Sumber gambar: https://fishgo.id |
“Skill mereka dalam melihat rasi bintang, bahkan ada yang memasukkan tangan ke air, gitu, bisa tahu oh kalau hari ini, di sekitar ini, ikannya banyak. Ya memang terbukti, tapi bagaimana mewariskan skill mereka ini ke anak-anak muda?”
Itulah sekelumit kalimat yang diucapkan oleh I Gede Merta Yoga Pratama pada acara AstraTalks 15th SATU Indonesia Awards 2024, akhir Oktober lalu. Menurut saya menarik sekali apa yang dikatakan oleh Yoga, panggilan putra Bali tersebut. Peraih apresiasi SATU Indonesia Awards (dari Astra) tahun 2020 lalu untuk bidang Teknologi ini begitu perhatian pada “sustainability” atas pekerjaan nelayan di Bali pada khususnya.
“Pak, kemampuan bapak (dalam memprediksi keberadaan ikan di laut) ini 10 atau 15 tahun lagi (membuat orang) nggak akan ada yang mau jadi nelayan.” Begitu yang pernah ia katakan pada salah seorang nelayan di Bali.
Ya, masuk akal. Tentu tidak mudah memiliki skill “alam” seperti itu. Nelayan harus melihat rasi bintang, melihat burung terbang, memasukkan tangan ke dalam air, dan lain-lain untuk mengetahui di mana kumpulan ikan berada, untuk kemudian ditangkap. Tentu perlu latihan dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan dalam waktu singkat.
Lalu, sekalipun sudah memiliki skill seperti di atas, nelayan belum tentu dapat menangkap ikan dalam jumlah yang banyak dalam sehari. Bahkan, kadang mereka pulang dengan tangan kosong, setelah seharian di laut. Cara-cara seperti itu memang tidak selalu efektif, dan nelayan seringkali menghabiskan waktu lebih lama di laut.
Hemm.. memangnya, tidak ada cara lain agar pekerjaan sebagai nelayan tidak seberat itu?
Sumber gambar: IG @mertayogapr |
Keresahan Yoga pada Pekerjaan Nelayan Tradisional
Itulah keresahan-keresahan yang dirasakan oleh Yoga pada kampung halamannya. Dia melihat pariwisata di Bali berkembang pesat, restoran ramai, dan lain-lain, tetapi mengapa masyarakat lokal yang notabene sebagian besar adalah berprofesi sebagai nelayan, justru tidak mengalami peningkatan ekonomi (baca: miskin).
Cara menangkap ikan dengan metode yang masih sangat tradisional seperti di atas, diperparah dengan fakta bahwa para nelayan itu usianya kebanyakan sudah tua-tua. Bagaimana nanti kelanjutan profesi nelayan ini? Profesi yang berat. Apakah para pemuda mau menjadi nelayan jika nyatanya sesulit itu mendapatkan penghidupan dari sana?
Ketimpangan sosial ekonomi seperti itulah yang membuat Yoga dan teman-temannya bergerak. Menurutnya, teknologi adalah solusinya. Maka Yoga bersama beberapa temannya (tim berjumlah sembilan orang) yang memiliki tujuan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup nelayan lokal, membuat aplikasi yang bernama FishGo. Aplikasi ini dirilis pada tahun 2017 lalu.
Sumber gambar: https://fishgo.id/ |
Selain keresahan-keresahan seperti di atas, Yoga melihat potensi kelautan dan perikanan di Indonesia sangat melimpah sehingga tak boleh disia-siakan. Ditambah dengan pemahaman Yoga tentang cara memetakan ikan (menunjukkan posisi ikan) berdasarkan arus air laut, ia pun melakukan riset lapangan sehingga berhasil merilis FishGo.
Ide dari pembuatan aplikasi ini adalah berasal dari permainan online Pokemon Go yang dulu pernah populer, di mana pemain ditantang untuk berjalan dan mencari Pokemon virtual. Dalam FishGo, nelayan akan dibantu untuk menemukan posisi ikan untuk kemudian ditangkap.
Dengan FishGo ini mereka berharap dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dengan cara memetakan pergerakan ikan dan memprediksi cuaca dengan tepat sasaran, sehingga nelayan dapat melaut dengan aman serta bahan bakar kapal yang digunakan terbuang lebih sedikit.
FishGo Berupaya Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan
Jadi FishGo adalah aplikasi pelacak posisi ikan berbasis navigasi, yang membantu nelayan menemukan lokasi ikan dengan lebih cepat dan mengurangi jumlah bahan bakar yang terbuang selama melaut. Aplikasi ini ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional khususnya waktu itu di Kabupaten Badung, Bali.
Sumber gambar: IG @fishgo.id |
FishGo dapat memprediksi lokasi ikan berdasarkan pergerakan arus laut dan memberikan informasi cuaca melalui teknologi pemetaan dan navigasi. Nelayan dapat melaut dengan lebih aman dan efisien, menghemat bahan bakar, dan menghemat waktu mencari ikan.
Dalam aplikasi FishGo ini ada beberapa fitur unggulan, yaitu:
- Daerah Potensial Tangkapan Ikan
- Waktu Penangkapan Terbaik
- Rute Melaut yang Aman
- Informasi Prakiraan Cuaca Tiap Jam
- Informasi Pasang Surut Air Laut
- PATRIOT (Pendeteksi Area Tangkapan Ikan dengan Sistem Internet of Things (IoT))
Fitur-fitur tersebut ditujukan untuk mengetahui informasi cuaca harian, meminimalisir faktor kecelakaan di laut, menambah lokasi potensial jenis ikan baru, mengetahui jumlah user aktif, dan alat pendeteksi biomassa ikan dengan sistem IoT (Internet of Things). Melalui penambahan fitur tersebut diharapkan akan mampu menambah manfaat aplikasi FishGo untuk meningkatkan taraf hidup nelayan tradisional.
