Pagi tadi, saya bersama suami dan tiga anak kami ke acara sekolah si nomor empat, Fahri. Sebenarnya hanya ayah, ibu, dan anak yang punya acara yang diundang. Tapi apa daya, kakaknya pengin ikut, trus adiknya kalau ditinggal di rumah ya gimana, dong.. kan masih bayi.. hehe.
Jadilah kami berlima naik sepeda motor. Undangannya pukul 07.30, tapi kami berangkat pukul 08.15, dong. Dan sampai di sekolah pukul 08.25. Huhu.. ya biasa lah, mempersiapkan anak-anak plus bayi tuh banyak molornya (itu saya, sih ðŸ¤). Apalagi si kecil harus saya minumi obat dulu, soalnya badannya masih anget karena masih batuk pilek.
Materi parenting pada family gathering yang dibuat outdoor, terkesan santai dan akrab. |
Oiya, acara sekolah si nomor empat itu adalah family gathering. Karena ini masih kelas Play Group (PG), acara family gathering-nya kecil-kecilan saja dan hanya sebentar, sih. Tempatnya di sekolah saja, dan acara intinya hanya pemberian materi parenting dan sedikit lomba untuk anak-anak bersama orang tua. Karena kalau kelamaan, mungkin takutnya anak-anak capek dan bosan.
FYI, di acara tadi anak-anak dipisah dari orang tuanya yang sedang mengikuti materi parenting. Anak-anak ditemani para ustadzah untuk bermain dan mewarnai gambar bersama. Sehingga orang tua bisa fokus menyimak materi 😊.
Saya senang saja dengan acara seperti ini. Kalau bisa ya menambah ilmu (soalnya seringnya konsentrasi ke anak ðŸ¤), menambah kedekatan dengan orang tua murid lain, dan refreshing.
Dulu saat kakaknya Fahri di TK juga pernah ada acara family gathering dan tempatnya di luar sekolah. Di acara itu ada outbound, makan bersama, renang, dan lain-lain. Acaranya lebih lengkap pokoknya. Jadi lebih seru juga.
Tapi tak apalah, di PG ini acaranya masih kecil-kecilan. Nanti kalau sudah di TK biasanya memang lebih bervariasi acaranya.
Baca juga: Bahasa Cinta Anak-anakku, Semua Tak Sama.
Setiap Anak Punya Masanya Sendiri
Kembali ke acara family gathering tadi pagi. Karena berangkatnya "seenaknya", alhasil kami benar-benar terlambat, dong, di acara itu. Kami tiba di sekolah saat materi parenting sedang berlangsung. Huwaa.. enggak tahu awalnya gimana, tiba-tiba saya harus menyimak materi yang sudah jalan. Yah, enggak apa-apa. Nikmati saja, dan terima materi yang bisa diterima. Hehe.
Materi parenting tadi pagi dibawakan oleh narasumber Bapak Nur Eko Kiswantoro, M.Psi, Psikolog. Dari namanya sudah jelas, ya, beliau ini adalah seorang psikolog, selain sebagai pendidik juga. Beliau ini (beserta rekan-rekan psikolog satu timnya) yang biasa memberikan tes psikologi pada acara penerimaan murid di sekolah anak kami.
Pagi tadi, beliau membawakan tema tumbuh kembang anak usia dini. Beliau menjelaskan tentang stimulasi pada anak usia golden age, aspek-aspek perkembangan anak, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak, dan seterusnya.
Ada yang menarik bagi saya saat sesi tanya jawab. Salah satu peserta (seorang ibu) memberikan pertanyaan (atau seperti curhat, hehe..) tentang dua anaknya yang berbeda. Si kakak suka bercerita tentang apa saja yang dipelajarinya di sekolah, tetapi rupanya adiknya sangat berbeda. Si adik kalau ditanya apa yang dipelajari di sekolah seringnya menjawab "aku enggak belajar apa-apa". Kemudian si adik ini dikatakan ibunya juga suka bermain semaunya, usil, dan sebagainya.
Bagaimana tanggapan bapak Eko?
Baca juga: Jangan Khawatir Anak Bermain Kotor, Karena Banyak Manfaatnya!
Bahwa, tenanglah, setiap anak punya masanya sendiri-sendiri. Mungkin si adik memang belum masanya mau bercerita tentang apa yang dipelajarinya di sekolah, mungkin si adik sedang ada pada masa usil kepada temannya, dan seterusnya. Nanti, ada masanya dia mau terbuka pada ibunya, rajin belajar, dan seterusnya.
Yap, seperti yang pernah saya baca juga, bahwa "setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya".
Bahwa setiap orang memiliki waktu sukses yang berbeda-beda.
Bahwa, lama atau tidaknya seseorang dalam berproses bukan tolak ukur kesuksesan mereka. Karena kesuksesan tidak hanya dilihat dari hasilnya, tetapi dilihat juga dari prosesnya.
Ketika proses kita lebih lama dari orang lain, bukan berarti kita gagal!
Yap, demikian halnya yang terjadi pada anak-anak. Enggak perlu kita membanding-bandingkan seorang anak dengan anak lain. Jangan sampai menghakimi anak bahwa dia lamban, belum bisa begini begitu seperti anak-anak lain. Enggak, anak tersebut bukannya enggak bisa, tapi mungkin belum saatnya saja.
Yaa.. gitu, deh. Salah satu ilmu yang nempel di otak saya tadi pagi. Soalnya ini related banget sama anak-anak saya juga. Hehehe. Seperti yang saya tulis sebelumnya, soal menilik kesiapan anak balita belajar formal. Secara enggak langsung dibahas sama bapak psikolog, deh, tadi pagi 🤗
Hemm.. mungkin itu dulu, ya, yang bisa saya sampaikan kali ini. By the way, tadi lombanya cukup seru, yaitu anak ditutup matanya pakai kain dan disuruh cepet-cepetan menemukan ayahnya yang berdiri agak jauh di depannya. Hehe. Sayangnya cuma itu saja lombanya. Jadi hanya sebentar dan sudah selesai.
Ya sudah.. sekitar pukul 10.15 kami pulang 😄
Alhamdulillah.. sudah dapat ilmu dan refreshing juga 🥰
Halo
ReplyDelete