Ini tentang cerita saya bersama IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis), sebuah komunitas penulis yang beranggotakan perempuan khususnya para ibu. Cerita yang akan terus bergulir dari waktu ke waktu, karena dari komunitas perempuan inilah saya bisa belajar banyak hal termasuk menjadi perempuan berdaya.
Jadi, biarkan saya bernostalgia sejenak akan masa-masa awal saya bergabung dengan IIDN, ya 😊
Awal Kenal IIDN
Alkisah, sejak sekitar akhir tahun 2011 saya mulai tertarik untuk mencari-cari komunitas di internet yang bisa menampung hobi saya menulis. Kecintaan saya pada dunia tulis-menulis yang telah ada sejak di Sekolah Dasar rupanya muncul kembali ke permukaan ketika saya telah menjadi ibu dan punya banyak waktu luang di rumah (setelah resign dari kerja di luar rumah).
Atas info dari seorang teman, saya pun bergabung menjadi member di sebuah website kepenulisan. Namun, di sana ternyata saya kurang bisa aktif. Disamping karena platform-nya kurang nyaman bagi saya, juga dikarenakan anggotanya campur laki-laki dan perempuan. Saya kurang sreg. Saya kurang leluasa berekspresi.
Lalu, kadang saya mencurahkan unek-unek tersebut kepada suami, bahwa saya ingin mencari wadah yang lebih asyik untuk menulis. Hingga kemudian takdir mempertemukan suami dengan seorang kenalan, yang rupanya istrinya juga suka menulis. Si istri ini merekomendasikan, “Cari aja di Facebook: Ibu-Ibu Doyan Nulis. Trus gabung deh dengan grup itu.”
Tanggal 28 Agustus 2012, adalah hari pertama saya join di IIDN. Dan, itulah awal saya menemukan keasyikan dalam menulis di sebuah wadah yang nyaman: di IIDN. Saya mulai mengenal ibu-ibu yang punya ketertarikan yang sama pada dunia kepenulisan, juga ibu-ibu hebat yang sudah mempunyai karya berupa buku, tulisan-tulisan di media massa, hingga menyimak ilmu-ilmu kepenulisan dari mereka. Luar biasa! Saya bahagia sekali!
Saya ikut hadir pada kopdar IIDN di Sidoarjo, tahun 2013. |
Saya pun kemudian beberapa kali mengikuti acara offline (kopdar - kopi darat) dengan anggota-anggota IIDN di daerah saya (Sidoarjo). Kopdar seru yang tentu saja bukan hanya sekadar kopdar, namun kopdar yang difasilitasi oleh pengurus Korwil (Koordinator Wilayah) yang berisi beberapa sharing materi maupun pengalaman kepenulisan dari para member. Alhamdulillah, ilmu dan pengalaman saya di dunia kepenulisan bertambah!
So, saya enggak akan lupa pada jasa mbak Nunu El-Fasa, si istri yang memberikan rekomendasi itu, yang ternyata adalah salah satu pengurus IIDN di masa itu 😊.
Baca juga: IIDN, Komunitas Menulis yang "Ibu-Ibu Bangettt..".
Berkesempatan Nulis Buku Antologi
Saat awal saya bergabung di IIDN, ada banyak program yang diinisiasi oleh teh Indari Mastuti (founder IIDN) bersama para pengurus, mulai dari kelas-kelas kepenulisan hingga kompetisi menulis. Salah satu kompetisi menulis yang diadakan khusus untuk para anggota IIDN adalah menulis Buku Antologi.
Program ini gratis alias tak berbayar. Ada banyak tema yang disodorkan pada anggota. Kami dipersilakan untuk ikut sesuai pilihan jika berminat. Nantinya, semua karya yang masuk akan diseleksi dan bagi yang terpilih tentu saja karyanya akan diterbitkan secara fisik.
Saya pun mencoba ikut beberapa tema, untuk menjajal kemampuan diri dalam menulis.
