Alhamdulillah.. seneng banget akhirnya kami sekeluarga bisa mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo di akhir bulan Mei 2023 lalu. Memang sejak melihat postingan seorang teman di Instagram yang sedang berfoto di masjid itu, saya jadi envy. Hihi.
Masjid Raya Sheikh Zayed Solo di halaman dalam. |
Iya, saya jadi kepingin banget berkunjung ke sana juga. Apalagi saya ini orang Solo, sedangkan teman saya itu bukan orang Solo. Masa, sih, saya malah belum pernah ke masjid besar nan megah di kampung halaman sendiri? 🤭
Qodarullah, tanggal 19 Mei 2023 lalu salah satu bulik saya yang rumahnya di Solo meninggal dunia. Tentu saja kami sekeluarga ingin segera bertakziah ke sana. Namun apa daya, karena kendala berkaitan dengan pekerjaan suami saya, jadi kami belum bisa berangkat saat itu juga.
Lalu akhirnya kami sekeluarga (saya, suami, 5 anak, serta bapak dan ibu saya) bisa ke Solo pada tanggal 28 Mei 2023 lalu. Ya, sudah lama dari hari H, sih. Tapi tak apa, niat kami ingin bersilaturahmi dengan saudara-saudara di Solo yang telah ditinggalkan bulik. Dan.. tentu saja, kami ingin sekalian mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed 😊
Alhamdulillah perjalanan kami dari Sidoarjo ke Solo di hari Minggu itu lancar. Jalan tol relatif sepi, dan setelah turun tol juga ramai lancar. Keluarga di Solo (Solo masih ke selatan agak jauh, sih.. yaitu di Sukoharjo, hehe..) yang sudah menanti-nanti kami sejak bulik meninggal pun menyambut kami dengan sukacita.
Sementara itu, seperti pepatah Jawa, kami ini seperti "tumbu oleh tutup" (yang artinya kurang lebih mendapatkan kecocokan, pas, atau klop). Yap, kami yang sejak dari rumah ingin mampir ke Masjid Sheikh Zayed saat di Solo, ternyata beberapa sepupu saya juga merekomendasikan untuk ke sana. Ya gimana, masjid raya itu baru dibuka untuk umum mulai 1 Maret 2023 lalu. Jadi masih fresh, gitu. Istilahnya masih hits gitu, lah 😊
Mereka memberikan gambaran mengenai akses jalan ke sana, bagaimana tempat parkirnya, dan lain-lain. Sehingga kami sudah mendapatkan gambaran dari mereka yang sudah pernah ke sana secara langsung, sebelum kami benar-benar berkunjung ke masjid raya itu.
Berkunjung ke Masjid Raya Sheikh Zayed
Senin pagi, tanggal 29 Mei 2023, kami menyusuri jalanan kota Solo menuju Masjid Raya Sheikh Zayed. Sebelum ke sana, kami mencari sarapan dulu.
Kami ingin menikmati nasi liwet yang biasanya dibelikan sama bulik (bulik lain, yang tinggal di Serengan, Solo). Namun kali itu kami ingin nyarap di warungnya langsung. Maka bulik ngasih ancer-ancer, nanti setelah keluar jalan ini tinggal nyebrang, bla bla bla. Namun ternyata kami enggak bisa menemukannya! Huhu.
Akhirnya kami nyarap nasi liwet di dekat pintu keluar Keraton Solo. Lumayan sih rasanya. Meski seingat saya lebih enak nasi liwet yang dekat rumah bulik itu. Hehe.
Ya sudah, setelah kenyang, kami jalan-jalan sebentar mengelilingi Keraton Solo dan alun-alun Utara maupun Selatan. Setelah itu, baru cussss ke Masjid Raya Sheikh Zayed.
Meskipun kami sudah diberikan ancer-ancer atau gambaran akses jalan menuju ke sana, tapi tetappp.. kami mengandalkan Google Maps juga. Hehe. Dari keraton Solo kami melewati jalan Slamet Riyadi, lalu Pasar Gedhe, terusss sampai jalan Monginsidi tempat SMA 1 dan 2 Surakarta itu, lalu ketemu jalan D.I. Panjaitan.
Dari situ belok kiri kurang lebih 200 meter sampailah di (salah satu) tempat parkir Masjid Raya Sheikh Zayed. Kami parkir di sebelah utara masjid, yaitu di depan sebuah ruko, karena tempat parkir di situ ternyata belum jadi. Lalu kami berjalan kaki kurang lebih 100 meter.
Dan.. Alhamdulillah.. akhirnya kami sampai di depan Masjid Raya Sheikh Zayed nan megah.
Masjid Sheikh Zayed terlihat dari tempat parkir (sisi utara masjid). |
Aturan Masuk ke Masjid Raya Sheikh Zayed
Dari mobil kami membawa beberapa minuman. Tiga anak membawa minuman es dalam plastik yang dibeli di area keraton, sedangkan saya membawa sebotol air mineral yang saya masukkan ke dalam tas. Eh, ternyata waktu di pintu masuk masjid, petugas melarang kami membawa minuman-minuman tersebut.
Alhasil kami segera meminum tiga plastik minuman es tersebut. Ya enggak habis, lah. Huhu. Masih sisa-sisa sedikit akhirnya kami buang. Sedangkan air mineral di dalam tas saya, aman. Karena enggak terlihat, sih. Hehe.
