👧 : "Mii.. bacain cerita yang ini."
👩 : "Oke.. dengerin sampai selesai, ya."
***
👩 : "Ada lego, nih. Main, yuk!"
👧 : "Asyikkk!"
***
Anak-anak saya selalu senang jika disodori aktivitas bermain atau mainan yang baru. Misalnya saat saya ajak bermain lipat-lipat kertas, mereka akan semangat mengikuti arahan dari saya atau melipat kertas sesuai keinginan sendiri. Atau jika saya membelikan buku-buku baru, mereka antusias sekali menyambutnya. Saling "berebut" lalu membacanya atau minta dibacakan (ada dua anak saya yang belum bisa membaca, usia 5 dan 3 tahun).
Begitupun saat saya atau suami membelikan mainan baru, mereka senang sekali dan segera memainkannya dengan gembira. Atau, seperti ketika anak-anak dikirimi hadiah Lego dari seorang teman bloger saya, mereka antusias sekali menyusun balok-balok itu hingga terwujud bentuk-bentuk yang keren, lalu dibongkar-pasang-bongkar-pasang-lagi-sampai-capai. Haha.
Tapiii... sayangnya yang sering terjadi adalah mereka lekas bosan pada aktivitas bermain dan atau pada mainan-mainan baru tersebut, yang notabene tidak melibatkan gawai. Ya, pada akhirnya mereka kembali lagi ke gawai, seperti sebelum aneka aktivitas bermaian dan mainan itu hadir. Duh...
Pengaruh Gawai Terhadap Anak
Menurut saya pengaruh gawai (smartphone, laptop, PC) terhadap anak-anak zaman sekarang sangat besar. Sejak gawai sudah merakyat, ketika hampir semua orang punya smartphone misalnya, tak dapat dipungkiri anak-anak pun ikut akrab dengan barang ini.
Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Ketika aktivitas sekolah mereka beralih di rumah dan membutuhkan gawai untuk PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Anak-anak menjadi sangat akrab dengan gawai. Bahkan ketika pembelajaran online telah usai, mereka memanfaatkan gawai sebagai hiburan. Nonton YouTube hingga main game sudah sangat umum dilakukan oleh anak-anak zaman now.
Bagi orang tua, gawai kadang memang menjadi penolong. Seringkali yang terjadi adalah, dengan gawai maka anak tenang orang tua pun senang. Anak-anak akan tenang menikmati aneka hiburan dari dalam gawai, sementara orang tua senang karena aktivitasnya tidak "terganggu" oleh anak.
Dengan gawai, selain anak-anak bisa mendapatkan hiburan tak terbatas, mereka juga dapat mencari informasi lewat mesin pencari. Selain itu, bagi beberapa anak gawai dapat pula mengasah kemampuan berfikir dan kreativitasnya melalui game yang mereka mainkan atau berbagai tutorial membuat mainan, misalnya.
Tetapi, seperti yang sudah umum diketahui, gawai juga punya pengaruh negatif terhadap anak-anak. Hal ini jika anak-anak berinteraksi dengan gawai secara berlebihan. Kadang, anak lupa waktu jika sudah memegang gawai. Sementara orang tua sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Hal ini sesungguhnya sangat membahayakan anak.
Dampak negatif interaksi gawai yang berlebih pada anak. |
Menurut Yohana Theresia, M.Psi., Psikolog, seorang Clinical Child Psychologist, mengutip dari hasil riset Straker, Leon M. & Howie, Erin K. (2016) dan Dr. John Hutton (2020), akibat interaksi gawai yang berlebih pada anak-anak adalah sebagai berikut:
- Munculnya masalah kesehatan fisik (mata, tulang belakang). Karena jika sudah di depan gawai, biasanya mata selalu terarah pada layar gawai, jarang berkedip, sehingga mengakibatkan kelelahan mata. Lalu posisi saat melihat gawai biasanya cenderung membungkuk, yang berakibat kurang baik untuk tulang belakang.