Alhamdulillah, waktu itu tulisan saya lolos pada salah satu tema. Antologi dengan tema "syukur" dan berjudul "Nikmatnya Syukur" itu memberikan kesempatan pada saya untuk merasakan bagaimana mempunyai tulisan yang diterbitkan secara fisik, mempunyai karya yang dibukukan, meski "keroyokan" bareng karya ibu-ibu anggota IIDN yang lain. Hehe. Senang sekali rasanya 😊.
Baca: [REVIEW] Storycake for Your Life: Nikmatnya Syukur.
Sayangnya, proyek antologi dengan tema besar "Storycake" itu tak dilanjutkan lagi setelah sekian buku sukses terbit. Teh Indari punya proyek-proyek buku baru yang lain, yang kebanyakan adalah buku solo (diterbitkan perorangan).
Saya pernah mencoba menjajal kemampuan untuk menulis buku solo. Tapi ternyata, "napas menulis" saya tak bisa panjang. Saya juga tak punya ide-ide menarik yang out of the box sebagai tema buku solo. Maka saya pun merasa, belum mampu untuk menulis buku solo.
Belajar Ngeblog dari IIDN
Tahun 2012-2013, di IIDN ada kelas ngeblog yang diampu oleh mbak Lita Alifah, seorang ibu rumah tangga lulusan ilmu komputer. Saya tertarik mengikuti kelas ini sejak awal, karena saya ingin menambah ilmu dan memperluas wawasan di dunia menulis. Lalu, dari beliau saya berani membuat sebuah blog pribadi, dan mengisinya dengan tulisan-tulisan ringan sebagai latihan membuat karya tulisan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Dari mbak Lita saya juga belajar sedikit demi sedikit ilmu teknis blogging mulai dari yang paling dasar, seperti cara menerbitkan tulisan, menampilkan foto atau video pada blog, memperbaiki tampilan blog, dan lain-lain. Dan ternyata, saya merasa asyik dan nyaman dengan blog itu. Ternyata, saya lebih suka menerbitkan tulisan-tulisan saya melalui blog daripada berusaha membuat tulisan panjang untuk sebuah proyek buku.
Ternyata Saya Lebih Fokus untuk Blogging
Ya, begitulah. Saya terus keasyikan menulis di blog. Blog saya (blog dekamuslim.com ini) yang awalnya hanya berisi tulisan-tulisan ringan semacam curhat pribadi, mulai berkembang sebagai media untuk menulis review buku-buku yang saya baca, tulisan yang diikutkan lomba blog, hingga mendapatkan kesempatan untuk menerbitkan tulisan berbayar. Alhamdulillah.
Selama perjalanan blogging saya pada tahun-tahun itu, saya masih setia dengan IIDN. Meski saya tahu IIDN adalah komunitas penulis yang lebih fokus untuk mengembangkan potensi anggotanya dalam bidang kepenulisan buku, namun saya masih bertahan di sana. Toh, saat itu di IIDN juga sesekali ada peluang blogging, misalnya kesempatan mereview buku-buku karya IIDN di blog pribadi anggota, atau kesempatan menulis di website IIDN.
Info-info lomba blog juga sering dibagikan di IIDN. Jadi, IIDN memang tidak mengkhususkan pada pengembangan penulisan untuk naskah buku saja. IIDN terbuka sebagai wadah belajar dan berkembang bersama tentang kepenulisan dalam berbagai platform, termasuk blog.
Kopdar di salah satu rumah member IIDN Sidoarjo, tahun 2013. |
Peluang Ngeblog dari IIDN
Beberapa tahun ketika saya fokus ngeblog, saya tetap mengikuti perkembangan IIDN di grup Facebook. Memang grup ini sempat tampak sepi selama beberapa waktu. Namun teh Indari sebagai founder tampaknya tak mau tinggal diam. Tetap ada program-program penulisan buku maupun proyek content writer di sana. Grup tetap hidup meskipun saya merasa tak seramai pada awal-awal saya bergabung.
