah buku. Dengan memahami isi cerita dan mengambil hal-hal baik darinya, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang punya kepribadian dan karakter yang baik sejak dini.
Adanya Let's Read mempermudah anak-anak untuk memperoleh bahan bacaan yang baik dan berkualitas, secara gratis dan praktis. Sehingga orang tua/guru dan anak-anak akan dapat melakukan aktivitas read aloud dari bermacam buku dengan menyenangkan.
Desy Yusnita dari Blogger Perempuan Network, sebagai pembawa acara. |
Sebagian peserta online gathering. |
Salah satu aplikasi yang anak aku suka mbak, setiap mau tidur pasti mereka minta di bacain salah satu cerita yang ada di let's read ini.
ReplyDeleteIni tuh aku baru tau rentang Let's Read pas ikutan gathering kemarin itu, senang sekali deh pas tau banyak cerita anak bergambar yang bisa dibaca secara gratis. Jadi sekarang kita bisa membacakan cerita dimana saja ya, jadi lebih praktis.
ReplyDeletetantangan di era digital tentang anak yang menjadi kurang aktif dalam membaca bisa terpecahkan dengan adanya aplikasi Let's read ini ya
ReplyDeleteaku juga menggunakan metode read aloud ini mba saat awal2 anak2 belajar membaca dan ditularkan kegemaran dan kebiasaan membaca. Ku baca keras dengan mainkan intonasi membuat mrk lebih tertarik mendengar dan cerita jd hidup. sekarang mrk jg kuminta membaca keras juga spy bs kuawai klo ada salah baca elain mrk jd lbh menyerap jg apa yg dibaca
ReplyDeletemembaca nyaring ini memang punya banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak ya mbak
ReplyDeletedengan sering membacakan secara nyaring ini, anak anak jadi makin antusias membaca
bisa meningkatkan minat baca anak
Ternyata manfaat read aloud itu banyak yah mom untuk anak. Btw app Lets read sendiri aku suka krna bukunya gratis dan disertai bxk gambar, jd anak suka
ReplyDeleteSalah satu aplikasi yang harus "mejeng" di Smartphone nih, bantu banget bikin aktivitas membaca jadi lebih seru dan beragam. Apalagi dengan dibiasakan Read Aloud yang banyak manfaatnya ya.
ReplyDeleteAku baru tahu ada aplikasi bagus Let's Read setelah ikutan webinar ini, banyak ilmu yang saya dapat termasuk tahu lebih banyak tentang Read Aloud atau membacakan nyaring yang memiliki banyak sekali manfaat untuk menggugah minat baca anak di Indonesia yang harus diakui masih tergolong rendah.
ReplyDeleteAktivitas read aloud bukan hanya bermanfaat untuk bonding ya, banyak manfgaat yang bisa diperoleh.
ReplyDeleteDulu saya juga pikir kalau membacakan buku ke anak itu harus langsung selesai. Jadi kalau ceritanya panjang si anak udah bosan duluan. Ternyata ga harus sampai selesai ya. Bagus banget deh materinya bloger gathering kemarin.
ReplyDeleteSama aja, Mbak, anak-anak saya juga sudah bisa membaca buku sendiri, tetapi tetap minta dibacakan. Bahkan sampai usia SD akhir, masih saja ingin dibacakan buku cerita oleh ibunya
ReplyDeleteAplikasi Read Aloud ini memudahkan para orang tua menyiapkan bahan bacaan berkualitas untuk anak, praktis dan ekonomis..
ReplyDeleteah mau coba baca di lets read juga aahh karena aku baru tahu nih kalau ternyata ada banyak yg bisa dibaca ya mba deka. menarik semua sepertinya
ReplyDeleteAnak-anak saya sampai lulus SD baru brenti aktivitas membaca bersama ibunya. Karena mereka suka dengan momen ini. Biasanya kami lakukan menjelang tidur. Sering juga gak sampai buku habis, mereka udah ketiduran hihihi
ReplyDeleteSaya masih perjuangan banget, membuat anak mau diam sebentar untuk dibacain buku. Kayaknya dia masih fase eksplorasi yang tak mau diintervensi. DIajak nyanyi, dibacain buku, dikenalin huruf, masih zonk. Setidaknya sih kayaknya gitu. Moga aja aslinya dengern. hihihi
ReplyDeleteIa berusia 26 bulan.
Benar kata Ibu Roosie, read aloud tujuannya bukan untuk menamatkan atau menyelesaikan buku yang dibaca. Tetapi untuk merasakan dan mengalami, serta menikmati langsung bagaimana proses di dalamnya.
ReplyDeleteSejak unduh Let's Read di smartphone anak anak jadi lebih banyak baca buku bervariatif.
ReplyDeleteBacanya kudu pakai metode baca nyaring supaya anak makin fokus, ngga gampang beralih dan setia mendengarkan sampai akhir ceita
Banyak sekali ya mbk manfaat dari read aloud. Aku sampai sekarang masih read aloud buat bacain buku anakku. Terutama waktu sebelum tidur
ReplyDeleteRead Aloud ini memang salah satu metode yang efektif untuk menstimulus imajinasi anak dan pastinya bisa membantu para orang tua untuk mengerti lebih jauh kemampuan berbicara melalui proses membaca ya Mak. Aplikasi Lets Read bisa saya rekomendasikan sebagai kado anak yang bermanfaat nih!
ReplyDeleteLangsung download aplikasi Lets Read ini, biar anak bisa menggunakan aplikasinya nih.
ReplyDeleteLengkap sekali ulasannya mbak diah. Setelah ikut webinar ini saya baru tahu deh kalau read aloud itu ada tahapan mulai dari persiapan. Wah, ilmu banget ya. Anak jd lebih suka dan saya jd tahu apa yg harus saya lakukan saat read aloud
ReplyDeleteBaru tahu ada aplikasi ini deh. Cus download. Makasih ya
ReplyDeletesaya menikmati proses nya. makasih bun.
ReplyDelete