- Bisa mengakibatkan anak terlambat bicara (dalam kasus ini terjadi pada anak balita). Hal ini dikarenakan anak selalu fokus pada gambar dalam gawai, tanpa ada yang mengajaknya bicara. Sehingga kemampuan berbicaranya tidak terlatih.
- Munculnya masalah atensi dan konsentrasi. Biasanya masalah ini tidak langsung muncul, melainkan akan muncul beberapa tahun ke depan. Anak akan sulit berkonsentrasi pada apa yang sedang dikerjakannya.
- Masalah pada executive function (keterampilan kognitif untuk berfikir kritis, misal membuat rencana, berfokus, mengerjakan beberapa tugas sekaligus). Di depan gawai, biasanya anak hanya terfokus pada gambar di dalam gawai. Anak kurang gerak, dan keterampilan-keterampilan seperti tersebut kurang terasah.
- Masalah perilaku (jadi kecanduan, jadi sensitif terhadap lingkungan sekitar). Karena biasanya jika anak sudah nyaman di depan gawai, maka ketika gawai itu tak ada, dia merasa kehilangan kesenangan. Emosi-emosi negatif kemudian bermunculan.
- Kualitas kelekatan (bonding) anak dan orang tua menjadi buruk. Anak dan orang tua menjadi punya dunia masing-masing, yang tidak terhubung. Maka komunikasi menjadi berkurang, kedekatan pun memudar.
Saya menyimak penjelasan dari mbak Yohana tersebut dalam sebuah acara virtual yang diadakan oleh Faber-Castell. Kemajuan teknologi memang ada sisi positif dan negatifnya. Jika gawai dikonsumsi secara berlebihan oleh anak, tentu akibat buruk akan menimpa.
Dalam webinar parenting yang diadakan oleh Faber-Castell yang bertemakan "Soft Skill Apa yang Dibutuhkan di Era Digital” pada Sabtu, 25 September 2021 tersebut, mbak Yohana yang merupakan Psikolog dari Yayasan Heart of People.id tersebut menyatakan bahwa tanpa disadari anak menjadi korban terselubung dari pandemi. Ketika pandemi terpaksa merumahkan anak-anak, berbagai kondisi membuat psikologis anak menjadi kurang baik.
Kondisi anak yang kurang baik di masa pandemi diantaranya disebabkan oleh keterbatasan ruang gerak anak, anak juga sulit mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sementara orang tua sibuk dengan masalah masing-masing sehingga anak seringkali terabaikan, lalu hal ini tidak jarang menjadikan kondisi psikologis anak tidak stabil.
Sehingga akhirnya banyak anak yang "lari" ke gawai. Mulai dari pembelajaran online hingga kebutuhan akan hiburan, semua ada pada gawai. Padahal, saat ini kita berada di abad digital. Dimana anak-anak harus disiapkan untuk menghadapinya dengan baik. Jangan sampai anak hanya akan menjadi budak dari teknologi. Jangan sampai anak-anak kita berlebihan dalam mengonsumsi gawai. Bagaimana cara untuk menghindarkan anak-anak dari paparan gawai yang berlebih?
Pentingnya Kreativitas bagi Anak Agar Bersiap di Abad Digital
Abad digital memang membutuhkan manusia-manusia yang melek teknologi. Anak-anak yang telah akrab dengan gawai mungkin sudah lebih siap menghadapi kemajuan teknologi. Namun, keahlian-keahlian lain juga sangat diperlukan untuk dapat bersaing (terutama dalam hal pekerjaan) di abad digital ini. Selain hard skill terkait bidang yang akan ditekuninya kelak, kita perlu menyiapkan aneka soft skill bagi anak.
Salah satu soft skill yang sangat penting di era digital saat ini adalah kreatif dan inovatif. Kreativitas sangat dibutuhkan di era digital sekarang ini, karena di era ini kita akan bersaing dengan pekerja robot. Manusia harus punya kemampuan lebih dari robot-robot yang notabene juga ciptaan manusia.