Kemudian, perubahan besar tampak nyata ketika ketua IIDN dipegang oleh mbak Widyanti Yuliandari, seseorang yang sebelumnya lebih saya kenal sebagai bloger asal Bondowoso. Beliau bloger yang sarat prestasi (dalam hal ini prestasi dalam dunia blogging) dan terkenal dengan tulisan-tulisan mengenai food combaining maupun kesehatan pada umumnya.
Sejak IIDN diketuai oleh mbak Wid, banyak program baru yang membuat IIDN kian semarak. Dan tentu saja, sebagai seorang bloger, beliau banyak membawa program blogging ke dalam IIDN. Misalnya saja berbagai lomba blog, workshop tentang blogging, hingga partnership (kerjasama) blog. Wuah.. ini benar-benar "angin segar" untuk para bloger yang menjadi member IIDN, termasuk saya 😊.
Saya pun ikut "kecipratan" berkahnya. Peluang ngeblog dari IIDN tampaknya makin terbuka lebar. Setahu saya, dari tahun 2019 hingga sekarang, ada saja program blogging dari IIDN, termasuk kerjasama blog yang menambah penghasilan para anggota IIDN.
Salah satu blog partnership bersama IIDN, diadakan secara online. |
Menjadi Perempuan Berdaya dari Rumah Bersama IIDN
Jujur, saat ini saya sudah tidak bermimpi lagi untuk mengikuti event-event bloger yang diadakan secara offline, termasuk event dari IIDN. Ya, semenjak pandemi mulai reda, IIDN sudah beberapa kali mengadakan acara secara offline baik workshop penulisan buku maupun blogging.
Saya ingin sekali ikut event-event seperti itu, sekaligus bisa kopdar dengan anggota IIDN di daerah saya. Namun, tak bisa dipungkiri kondisi saya tak memungkinkan. Saya kurang mempunyai support system yang bagus. Saya tak bisa "sebebas merpati" (ciyeee.. 😅) yang bisa ke manapun ikut event bloger tanpa beban anak-anak di rumah dan sebagainya. Tapi ya sudahlah, saya tak ingin meratapi nasib.
Zaman now, kesempatan terbuka lebar dari dunia maya. IIDN, juga mempunyai banyak sekali program yang diadakan secara online. Meski saya tak bisa ikut event-event offline, namun saya tetap bisa berkarya dan berdaya bersama IIDN secara online dari dalam rumah.
Blog partnership, workshop online tentang blogging, kelas-kelas online yang sering dihadirkan, dan masih banyak lagi program IIDN yang bisa diambil untuk meningkatkan skill kepenulisan maupun kesempatan memperoleh penghasilan.
Jadi, buat saya, dan teman-teman semuanya, IIDN bisa menjadi wadah bagi para penulis perempuan secara umum untuk tumbuh dan berkembang bersama. Mari menjadi AKTIF, KREATIF, dan PRODUKTIF bersama komunitas penulis IIDN sekalipun hanya dari rumah.
Bertemu teh Indari di Surabaya, tahun 2013. |
waduh sayang sekali gak ada BBDN wkwkwk
ReplyDeleteBikinlah bapak-bapak 😅
DeleteBersama IIDN kita merasa tidak sendiri ya. Ada teman yg sama2 suka nulis selain menjalani hari2 biasa sbg seorang perempuan. IIDN memang keren. Kuylah gabung di sini.
ReplyDeleteIya merasa tidak sendiri dan obrolannya biasanya bisa nyambung 😊
DeleteMasyaAllah, IIDN tu banyak banget yaa kegiatan positifnya. Aku juga pernah gabung di penulisan buku sama IIDN. Dan senengnya tu pendampingan di sana luar biasa. Mentornya pun pilihan semua. Aku juga gabung di IIDN Solo dan isinya juga ibu-ibu keren semua, masyaAllah
ReplyDeleteWah, jadi pengen gabung ke penulisan bukunya Mbak. Saya selama ini ikutan berkembang bersama IIDN masih sebatas di luar. Senengnya sih dengan tetap berdaya di rumah.
DeleteDulu banget ada kopdar di kota tetangga saat anak masih sangat kecil, dan tentu saja datang dong.