Sumber gambar: IG @fishgo.id |
Sedangkan keuntungan menggunakan FishGo yaitu:
- Posisi ikan sudah ditentukan. Nelayan dapat mengetahui lokasi ikan, yaitu daerah potensial penangkapan ikan komoditas utama nelayan (tongkol, kenyar, lemuru, layur). Aplikasi ini dapat menentukan posisi ikan secara real-time dengan jangkauan kedalaman 1-40 meter, daya aktif selama 4-8 jam, dan mudah dibawa oleh nelayan tradisional.
- Menghemat bahan bakar
- Hasil tangkapannya lebih banyak
Dengan menggunakan FishGo, nelayan yang sebelumnya memerlukan waktu melaut selama 18 jam, sekarang hanya butuh waktu sekitar 6 jam saja.
Seperti dikatakan oleh Yoga, jadi sekarang nelayan itu sebelum melaut sudah tahu, “Oh saya mau nangkap baby tuna nanti sore jam 06.00, koordinatnya ada sekian mil dari garis pantai, jarak tempuhnya berapa kilo, kemudian perkiraan estimasi bahan bakarnya berapa.”
FishGo dibangun untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir yang sampai saat ini masih kesulitan untuk mengakses pendidikan dan kesehatan akibat fluktuasi penghasilan para nelayan tradisional. Yoga dan tim FishGo terus berproses memahami kesulitan para nelayan sehingga dapat memberikan solusi yang tepat sasaran. FishGo diharapkan akan semakin berkembang dan memperluas dampaknya bagi nelayan di seluruh Indonesia.
Tantangan Masuk ke Nelayan Tradisional
Awalnya tentu tidak mudah untuk mengubah kebiasaan para nelayan tradisioanal, seperti yang disebutkan di awal tulisan ini. Yoga dan kawan-kawannya dianggap anak bawang. Namun mereka tetap bertekad mengubah kondisi sosial ekonomi para nelayan tradisional itu dengan teknologi.
Bimbingan dan dukungan penuh pun datang dari Pemerintah Kabupaten Badung, khususnya dari Bupati dan Kepala Balitbang Badung. FishGo mendapat suntikan dana sekitar satu milyar untuk mengembangkan FishGo. Pemerintah Kabupaten Badung percaya bahwa generasi muda memiliki tempat untuk bermanfaat di masyarakat.
Kemudian setelah Yoga menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020, publikasi yang didapatkan FishGo sangat luar biasa. Hal ini menjadikan kolaborasi lebih mudah. Seperti, yang sebelumnya baru sedikit nelayan pengguna FishGo (hanya di Bali), kemudian nelayan dari Sulawesi, Jawa Barat, dan lain-lain menghubungi Yoga untuk berkolaborasi. Dari sana terbangun koneksi yang semakin luas. Hal ini semakin memudahkan tim FishGo melakukan pendekatan kepada para nelayan tradisional di Bali.
Kemudian untuk meningkatkan pemahaman penggunaan aplikasi FishGo dan alat IoT yang dikembangkan, Tim FishGo secara rutin memberikan pelatihan dan berkolaborasi dengan Kelompok-Kelompok Nelayan Tradisional di Kabupaten Badung, Bali.
Sumber gambar: IG @fishgo.id |
Kini, banyak nelayan yang telah merasakan manfaat penggunaan FishGo. Hasil tangkapan nelayan meningkat secara signifikan, naik dari 40 hingga 60 kg per hari menjadi rata-rata 100 kg per hari. FishGo menghemat waktu dan membantu meningkatkan pendapatan nelayan. Jumlah user FishGo hingga tahun 2024 ini ada sekitar 6.000 user.
Yoga juga berharap inovasi ini dapat terus berkembang dan membantu industri perikanan Indonesia lebih banyak lagi.
Begitulah, Yoga adalah seorang pemuda visioner asal Bali yang telah berhasil merevolusi industri perikanan di Indonesia melalui aplikasi FishGo. Dengan memanfaatkan teknologi yang canggih, FishGo telah memberikan solusi yang efektif bagi nelayan tradisional dalam meningkatkan hasil tangkapan dan efisiensi kerja. Selain itu, aplikasi ini juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan laut dan pembangunan ekonomi di daerah pesisir.
Jadi sangat layak jika pada tahun 2020 lalu Astra mengganjar Yoga dengan apresiasi SATU Indonesia Awards untuk bidang Teknologi, dengan karyanya FishGo, Pelacak Ikan Berbasis Navigasi. FYI, SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards adalah apresiasi dari PT Astra International Tbk untuk para pemuda yang inspiratif, yang mau dan mampu melakukan perubahan untuk orang-orang di sekitarnya, untuk bangsa dan negara Indonesia. Apresiasi ini meliputi bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Kisah sukses Yoga ini membuktikan bahwa inovasi teknologi dapat menjadi kunci untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk dalam sektor perikanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
*****
Sumber:
- https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards
- https://fishgo.id/
- IG @mertayogapr
- IG @fishgo.id
Menggabungkan teknologi dengan kearifan lokal, membantu nelayan tradisional yang sering bergantung pada insting alam. Keren banget pastinya
ReplyDelete