Kemampuan untuk memproduksi atau mengembangkan suatu karya asli, ide, teknik, atau pemikiran ini yang menjadikan kita beda dan dapat bersaing dengan orang lain dan juga robot. Maka kita harus melatih anak agar mampu memiliki kriteria kreatif, yaitu memaknai masalah dengan cara yang unik, berani ambil risiko, menyajikan ide yang berbeda, dan tahan banting dalam menghadapi berbagai masalah.
Bagaimana caranya? Kurangi interaksi anak dengan gawai dan berikan aneka aktivitas yang dapat mengasah kreativitasnya. Karena kreativitas dapat diajarkan dan dapat mendarah daging pada anak-anak melalui aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
- Menghargai proses belajar. Sebagai orang tua kita jangan terburu-buru ingin mendapatkan hasil belajar yang bagus dari anak. Hargai setiap proses belajarnya.
- Mempersiapkan ruang khusus bagi anak untuk eksplorasi dan bereksperimen. Biarkan anak bereksplorasi dan bereksperimen di satu tempat khusus agar dia fokus mengerjakan sesuatu yang disukainya.
- Memberi kebebasan pada anak. Jangan paksakan keinginan kita pada anak, namun bebaskan dia memilih dan melakukan aktivitas apa yang disukainya.
- Menjadi contoh nyata "orang kreatif". Bisa dilakukan dengan memecahkan permasalahan anak melalui proses, bukan dengan cara instan.
- Memberikan berbagai sudut pandang dengan memperkaya pengetahuan anak. Bisa dilakukan dengan banyak diskusi dengan anak, atau memberikan bahan bacaan yang bermanfaat.
- Suportif. Dukung keinginan positif dan hasil belajar anak.
- Mengapresiasi usaha anak. Tak harus dengan hadiah, namun bisa dengan kata-kata pujian dan tidak merendahkan hasil belajar anak.
Baca juga: Kita Bukan Robot, Maka Bekerjalah dengan Makna.
4 Jenis Aktivitas untuk Mengasah Kreativitas Anak
Lalu aktivitas-aktivitas seperti apa yang dapat mengasah kreativitas anak? Beberapa aktivitas yang secara riset bisa membangun kreativitas dalam diri si kecil seperti yang telah disampaikan oleh mbak Yohana adalah sebagai berikut:
Alternate Uses Task
Aktivitas dalam jenis ini adalah berupa kegiatan brainstorming. Kita ajak anak untuk berfikir kreatif melalui aktivitas yang menyenangkan. Misalnya dengan tebak-tebakan hal-hal sederhana yang anak ketahui, misal apa manfaat sebatang pensil. Ternyata pensil bukan saja untuk menulis, tapi bisa juga untuk menggambar, membantu menggaris, penunjuk untuk membaca Al-Quran, hingga bisa dijadikan alat tusuk konde. Hehe. Gali kemampuan berfikir anak.
Guided Fantasy
Kita ajak anak berfantasi, berimajinasi, namun tetap terpandu. Aktivitas ini bisa kita lakukan dengan membacakan buku cerita sesuai usianya. Biarkan imajinya berkembang, biarkan ia membuat cerita baru yang mungkin tidak sama seperti yang ada di dalam buku.
Open Ended Toys
Aktivitas dalam jenis ini menawarkan cara main yang begitu-begitu saja, namun dapat mengembangkan kreativitas anak. Mainan dalam aktivitas ini misalnya Lego. Cara mainnya menyusun balok-balok yang telah disiapkan, namun bisa dibentuk menjadi berbagai bentuk baru sesuai kreativitas anak. Dari aktivitas ini akan banyak ide untuk memainkannya.
