Kakak Aman Indonesia Memeluk Erat Anak-Anak dari Jahatnya Kekerasan Seksual


Siapa yang menduga ada paman yang tega melakukan kekerasan seksual kepada keponakannya sendiri? Bahkan, siapa sangka ada ayah yang tega melakukan kekerasan seksual kepada anak kandungnya sendiri? Dunia memang sudah gila. Orang-orang terdekat kadang justru yang menjadi pelaku kekerasan seksual pada anak.


Anak-anak mendapat edukasi tentang kekerasan seksual (Sumber gambar: IG @kakakaman.id)


Tentunya teman-teman sudah sering mendengar (membaca) berita-berita tentang kekerasan seksual yang menimpa anak-anak. Kasus-kasus kekerasan seksual pada anak hampir setiap hari kita baca di media sosial, di berita-berita, bahkan di telinga kita sendiri karena kasusnya ada di dekat kita.

Berdasarkan data KemenPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), kasus kekerasan pada anak terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2021 ada 11.952 kasus dan 58% diantaranya adalah kasus kekerasan seksual. Pada tahun 2022 ada 21.241 kasus dan 45% diantaranya adalah kasus kekerasan seksual. Lalu pada tahun 2023, kasus kekerasan pada anak ada 18 ribuan kasus dan 11.000 di antaranya adalah kekerasan seksual pada anak (sekitar 60%).

Kita tentu marah, sedih, benci, ingin berkata kasar dan semacamnya, setiap mendengar berita-berita seperti itu. Perasaan-perasaan negatif seperti itu hampir selalu menghampiri kita. Tetapi, kita bisa apa?

“Kita semua sepakat kita sebel sama kasus-kasus itu. Tapi apa gitu selanjutnya? Kita ini bisa apa? Apakah hanya diam dan menyaksikan, sementara anak-anak Indonesia anak-anak kita di luar sana itu tumbuh berkembang setiap harinya tanpa ada yang memberitahu mereka, gimana caranya melindungi dirinya sendiri dari kekerasan seksual?”

Begitulah yang diucapkan oleh seorang Hana Maulida di panggung Awarding 15th SATU Indonesia Awards 2024 pada akhir Oktober kemarin. Hana Maulida adalah salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards dari PT Astra International Tbk. Dia menerima penghargaan tersebut untuk bidang Pendidikan.

Itulah secuil keresahan yang dirasakan Hana ketika mendengar kasus-kasus kekerasan seksual pada anak. Dan, berangkat dari keresahan-keresahan itulah, #GerakanKakakAman dari Kakak Aman Indonesia dimulai.

Hana Maulida (Sumber gambar: https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards)


Apa Itu Kakak Aman Indonesia?

Kakak Aman Indonesia adalah sebuah gerakan inisiatif untuk mengedukasi anak-anak di jenjang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar tentang bagaimana cara melindungi dirinya dari kekerasan seksual. Gerakan ini diinisiasi oleh Hana Maulida bersama dua rekannya yaitu Nining Fatmawati dan Nining Fatimah pada Januari 2023.

Gerakan ini lahir dari rasa prihatin mereka terhadap kekerasan terhadap anak khususnya kekerasan seksual yang semakin banyak. Mereka memulai gerakan Kakak Aman Indonesia dari sebuah sekolah dasar yakni SDN Buah Gede, Kota Serang, Banten, hingga akhirnya gerakan ini dikenal tidak hanya di Kota Serang tetapi juga di Kabupaten Serang dan Cilegon.

Dalam kegiatannya Kakak Aman Indonesia memberikan edukasi tentang seksualitas dan kekerasan seksual pada anak-anak melalui modul. Modul tersebut berisi informasi terkait edukasi seksualitas dan juga tentang kekerasan seksual yang dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti. 

Modul yang pertama adalah khusus untuk pencegahan kekerasan seksual. Mereka mengajarkan tentang private parts atau bagian tubuh pribadi. Jadi mereka mengajarkan bahwa ada bagian tubuh anak yang ketika itu disentuh oleh orang lain artinya orang itu punya niat yang tidak baik pada kita.