Kebayang, semakin dalam berkenalan dengan IIDN, semakin banyak manfaat, pengalaman dan kenangan yang terukir bersama.
ReplyDeleteDari mungkin menjadi penulis buku dan blogger yang profesional bisa terbentuk habit dan semangatnya.
Barakallahu fiikunna, founder IIDN.
Perempuan bisa berdaya di rumah melalui jalur tulis-menulis. Berkembang, berkarya dan berkomunitas dari rumah saja
ReplyDeleteSuka banget yaa, kak Susi.
DeleteSebgai perempuan yang memang lebih nyaman berada dirumah, bersama IIDN menjadi tetap produktif, kreatif dan aktif berkarya.
Sy seneng juga jadi bagian dari iidn walaupun silent reader heuheu hanya menyimak
ReplyDeleteSaya pertama kali mengenal IIDN kayaknya di tahun 2011 deh, saat masih tinggal di Makassar. Sempat kopdar dengan teman-teman blogger di sana juga, IIDN Makassar. Senang yaa, bisa belajar bersama dan memperluas jejaring teman sesama yang gemar menulis.
ReplyDeleteIIDN ini ya, komunitas menulis pertama yang aku ikuti. Sekitar tahun 2011. Tempat pertama aku nulis ikut antologi. Huhu kangen deh bisa nulis bareng IIDN lagi. Kopdar lagi sama Jeng Iin. Semoga IIDN semakin menginspirasi dan membuat semakin banyak ibu-ibu berdaya dari rumah.
ReplyDeleteWah ternyata nulis adalah hobi yang sudah sejak lama, ya, Mbak? Keren ih dari SD sudah suka nulis. Aku lihat komunitas IIDN memang aktif banget, ya. Ikut senang karena IIDN sekarang banyak program blogging-nya.
ReplyDeleteAkhirnya ya mba ketemu dg wadah yg tepat spt IIDN ini... Apalgi anggota nya punya frekuensi yg sama ,, dg Menulis jalan yang amat baik untuk turut berkontribusi membagi Hal apapun yg bermanfaat
ReplyDeleteMasyaAllah.. panjang ya mbak perjalanannya, sampai inget hari gabung ke IIDN itu keren banget sih haha.. saya aja baru gabung sama IIDN baru baru ini, selamat ulang tahun IIDN, sayapun bangga bisa jadi anggotanya....
ReplyDeleteDari rumah juga tetap bisa terus berkarya dan bisa menghasilkan buku ya mba
ReplyDeleteWah keren perjalanan menulisnya mbak
ReplyDeleteIIDN emang kece ya, bantu perempuan berdaya dari rumah
Selamat ulang tahun IIDN. Melalui IIDN lah saya pertama kali belajar menulis. Dulu kadang ikut audisi antologi gitu deh dengan berbagai macam tema.
ReplyDeleteTernyata mbak Deka udah gabung IIDN dari lama ya. Saya yang baru gabung sama IIDN kemarin sepertinya harus lebih aktif lagi nih. Btw selamat ulang tahun ke 12 ya IIDN, semoga tetap jadi panutan dan konsisten dalam memberdayakan perempuan
ReplyDeleteaku paling senang kalau bisa melihat perempuan Indonesia dan juga di mana pun berada bisa terus maju dan meningkatkan ketrampilan dirinya
ReplyDeleteAlhamdulillaaah seneng banget dengan eksistensi IIDN ini karena bisa memberdayakan dan mendorong banyak perempuan untuk terus berkarya. Semoga 12 tahun IIDN bisa menciptakan lebih banyak kesempatan kepada para perempuan Indonesia untuk semangat menulis dan membagikan ilmu yang bermanfaat melalui tulisan-tulisannya.
ReplyDeleteSelamat ulang tahun iidn. Dulu ak juga gabung pas jaman merantau di Hongkong Mba. Seneng banget pas taun lolos audisi bisa jadi buku antologi. Semoga iidn makin sukses dan langgeng
ReplyDelete