Bermain Lego. |
Exposure to Art Activities
Kegiatan dalam jenis ini adalah mengajak anak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan seni. Ada banyak sekali aktivitas seni, seperti menggambar, mewarnai, membuat craft, dan lain-lain. Dengan aktivitas seni, biarkan kreativitas anak berkembang semaunya (dalam batasan positif). Misalnya mewarnai, biarkan dia mewarnai sesukanya, tak harus mewarnai pohon dengan warna hijau. Dan lain-lain.
Salah satu bentuk eksplorasi permainan yang berbasis seni, adalah dengan bermain bersama produk-produk Creative Art Series dari Faber-Castell. Wah, apa itu?
Creative Art Series dari Faber-Castell dan Manfaatnya bagi Kreativitas Anak
Sebagai produsen alat-alat tulis berkualitas, Faber-Castell selalu berinovasi memunculkan produk-produk baru. Sudah ada beberapa produk baru dari perusahaan internasional itu untuk mendukung eksplorasi permainan berbasis seni ini.
Menurut Product Spv Faber-Castell International Indonesia, Harsyal Rosidi, mengatakan bahwa produk Creative Art Series ke-2 merupakan kelanjutan produk Creative Art Series yang pertama kali diluncurkan pada tahun lalu. Rangkaian produk Creative Art Series 2 diharapkan mengulangi kesuksesan dari edisi pertama.
Jika pada edisi pertama telah ada Stone Deco Art, Origami Fashion Design, Colour Your Own Tote Bag, Air Jet Sport Car, Make Your Own Kite dan 3D Frame Art, maka dalam edisi Creative Art Series 2 terdiri atas 4 (empat) produk, yakni Basketball Arcade, Glow in the Dark Clock, Colour Your Own Drawstring Bag, dan Finger Printing Art Set.
Produk Faber-Castell Creative Art Series 2 ini merupakan produk yang sangat memperhatikan kebutuhan anak khususnya di usia Sekolah Dasar dan PAUD. Dengan produk-produk tersebut anak-anak diajak untuk mewarnai, menggunting, menempel, menggambar, dan membuat prakarya/craft. Aktivitas di dalamnya memadukan unsur pengembangan atas motorik kasar, sensorik, pengenalan warna, melatih konsentrasi, dan tentunya kreativitas.
Produk-produk ini memang dirancang untuk mengasah kreativitas anak, selain tentunya memberikan nilai hiburan tersendiri (namun bisa juga untuk orang dewasa). Pihak Faber-Castell menjelaskan bahwa manfaat Creative Art Series dari Faber-Castell adalah sebagai berikut:
- Kegiatan baru di masa pandemi.
- Melatih kemampuan motorik halus.
- Mengasah kreativitas anak.
- Meningkatkan self-esteem dan self-confidence.
- Meningkatkan kelekatan orang tua dan anak.
- Media mengekspresikan emosi.
Glow in the Dark Clock, Ide Aktivitas untuk Mengasah Kreativitas Anak
Nah, dalam webinar parenting lalu, peserta diajak bermain bersama salah satu produk Creative Art Series dari Faber-Castell, yaitu Glow in the Dark Clock. Seperti ini penampakan produknya (dalam satu box):
Sesuai dengan namanya, Glow in the Dark Clock ini adalah produk aktivitas bermain berupa membuat jam dinding yang dapat menyala dalam gelap. Hasil akhirnya nanti tidak saja menyala dalam gelap, tapi juga akan ada efek siluet dari bentuk gambar yang dibuat. Wow! Sejak awal meilhat box produk ini, anak-anak saya sudah enggak sabar ingin membuatnya. Hehe.
Dalam satu box, produk ini berisi beberapa item yang nanti akan kita rakit menjadi jam dinding, yaitu:
- 1 tube Acrylic Glitter Silver 30 ml,
- 1 UHU All Purpose 20ml,
- 1 Grip Brush,
- 1 Pola siluet,
- 1 Papan mdf (papan jam),
- 1 set mesin jam dinding + jarum jam,
- 1 bungkus bubuk Glow in the dark,
- Booklet petunjuk pembuatan, dan
- Kupon workshop senilai Rp.60.000,- (gratis)
Alhamdulillah, webinar kemarin itu diadakan saat weekend, sehingga anak-anak saya dapat ikut serta menyimak acaranya. Dan tentu saja, mereka ikut bermain (menyusun pembuatan jam). Wow, senangnya mereka! Hehe. Oh ya, sebelum acara, kami telah dikirimi paket Glow in the Dark Clock.