Lalu yang kedua adalah memberitahu anak bagaimana harus bersikap ketika menghadapi situasi-situasi yang sulit tersebut. Misalkan ada orang-orang yang awalnya baik tapi dia meminta sesuatu untuk memegang-megang tubuh anak, nah Kakak Aman mengajarkan bahwa anak bisa bilang “TIDAK”. Anak boleh mengatakannya meskipun di masyarakat kita terutama di desa-desa mungkin banyak orang tua yang masih berprinsip bahwa anak-anak harus taat sama orang tua, tidak boleh bilang “tidak”.

Kakak Aman memberitahu pada anak-anak bahwa mengatakan “tidak” itu boleh, hal itu baik untuk memproteksi diri sendiri (jika memang kondisinya sedang sulit seperti tersebut di atas). Lalu lari ke tempat yang aman, lalu bercerita kepada orang dewasa yang mereka percayai.

Kakak Aman menekankan bahwa anak harus berani bercerita kepada orang dewasa yang mereka PERCAYAI. Ya, harus spesifik ceritanya ke orang dewasa yang dipercaya, tidak harus kepada orang tua (jika orang tuanya ada kemungkinan sebagai pelakunya).

Lalu mengapa Kakak Aman Indonesia mengambil sosok “kakak”? Karena sosok kakak adalah seorang yang dekat dengan anak, anak bisa nyaman bercerita layaknya kepada temannya sendiri, sekaligus juga merasa terlindungi di waktu yang sama. Sosok “kakak” itu bisa siapa saja, entah orang tua, paman, bibi, tetangga, guru, mahasiswa, ataupun sesama anak, yang bisa dipercaya.

Kakak Aman Indonesia sedang memberikan edukasi di alun-alun kota (Sumber gambar: IG @kakakaman.id)

Kakak Aman Fokus pada Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak

“Apa sih yang perlu kita kasih ke anak-anak sedangkan sekarang orang terdekat justru yang menjadi pelakunya. Anak-anaknya harus berlindung pada siapa gitu sedangkan orang tua mereka ada yang menjadi pelaku. Sekarang sebut deh siapa sih yang belum jadi pelaku kekerasan seksual? Ada guru, tukang makanan di sekolah, ada kakak sendiri, dan lain-lain. Jadi dari gap itulah kami menemukan bahwa belum ada nih yang mencoba fokus secara massif memberikan pendidikan seksual pada anak-anak. Jadi spesifik ke pendidikan seksual untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak,” tutur Hana.

Jadi Kakak Aman ini fokusnya pada pencegahan kekerasan seksual pada anak. Kakak Aman mencoba memberikan KEKUATAN INTERNAL pada anak untuk bisa mengidentifikasi dan tahu bagaimana harus bertindak ketika mengalami kekerasan seksual. Kakak Aman mengajarkan anak bagaimana cara melindungi dirinya dari kekerasan seksual.

Melalui #GerakanKakakAman mereka memberikan edukasi yang menyenangkan kepada anak mengenai bagian tubuh mana yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain. Jika orang lain mencoba melihat dan menyentuh bagian tubuh anak apalagi memaksa, maka anak harus tahu bahwa orang tersebut berniat jahat, dan anak sedang berada pada situasi “sulit”. Maka anak harus berani bertindak.

Ya, apa yang dilakukan Kakak Aman sebenarnya sederhana, yaitu memberitahu setiap anak bahwa mereka harus BERANI melakukan 3 sikap ini ketika dihadapkan pada situasi “sulit” yang mengarah pada kekerasan seksual:

  1. Bilang tidak (atau teriak)
  2. Lari ke tempat yang aman
  3. Melapor kepada orang yang dapat dipercaya

Sehingga ketika anak dihadapkan pada situasi “sulit”, anak tidak bingung dan tahu apa yang harus dia lakukan.

Seperti telah disinggung di atas, materi tentang kekerasan seksual pada anak memang tema yang berat. Maka untuk menyampaikan materi seberat itu, perlu pendekatan yang ringan dan menyenangkan bagi anak. Kakak Aman punya cara untuk menyampaikan hal itu, yaitu melalui:

  • Story telling (mendongeng)
  • Games
  • Dialog interaktif
  • Bernyanyi dan menari
  • Fun worksheet
Selain bersenang-senang dengan membawakan cerita, bernyanyi, games dan lainnya, satu hal penting yang dilakukan oleh Kakak Aman adalah BERDIALOG dengan anak-anak.