Ternyata aturan masuk masjid Sheikh Zayed tidak boleh membawa barang-barang tertentu. Barang-barang yang dilarang dibawa masuk antara lain makanan dan minuman, rokok, benda-benda tajam (pisau, gunting, dll), korek api, dll. Bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Barang-barang yang dilarang dibawa masuk masjid (kelihatan enggak? 😀). |
Jadi misalkan membawa benda-benda tersebut, sebagian bisa dititipkan dulu di meja petugas, atau dibuang saja misalkan makanan atau minuman yang tinggal sedikit dan bikin ribet kalau dititipkan. Hehe.
Selayang Pandang Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Kami pun lalu masuk ke dalam masjid. Masya Allah, bangunan dengan dominasi warna putih itu begitu megah dan bersih sekali, baik lantai, dinding-dinding, maupun langit-langitnya.Masjid ini dari pintu masuk ada halaman depan, lalu ada halaman luas di bagian tengah, baru tempat salat di bagian dalamnya lagi. Sayangnya waktu kami ke sana, tempat salatnya sedang dibersihkan dan ditutup serta dikunci, jadi kami enggak bisa masuk ke dalam.
Sejak masuk ke halaman masjid, selain dominasi warna putih pada dinding-dinding masjid, yang mencolok bagi saya adalah lantai masjid. Hampir di seluruh bagian masjid lantainya bermotif batik kawung besar-besar. Ini tentunya merupakan ciri khas dari masjid yang berada di kota Solo sebagai kota batik, ya 😊
Motif batik kawung pada lantai masjid (kelihatan enggak? Hehe). |
Untuk lantai di bagian dalam (tempat salat), hasil saya mengintip dari celah pintu, lantainya dilapisi dengan karpet dengan motif batik lain (yang saya enggak tahu namanya 😬). Namun konon motif batik tersebut perpaduan batik khas Solo dan batik Pekalongan.
Oiya, FYI, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang bergaya Timur Tengah ini dana pembangunannya murni merupakan dana hibah dari pemerintah UAE (United Arab Emirates atau Uni Emirat Arab). Masjid ini dihibahkan langsung oleh presiden UAE Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo. Sehingga masjid ini menggambarkan persahabatan antara UAE dan Indonesia.
Masjid yang menyerupai miniatur masjid di Abu Dhabi ini dibuka untuk umum mulai tanggal 1 Maret 2023 lalu. Dan sampai sekarang masih dalam tahap pembangunan khususnya untuk lokasi parkir. Terdapat beberapa titik lokasi parkir, ada yang sudah selesai pembangunannya namun ada pula yang belum (seperti yang menjadi lokasi parkir kendaraan kami, di sisi utara masjid).
Mengutip dari berbagai sumber, lantai marmer masjid ini didatangkan dari Italia, sedangkan dinding marmernya dari Turki. Namun untuk karpet masjid yang bermotif batik itu merupakan produk dalam negeri Indonesia.
Masjid Sheikh Zayed Solo ini terlihat megah dan indah karena bangunannya dominan warna putih, punya banyak kubah dengan beberapa ukuran yang berbeda, beberapa menara yang tinggi, juga lorong-lorong dengan pilar-pilar kokohnya yang berwarna putih berpadu warna emas menjadikannya sangat cantik.
Di bagian interior masjid juga sangat cantik. Selain karpetnya yang bermotif batik sangat indah, di beberapa bagian dinding terdapat gambar bunga-bunga yang indah. Ada pula asmaul husna di dinding yang ditulis dengan tinta emas dan dihiasi dengan pahatan bunga-bunga.
Masjid ini juga dilengkapi dengan taman-taman mungil yang menjadikan masjid terasa sejuk. Ada juga kolam-kolam dengan air yang bersih.
Area masjid yang luas dan bersih menjadikan anak-anak saya seneng banget dan betah di sana. Mereka juga asyik lari-larian. Hihihi..
Untuk tempat wudhu dan toiletnya sangat luas dan bersih. Ada 100 tempat wudhu yang disediakan, dan banyak sekali toilet. Toiletnya ada yang model duduk dan ada pula toilet jongkok. Jadi kita bisa pilih mau menggunakan yang mana, disesuaikan dengan kebutuhan (misal orang tua/sepuh mungkin lebih mudah pakai toilet duduk).
Selain toilet, tentu saja ada fasilitas-fasilitas lain di masjid Sheikh Zayed Solo yang mendukung aktivitas ibadah umat Islam. Seperti adanya perpustakaan, yang sayangnya saya hanya sempat lewat di depannya (karena keterbatasan waktu tidak sempat masuk). Lalu tersedia lift untuk memudahkan jemaah yang ingin ke lantai atas.
Emm.. sepertinya itu saja yang bisa saya ceritakan tentang Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Alhamdulillah waktu kami ke sana pengunjung tidak terlalu ramai, karena hari itu hari Senin. Kata sepupu saya kalau weekend atau hari libur pengunjung sangat ramai.
Jadi sekadar masukan, nih, kalau ingin ke sana dengan suasana yang tidak terlalu ramai, sebaiknya saat weekday saja dan bukan di hari libur. Hehe. Dan, kalau mau ke sana pagi ya pagi sekali agar tidak kepanasan. Atau sore hari juga bisa karena panasnya enggak menyengat. Nah, kalau malam hari, kita akan bisa menyaksikan keindahan masjid ini dengan pesona lampu-lampu yang ditata sedemikian rupa (saya lihat di foto-foto dan video-video di internet, sih.. 😁).
Oke, demikian cerita saya tentang berkunjung sejenak ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Jangan lupa mampir ke sana jika sedang ke Solo, ya. Oh ya, alamatnya di sini:
Cinderejo Lor, RT.06/RW.05, Gilingan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57134.
(buka Google Maps, beres 😄).
Semoga bermanfaat!
No comments
Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.