- Pertama kali yang kami lakukan adalah mencampur Acrylic Glitter Silver dengan bubuk glow in the dark.
- Lalu mewarnai papan jam (mdf) dengan bahan di nomor 1.
- Tempelkan pola frame jam pada papan jam yang telah diwarnai.
- Tempelkan pola untuk membentuk siluet hewan dan tumbuhan (ada petunjuk penempelan pola berupa nomor-nomor dalam booklet).
- Pasang mesin jam dan jarum jam sesuai waktu yang ada saat itu.
- Pasang baterai (baterainya membeli sendiri, ya)
- Jam dinding (Glow in the Dark Clock) siap digunakan 😍
Merakit Glow in the dark clock di workshop virtual Faber-Castell. |
paket hadiah yang menarik anak mbak, pasti sangat seneng itu. btw saya masih belum keturutan ke galeri faber castell Surabaya yang di tenggilis
ReplyDeleteIya anak-anak seneng banget :)
DeleteWah apalagi aku, ya belum pernah ke galerinya Faber-Castell 😁
Gawai ini memang seperti dua sisi mata uang ya. Ada plus minusnya. Makanya butuh permainan lain yang non Gawai. Alhamdulillah ada creative art dari faber Castell ya mbak bener-bener membantu agar anak tidak bosan dan makin kreatif
ReplyDeleteKeren ni faber castells. Oya tips triknya memang menarik utk yg punya anak usia yg kreatif utk eksplor ya
ReplyDeleteSetuju, Mbak DK. Gawai memang bagus karena anak bisa akses langsung ke sumber informasi dan pengetahuan secara cepat dan menarik penampilannya. Namun kalau porsinya berlebihan tentu saja jadi ga bagus ya, anak jadi kurang aktivitas fisik. Nah inovasi Faber-Castell ini sungguh brilian, anak dan ortu bisa bikin prakarya jam menyala sehingga bonding terbentuk dan anak-anak semangat bikin mainan kreatif utk disimpan dan dibanggakan, plus ada fungsinya. Keren!
ReplyDeleteAnak2 memang harus diasah kreativitasnya sejak dini ya.Dengan begitu ia tidak ragu untuk bereksplorasi saat ia dewasa. Kreativitas yang terhambat akan menyusahkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
ReplyDeleteJadi ingin membelikan anak2 creative art faber ini juga mbak
ReplyDeleteAnak zaman skrng kepapar gagdget gk kyk kita dulu yang kalau main kudu keluar dan banyak bermain seadanya yaa
Makanya penting bagi ortu memperkenalkan ttg art dan aktivitas yg mengandalkan motorik jg yaa
Kreativitas anak memang harus diasah sejak dini, ya. Apalagi sekarang anak-anak mulai mengenal gawai dan banyak menghabiskan waktu dengan gawainya.
ReplyDeleteSelaku orang tua kita memang harus berusaha agar anak tidak selalu dengan gawainya dan bisa lebih kreatif lagi dengan memberikan permainan yang edukatif
iya sih.. gawai ada dampak positif dan negatifnya. mmg perlu ada permsinsn atau kegiatan yg mrngasah kreativitas dan ortu bs bonding dgn anak
ReplyDeleteTidak hanya anak yang harus belajar yaa...sebagai orangtua, kita juga harus terus belajar. Termasuk dengan menghargai kreativitas anak. Ini pelajaran banget sebagai orangtua di masa pandemi untuk menyediakan media yang seru agar anak senantiasa memiliki ide out of the box dan menghasilkan kreativitas luar biasa.
ReplyDelete