Mengapa dialog? Karena anak butuh pemahaman yang utuh untuk dapat memahami: kenapa bagian tubuh tertentu tidak boleh dilihat atau dipegang orang lain? Kenapa kita harus berani menolak jika menghadapi situasi yang tidak membuat kita nyaman? Dan masih banyak lagi.

Sumber gambar: IG @kakakaman.id


Dengan cara-cara yang menyenangkan seperti itu, harapannya masyarakat dapat dengan mudah menyadari bahwa pendidikan seksual merupakan sebuah kebutuhan yang penting untuk diajarkan sejak dini. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah anak memahami konsep bagian tubuh pribadi  berikut cara menjaganya, serta bagaimana harus bertindak ketika berada dalam situasi sulit atau membuat mereka tidak nyaman.

Dalam #GerakanKakakAman para volunteer juga memberikan pengertian kepada para guru dan orang tua setelah kegiatan dengan anak-anak, bahwa mereka hanya “memantik” saja. Tugas orang tua, guru, dan orang-orang dewasa yang di sekitar anak itu lebih penting karena merekalah yang bisa mengingatkan anak setiap hari.

Oh ya, para volunteer Kakak Aman ini sebelum mengedukasi anak-anak tentang pendidikan seksual, mereka direkrut dengan memastikan bahwa mereka AMAN (tidak pernah melakukan tindak kekerasan/perlakuan salah). Mereka juga kerap ditraining diantaranya training tentang kode etik bekerja bersama anak.

Sumber gambar: IG @kakakaman.id


Hana Maulida dan Kakak Aman Indonesia: Bersama, Berkarya, Berkelanjutan

Kiprah Hana Maulida dan Kakak Aman Indonesia semakin hari semakin menebar manfaat bagi sekitar, terutama pada anak-anak di Serang dan sekitarnya. Banyak anak telah teredukasi mengenai kekerasan seksual pada anak. Para guru dan orang tua pun mendukung gerakan dari komunitas ini.

Edukasi yang benar mengenai kekerasan seksual ini memang sangat penting untuk diketahui anak-anak sejak dini. Agar mereka punya pengetahuan yang cukup dan berikutnya berani bertindak jika menghadapi “situasi sulit” tersebut.

Kakak Aman Indonesia telah bekerja keras untuk kebaikan anak-anak Indonesia. Hal ini merupakan perwujudan dari pendidikan berkelanjutan, mendidik generasi muda agar kelak menjadi manusia-manusia yang bersih dan tangguh untuk Indonesia.

Maka tak heran jika Hana Maulida sebagai founder Kakak Aman Indonesia pada tahun ini meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 dari Astra untuk Bidang Pendidikan. Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards ini merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Hana bersama Kakak Aman Indonesia memang pantas disebut sebagai Sahabat Pelindung Anak dari Kekerasan Seksual. Mereka memeluk erat anak-anak dari jahatnya kekerasan seksual. Mereka telah menginspirasi banyak pihak atas dedikasinya pada bidang pendidikan. Mereka adalah generasi muda yang mendidik dengan tulus, dari hati, untuk masa depan anak-anak Indonesia. Mereka telah memberikan dampak positif bagi bangsa ini.

Hana pun mengatakan bahwa harapannya adalah ingin sebanyak-banyaknya orang tahu tentang edukasi kekerasan seksual pada anak ini, dan akhirnya bisa mempraktikkan juga apa yang telah dilakukan oleh Kakak Aman Indonesia. Karena Kakak Aman adalah sebuah gerakan atau movement, yaitu komunitas yang ingin selalu bergerak maju dan bisa membawa dampak yang lebih luas lagi untuk Indonesia.


****

Sumber:

  • https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards
  • YouTube SATU Indonesia (Awarding 15th SATU Indonesia Awards 2024)
  • https://www.instagram.com/kakakaman.id


No comments

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.